in

Pemko Sawahlunto Bangun Pasar Songket

Produksi Songket Silungkang Capai 70 Ribu Helai per Tahun

Pemko Sawahlunto mencatat ada 1.227 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di daerah itu. Sebanyak 849 UMKM bergerak di bidang kerajinan songket atau tenun silungkang. 

“Produksi songket selama tahun 2016 mencapai 70.224 helai. Nilai jual songket hingga Rp 20 miliar per tahun,” ujar Marwan, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kota Sawahlunto.

Ia menyebutkan, produk kerajinan songket telah beragam dengan harga yang relatif terjangkau. Seperti sarung bantal, kursi sofa berbahan songket, alas meja, tempat tisu dan berbagai souvenir lainnya. 

“Untuk menunjang pasar, pemerintah kota telah menyiapkan pasar songket. Pasar songket tersebut akan diisi berbagai jenis produk berbahan songket dan souvenir. Pengunjung bisa melihat proses pembuatan songket dan bisa langsung memesan berdasarkan kebutuhan,” katanya. 

Pasar songket yang ada di Muarakalaban tersebut juga akan dilengkapi dengan aneka kuliner khas Kota Sawahlunto. Setidaknya, perkembangan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan jumlah perajin songket di Sawahlunto yang terus mengalami peningkatan. 

Sebelumnya Pemko Sawahlunto telah mencangkan kampung produktif.  “Kampung produktif ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Produksi kerajinan tangan seperti kerajinan bambu yang ada di Desa Tumpuak Tangah sebagai pendapatan tambahan bagi keluarga,” ujarnya.

Ia mengatakan, peningkatan pasar produk kerajinan bambu terus dilakukan terutama di internal Kota Sawahlunto. Perajin di Desa Tumpuak Tangah Kecamatan Talawi tergabung dalam tiga kelompok perajin bambu. 

Untuk pemasaran anyaman bambu, Pemko berusaha mengadakan pameran. Saat ini pemasaran anyaman bambu masih dalam kota atau di Sawahlunto saja. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pacu Kuda Tanahdatar Ditunda

Transportasi Online, Dishub Tunggu Pusat