in

Pemerintah Malaysia Sikapi Insiden Bendera Terbalik

Tak Cukup Hanya Permintaan Maaf

Desakan dan kekecewaan Pemerintah Indonesia terkait penyelenggaraan SEA Games di Kuala Lumpur, Malaysia, membuat hubungan kedua negara kembali panas dingin. Pemerintah Malaysia merespons cepat agar kasus tersebut tidak meluas. Namun, banyak kalangan menilai bahwa Pemerintah Malaysia tak cukup hanya mengucapkan permintaan maaf.

Lewat dua pejabatnya masing-masing Menpora Malaysia Khairy Jamaluddin dan Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato’ Sri Anifah Haji Aman, Pemerintah Malaysia mengajukan permintaan maaf secara lisan dan tertulis. 

”Ini suatu kesalahan yang besar dan saya sebagai pihak tuan rumah telah memohon maaf kepada Pak Imam selaku menpora dan memohon maaf pada seluruh rakyat Indonesia,” beber KJ, panggilan Khairy Jamaluddin dalam pertemuan di Hotel Shangrri-La Kuala Lumpur, kemarin (20/8).

Menpora Imam Nahrawi didampingi Erick Thohir (Ketua KOI) dan Aziz Syamsuddin (CdM Indonesia) dalam pertemuan itu mengatakan bahwa peristiwa tersebut  menyisakan pelajaran besar. Terlebih Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk Asian Games 2018 mendatang. ”Kita ingin beri yang terbaik, hati harus lapang dan luas apalagi dalam mengukuhkan persahabatan kita,” ujarnya.

Menlu Malaysia YB Dato’ Sri Anifah Haji Aman dalam permintaan maafnya menyatakan penyesalannya atas kesalahan yang tidak disengaja yang dilakukan oleh panitia atas publikasi salah bendera Indonesia di buku sovenir,” tegasnya dalam keterangan resmi, Minggu (20/8).

YB Dato’ Sri Anifah Haji Aman mengatakan atas nama Pemerintah Malaysia, pihaknya menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah dan rakyat Indonesia. Mereka meyakinkan Pemerintah Indonesia semua tindakan telah dilakukan sesuai prosedur untuk mengatasi situasi yang tidak menguntungkan bagi Indonesia.

”Yang Mulia Bapak Imam Nahwari, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia kami sudah bertemu untuk menjelaskan kesalahan dan penyampaian penyesalan dan permintaan maaf atas nama MASOC Malaysia,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menuturkan sangat menyesalkan insiden bendera merah putih yang tercetak terbalik di buku acara pembukaan SEA Games, pada Sabtu (19/8) itu. Tapi, dia berharap persoalan itu tidak sampai membesar. ”Tapi tidak usah dibesar-besarkan,” ujar Jokowi usai penyerahan sertfikat tanah di Jabodetabek, kemarin (20/8).

Dia pun menuturkan, Pemerintah Malaysia harus meminta maaf atas insiden itu. Indonesia pun menunggu itikad baik tersebut. ”Karena ini menyangkut sebuah kebanggaan nasionalisme dari bangsa kita Indoensia. Saya kira nanti kita menunggu permintaan maaf resmi,” tambah dia.

Terpisah, peneliti hubungan internasional Evi Fitriani meyakini kalau kesalahan pencetakan gambar bendera itu dilakukan secara sengaja. Karena, buku panduan acara itu diedarkan pada SEA Games yang persiapannya lumayan lama. Semestinya ada quality control yang ketat dari pihak penyelenggara. “Itu kesalahan konyol. Mereka tidak respect dengan kita,” imbuh dia.

Salah satu cara untuk menebus kesalahan itu, bukan hanya meminta maaf. Tapi, harus menarik buku acara dan mengganti dengan cetakan yang baru. ”Pihak Kemenlu atau Kemenpora juga perlu mengecek dokumen atau publikasi lain saat SEA Games yang terkait dengan Indonesia. Jangan-jangan bendera yang terbalik itu juga di jadwal pertandingan,” ujar Evi.

Gambar bendera merah putih terbalik itu memang memanaskan hubungan Indonesia-Malaysia. Sebab, selama ini ada banyak pandangan salah satu bangsa yang paling tidak disukai orang Indonesia adalah Malaysia. Itu merujuk pada persoalan-persoalan yang timbul dari dua negara.”

“Memanaskan hubungan sensifitif Indonesia dan Malaysia. Malaysia kelihatan arogan,” ujar akademisi Universitas Indonesia itu. Dia menyebutkan kemerdekaan Indonesia dan semua simbol negara diraih dengan darah dan air mata para pejuang. Beda dengan Malaysia yang mendapatkan kemerdekaan hadiah dari Inggris.

Dia sendiri pernah punya pengalaman pribadi yang kurang mengenakan terhadap otoritas Malaysia sekitar tiga tahun lalu. Yakni pada saat pekerja migran Indonesia yang akan menyeberang dari Nunukan ke Tawau, Malaysia. Antrean imigrasi begitu sempit dan hampir tidak layak. ”Seperti ikan sarden saja, untuk saya ditarik oleh salah satu orang Konjen Indonesia sehingga bisa keluar dari antrean itu,” imbuh dia.

Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Al Masyhari mengatakan, terbaliknya bendera Indonesia di buku panduan SEA Games 2017 merupakan kesalahan serius. Persoalan itu tidak boleh dianggap enteng, karena berkaitan dengan simbol negara. ”Walaupun mungkin tidak disengaja. Tapi, ini kesalahan fatal,” terang dia kepada koran ini, kemarin 20/8). 

Menurut dia, setelah Pemerintah Malaysia menyampaikan permintaan maaf, sebuah benda yang terdapat bendera Indonesia yang terbalik harus ditarik. Baik buku panduan, merchandise, dan barang lainnya. Panitia bisa secepatnya menarik kembali, sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman dan segera diganti yang baru.”

Politikus PKS itu mengatakan, dia masih heran kenapa masalah itu sampai terjadi. Padahal, tutur dia, dalam kepanitian event internasional ada perwakilan dari Indonesia. Kenapa mereka tidak mengeceknya secara detail sebelum buku panduan itu dibagikan. “Panitia dari Indonesia harus diperiksa, kenapa masalah itu sampai muncul,” tegas dia. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Kembalikan Permindo jadi Ikon Pasar Raya

Ukur Tanah, Pemerintah Libatkan TNI