ACEHTREND.CO, SINGKIL | Lebih kurang enam ratusan orang dari berbagai kalangan terutama pelajar, masyarakat umum, termasuk juga Wakil Bupati Aceh Singkil H Sazali S Sos.
Tak ketinggalan, Ketua MAA Aceh Singkil Ustaz H Roesman Hasjmy dan beberapa orang kepala SKPK Aceh Singkil, secara serentak menulis ayat-ayat Al Quran di Lapangan Alun-alun, Pulo Sarok, Aceh Singkil, Senin (30/4/2018).
Gerakan massal menulis Al Quran dalam rangka memeringati Hari Jadi Kabupaten Aceh Singkil ke-19 disiapkan 648 lembar kertas.
Setiap peserta mendapat satu lembar untuk ditulis Al Quran. Sehingga ayat Al-Quran yang ditulis mencapai jumlah 30 juz.
Wakil Bupati Aceh H Singkil Sazali Sos, dalam sambutannya menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan hati warga terutama generasi muda supaya lebih cinta pada Al-Quran.
Apalagi tradisi menulis Al-Quran, itu tambah Sazali, sudah dipraktikan Syekh Abdurrauf Al-Singkili, salah seorang ulama tersohor di Nusantara dari Aceh Singkil.
Syekh Abdurrauflah ulama yang pertama kali, menulis terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Melayu di Nusantara ini.
“Jadi, dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Aceh Singkil ke-19, cucu-cucu, keturunan, dan titisan darah Syekh Abdurrauf, perlu kembali mengikuti jejak ulama terkenal Syekh Abdurrauf itu,” ungkap Sazali.
Dari itu, tambah Sazali, mari kita bersungguh membudaya kembali menulis Al-Quran sehingga di Aceh Singkil tercipta generasi yang Qurani.
Jika generasi Qurani sudah tercipta, maka Aceh Singkil akan mudah dibangun.
Berdasarkan pantauan AceHTrend, peserta sangat antusias mengikuti menulis Al-Quran secara serentak itu. Malah, ada di antara peserta yang sudah berusia lanjut.
“Saya senang menulis Al-Quran ini. Meskipun usia saya sudah lanjut,” tutur Bu Nur Aisyah yang berusia 65 tahun.
Pemandu kegiatan menulis Al-Quran secara serentak KH Farzain menjelaskan, penulisan Al-Quran yang dilaksanakan menggunakan sistem follow the line, yaitu hanya menebalkan dari tulisan tipis yang sudah ada.
Kendati pun begitu, untuk menebalkan ayat-ayat Al-Quran tadi perlu kecermatan, kekhusukan, emosi yang stabil, dan harus taat proses dan aturan.
“Jika hal itu tidak diindahkan, akan susah menebalkan ayat Al-Quran. Malah, hasilnya bisa centang perenang,” ungkap Farzain yang sengaja didatang panitia dari Pulau Jawa.
Menulis Al-Quran itu tambah KH Farzain, perlu dibudayakan dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan kaum muda.
“Kalau sehari saja dapat menulis dua halaman, maka setahun setiap orang bisa punya Al Quran tulisan tangan,” katanya.
Dalam kegiatan menulis Al-Quran secara massal dan serentak, panitia memilih beberapa peserta dari berbagai kategori, antara lain peserta tercepat menulis, terbaik, terkhusuk, dan terbersih menulis.
Adapun peserta penulis tercepat dewasa digondol oleh Ustaz Sulaiman dengan waktu 15 minit 20 detik.
Sedangkan penulis tercepat tingkat anak-anak, Suci Ramadhani dari SDN 1 Silabuhan dengan waktu 19 minit 54 detik. Tercepat kedua M Rizki dengan waktu 22 minit 1 detik.
Kategori penulis terkhusuk tingkat dewasa diraih Wakil Bupati Aceh Singkil H Sazali S Sos, sementara tingkat terkhusuk anak-anak, Annisyah dari SDN 3 Singkil.
Sedangkan peserta terkecil berumur 6 tahun, yakni Farah berasal dari TK Pertiwi, Singkil Utara. Peserta tertua terplih Nur Aisyah.
Kepada pemenang berbagai kategori, panitia memberikan hadiah berupa bingkisan dari berbagai sponsor. Juga panitia memberikan sertifikat kepada para guru pendamping.
Lembaran kertas ayat-ayat Al-Quran sebanyak 30 juz yang telah ditulis dengan menggunakan sistem follow the line, akan disimpan di kantor bupati sebagai bukti sejarah.[]
Komentar