JAKARTA – Pemerintah memanfaatkan mesin polymerase chain reaction (PCR) yang digunakan untuk melakukan tes viral load HIV/AIDS untuk menguji spesimen Covid-19. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan pemeriksaan Covid-19 di Tanah Air.
“(Percepatan pemeriksaan) juga kita tingkatkan dengan memanfaatkan mesin PCR yang selama ini digunakan untuk melakukan penilaian viral load pada HIV/AIDS,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Rabu (13/5).
Dia menyebutkan pengujian spesimen Covid-19 dengan menggunakan PCR untuk HIV itu dilakukan di DKI Jakarta hingga Papua. Mesin PCR ini sudah tersebar di beberapa kota di daerah Sumatera, khususnya di Nias, kemudian di Kalteng, Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku Utara.
“Mesin ini juga sudah tersebar di berbagai daerah dan ini adalah bagian dari program. Namun, kami sudah lihat di DKI bahwa viral load untuk HIV sudah mampu melaksanakan 2.592 tes di dua rumah sakit,” ujarnya.
“DIY kita tambahkan 480 tes, di Jatim 768 tes, NTT 480 tes, Papua 1.440 tes. Artinya, semakin banyak yang bisa kita lakukan untuk melaksanakan tes,” imbuh Yuri.
Hingga Rabu siang, pemerintah mengonfirmasi penambahan 689 kasus positif Covid-19. Ini merupakan penambahan kasus tertinggi dalam perjalanan kasus Covid-19 di Indonesia, sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Dengan penambahan itu, total pasien Covid-19 berjumlah 15.438 orang. Sementara itu, pasien sembuh Covid-19 disebutkan bertambah 224, sehingga total menjadi 3.287 orang. Namun, juga ada penambahan kasus kematian sebanyak 21 pasien. Dengan demikian, total pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 1.028 orang.
Perlu Koordinasi
Sementara itu, Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menyatakan laboratorium yang melakukan pengujian spesimen untuk virus korona bisa melaporkan hasil pemeriksaan itu kepada Gugus Tugas.
Dalam diskusi virtual bertema Gadung Gara–Gara Covid-19, Doni menyebut banyak laboratorium tidak langsung melaporkan hasil pengujian itu ke Gugus Tugas. Karena masalah itu, penyampaian data kepada masyarakat tidak maksimal.
Doni mengatakan permasalahan tersebut akan diselesaikan dalam waktu dekat. Dia berharap agar penyampaian informasi langsung ke Gugus Tugas itu dapat terlaksana dan dipatuhi oleh setiap laboratorium yang melakukan pengujian.
“Kami harapkan dalam waktu yang tidak lama bisa melaporkan langsung ke Gugus Tugas, nanti kepentingan kami untuk mendistribusikan terutama dalam pelaporan setiap hari oleh Juru Bicara, Pak Achmad Yurianto,” kata Doni.
Berdasarkan catatan Doni, setidaknya terdapat delap an institusi yang memiliki laboratorium dan bisa untuk melakukan pengujian spesimen tersebut. Ia merincikan sejumlah pihak yang memiliki laboratorium itu adalah Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah seperti kabupaten atau kota dan juga provinsi, Kementerian BUMN, BPOM, Kementerian Riset dan Teknologi, perguruan tinggi, Kementerian Kesehatan, dan juga pihak swasta. Karena itu, diperlukan satu garis koordinasi yang kuat sehingga penyampaian data kepada masyarakat dapat berjalan. n P-4