in

Pendidikan Pancasila Agar Masuk Kurikulum

JAKARTA – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendorong Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) memasukan kembali pendidikan Pancasila sebagai pembelajaran wajib di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi (PT). Sehingga, Pancasila yang merupakan dasar negara, secara efektif tidak hanya diterapkan secara teori namun dapat diaktualisasikan.

Diketahui, sebelumnya, pendidikan Pancasila pernah menjadi pendidikan wajib dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP), namun dihapus sejak tahun 1998 pasca reformasi, terutama dengan berlakunya Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemudian, di tahun 2012, kembali muncul ditingkat perguran tinggi dengan terbitnya UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, Pancasila diperkuat kembali.

“Tidak mungkin Pancasila itu bisa terwujud jika tidak perjuangkan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ir Soekarno pada pidato 1 juni 1945 itu, maka Pancasila baru saja jadi realita kalau ada perjuangan. Tapi, Jangankan diperjuangkan, diajarkan saja,” kata Plt. Kepada BPIP, Hariyono dalam kegiatan Pembekalan Materi Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Penceramah, Pengajar, dan Pemerhati, di Jakarta, Senin (18/11).

Hariyono mengatakan, pihaknya berencana untuk melakukan pertemuan dengan kedua kementerian, guna membahas rencana memasukan Pancasila didalam pembelajaran. Meskipun, katanya, di Kemendikbud sudah mempunyai proyek percontohan atau pilot project tentang pembelajaran Pancasila, tapi menurutnya belum sempurna dan masih perlu dikoreksi lagi.

Tidak Berlebihan

Hariyono mengatakan, pendidikan Pancasila sejak PAUD atau Pendidikan anak Usia Dini adalah hal yang wajar dan tidak berlebihan. Karena, katanya, Pendidikan Pancasila yang nantinya diajarkan di PAUD bukan secara kognitif, namun nilai- nilai yang terkadung dalam Pancasila itu sendiri.

“Kalau dia anak kecil, kita ajari sejak awal, bahwa ada temanteman yang berbeda warna kulit, beda etnis. Itu kan Pancasilais, jangan ditafsirkan kalau mau beri pelajaran Pancasila ke anak PAUD itu seperti kalau ajaran ke tentara ya. Tapi bagaimana nanti kalau misalnya di PAUD, bisa diajarkan lewat bermain, yakni permainan yang utamakan kebersamaan, tanggung jawab sehingga dia tidak mudah mengelak,” jelasnya. ola/AR-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rencana Strategis Kemenpan RB

Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari Sesalkan Adanya Penghina Nabi Muhammad