in

Peneliti UGM Gawangi Lembaga Riset Dunia

YOGYAKARTA – Peneliti Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Maryudi diangkat sebagai Deputy Coordinator Divisi 9 Forest Policy and Economics, pada lembaga International Union of Forest Research Organizations (IUFRO).

“Masa bakti saya sebagai Deputy Coordinator Divisi 9 IUFRO, mulai November 2019-Oktober 2024,” ujar Prof Maryudi dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan dari Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Senin (17/2).

Ia menuturkan, Divisi 9 merupakan divisi terbesar di IUFRO, membawahi 6 sub divisi dan 27 grup riset. Divisi 9 fokus pada isu politik dan kebijakan kehutanan berupa science-policy interface yaitu tentang bagaimana mengintegrasikan sains ke policy making, ekonomi dan sosial sumberdaya hutan, analisis sektor kehutanan, hukum dan legislasi lingkungan/kehutanan, serta manajemen informasi seperti media discourse.

Menurut Maryudi, tugas Deputy Coordinator bersama Coordinator adalah mengkoordinasi dan memberi arahan riset bagi peneliti di semua sub divisi dan grup riset. “Selama ini, partisipasi peneliti di Indonesia lebih banyak sebagai anggota pasif saja. Tidak banyak yang mengampu peran koordinatif dan direktif, dan belum ada yang di level Divisi,” papar dia yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) IUFRO merupakan lembaga non-profit, yang didirikan tahun 1892 (umur 128 tahun) sebagai jaringan peneliti seluruh dunia. Saat ini mempunyai anggota sekitar 700 organisasi dan 15 ribu peneliti dari 127 negara. Organisasi dari Indonesia yang menjadi anggota IUFRO antara lain, UGM, Institut Pertanian Bogor (IPB), CIFOR, Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK, Universitas Hasanuddin (Unhas), Korindo, dan Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Posisi Deputy Coordinator IUFRO, menurut Maryudi, sangat bergengsi di kalangan peneliti yang terkait erat dengan analisis dan strategi kebijakan bidang kehutanan. Selama ini, katanya lagi, peran koordinatif dan direktif di semua divisi.

Peneliti Negara Maju

IUFRO biasanya diisi peneliti dari kelompok negara utara (maju). Sementara peneliti dari Indonesia pernah 2 orang menempati posisi pada level sub divisi atau dibawahnya, seperti grup riset.

“IUFRO sering memberikan policy feedings ke berbagai lembaga dunia seperti FAO, UNEP dan berbagai proses negosiasi antara negara seperti United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan Convention on Biological Diversity (CBD),” terang Guru Besar Termuda di Fakultas Kehutanan UGM itu. YK/AR-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Cara Yang Benar Singkronisasi Dapodik 2020.b Agar Tidak Error

Pemuda Abdya Divonis 8 Tahun