in

Penanganan Stunting Butuh Peran Bersama

ANTUSIAS PESERTA: Wali Kota Sawahlunto Deri Asta hadir dalam Musda Terpadu
Muhammadiyah dan Aisyiah Sawahlunto ke-12 yang digelar di gedung DPRD Kota
Sawahlunto, Sabtu-Minggu (11–12/3).(IST)

Muhammadiyah merupakan organisasi yang fleksibel. Dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, namun kokoh dengan aqidah Islamiyah.

Hal itu disampaikan Wali Kota Sawahlunto Deri Asta dalam Musda Terpadu Muhammadiyah dan Aisyiah Kota Sawahlunto ke-12 yang digelar di gedung DPRD Kota Sawahlunto, Sabtu- Minggu (11–12/3). Saat itu juga terungkap jika Deri Asta terlahir dari keluarga Pengurus Muhammadiyah.

Dia mengimbau agar Muhamadiyah dan Aisyiah ikut mensukseskan program pembangunan dan program kerja pemerintah daerah. Salah-satunya adalah penanganan masalah stunting (gagal tumbuh) di tengah-tengah masyarakat. Di antaranya mengajak warga Muhammadiyah turut serta mencegahnya.

“Kita punya tugas menyiapkan generasi kuat dan cerdas. Alhamdulillah angka stunting Sawahlunto berada di bawah 13,7 persen,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Sawahlunto Eka Wahyu mengimbau jajaran Aisyiah menjaga ketahanan keluarga. Seperti memberikan pelayanan terbaik kepada suami. Memberikan ASI kepada anak dan meningkatkan pendidikan agama kepada mereka.

Sebagai organisasi keagamaan sekaligus kemasyarakatan, Muhammadiyah dan Aisyiah mesti menunjukkan komitmen tinggi dalam rangka membangun pilar keagamaan di tengah-tengah masyarakat.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat Bakhtiar saat membuka musda mengatakan musyda Muhammadiyah dan Aisyiah Kota Sawahlunto berbeda dibanding daerah lain. Dimana dihadiri langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sawahlunto beserta Ketua DPRD.

“Atas dukungan kepala daerah dan Ketua DPRD, Muhammadiyah dan Aisyiah mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan civil society melalui Islam berkemajuan. Melalui pengembangan dan peningkatan serta kualitas pendidikan agama yang telah menjadi salah-satu bagian penting ditubuh Muhammadiyah dan Aisiyah,” jelasnya.

Terkait mekanisme calon PDM, Bakhtiar mengatakan, sesuai ART Pasal15 huruf (g) dinyatakan calon pimpinan tidak boleh rangkap jabatan dengan pimpinan organisasi dan pimpinan organisasi yang amal usahanya sama dengan Muhammadiyah.  Jika hal ini terjadi dan tetap memaksakan mencalonkan diri, maka keputusan akan diserahkan ke DPP Muhammadiyah.

Sementara itu, Adrimas kembali terpilih sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muahammadiyah (PDM) Kota Sawahlunto masa bakti 2022-2027. Sedangkan untuk Kepengurusan Aisiyah dipimpin Yusmaini, dengan posisi sekretaris dipercayakan pada Yusmaini, Bendahara Rita Poniman.

Sekretaris panitia pemilihan Rony Yandi mengatakan sebelumnya mengapung sebanyak sembilan orang calon PDM melalui musyawarah pimpinan. Sembilan orang tersebut adalah Adrimas, Afdal, Akmaludin, Andrio AN, Asrul, Famil Umri, Irwan, M Katik Mangkuto dan Robi Papilaya. Kemudian lanjut pada proses rapat pleno penentuan ketua PDM.

Dari sembilan calon PDM terdapat dua calon PDM mengundurkan diri.  Karena harus tunduk pada ART pasal 15, selanjutnya atas nama Affal dan Andrio AN digantikan oleh Yulson dan Rony Yandri.

“Mereka berdua tergabung sebagai pengurus partai politik, namun sesuai ART Muhammadiyah tidak dibolehkan. Maka mereka harus berlapang dada untuk mundur sebagai calon PDM,” beber Rony. (atn)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rangkaian HUT ke-59 Pemasyarakatan, Lapas Suliki Gelar Donor Darah

Jaga Anak Kemenakan Dari Bahaya Pornografi