Medan (ANTARA News) – Pemerintah telah membiayai iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk 92,4 juta warga tidak mampu sebagai upaya kuat mendukung program jaminan sosial yang dilaksanakan sejak 2014.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kementerian Koodinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sigit Priohutomo di Medan, Sumatera Utara, Sabtu, mengatakan jumlah itu merupakan 36,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang dibiayai sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran.
“Pemerintah mempunyai komitemen kuat dalam mendukung program JKN. Salah satunya dengan telah dialokasikannya lima persen anggaran belanja negara untuk sektor kesehatan sejak 2016 dan minimal 10 persen anggaran daerah,” katanya pada pertemuan tingkat tinggi mahasiswa kedokteran di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Ia mengatakan jumlah 92,4 juta jiwa itu merupakan bagian dari 174 juta warga Indonesia yang telah menjadi peserta JKN.
Menurut dia, keberhasilan dalam menjangkau hampir 66,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia untuk mengikuti JKN itu tidak lepas dari dukungan semua pihak.
“Prinsip utama JKN adalah gotong royong. Bila saudara kita yang sakit harus ditolong oleh yang sehat. Untuk itu, kepesertaan dan kontinuitas pembayaran iuran menjadi kunci utama program ini,” katanya.
Dia berharap seluruh warga Indonesia dapat segera bergabung dalam JKN dengan menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan tidak menunggu sakit dulu untuk bergabung.
Di depan ratusan mahasiswa kedokteran, Sigit mengajak Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia untuk menyosialisasikan kepada seluruh mahasiswa agar program JKN sukses.
Pada bagian lain, Sigt mengatakan pemerintah telah berusaha meningkatkan kesehatan dengan pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya promotif dan preventif.
Ia mengatakan saat peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-52 pada 2016, pemerintah telah mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan mendorong tiga langkah.
Ketiga langkah itu adalah memperbanyak makan buah dan sayur, berolahraga secara teratur dan memeriksakan kesehatan secara teratur untuk deteksi dini.
“Kita perbanyak makan dan sayur. Kalau rapat-rapat sebaiknya dihidangkan buah-buahan dan bukan kue-kue yang banyak mengandung karbohdrat. Nanti malah bisa jadi diabetes,” katanya.
Dia juga mengajak para mahasiswa kedokteran untuk ikut menyosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017