Selasa, 20 Agustus 2019 12:41 WIB
BLANGPIDIE – Geger penghancuran 15 patung berhala di Kuil Sri Maha Mariamman, Taman Panorama Lapangan Perdana Malaysia semakin menyedot perhatian masyarakat dunia. Dalam perkembangan pengusutan oleh otoritas setempat, ternyata pelakunya warga negara Indonesia asal Aceh Barat Daya (Abdya) bernama Hendri (20).
Informasi yang dihimpun Prohaba dari berbagai sumber, termasuk yang dilansir Serambinews.com, Hendri tercatat berasal dari Gampong Padang Kawa, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Pemuda tersebut merantau ke malaysia sejak 2012.
Informasi dari Nyan In alias Cut Lot, salah seorang petugas pamtup Wakil Bupati Abdya, membenarkan pemuda yang ditangkap oleh polisi Malaysia karena memecahkan patung berhala di Kuil Sri Maha Mariamman itu adalah warga Gampong Padang Kawa, Kecamatan Tangan-Tangan.
“Iya benar dia warga Padang Kawa, namanya Hendri,” ujar Cut Lot yang juga warga Gampong Padang Kawa.
Hendri merupakan anak kedua dari pasangan (alm) Razali dan Jusnaida. “Keluarganya sudah tahu dan mereka sangat kaget dan sedih mendengar kabar tersebut,” ujar Cut Lot.
Camat Tangan-Tangan, Jasmadi SPd juga membenarkan Hendri warga Gampong Padang Kawa. “Saya sangat prihatin dan berharap beliau dapat hukuman seringan-ringannya, karena saya sangat tahu bagaimana beliau, beliau baik, dan pendiam,” ujar Jasmadi.
Menurut Jasmadi, Hendri berasal dari keluarga miskin, dan tujuan ke Malaysia untuk bekerja.
“Ekonomi keluarganya sangat pas-pasan, jadi sangat tidak mungkin dia pergi ke sana mencari masalah seperti ini, saya yakin beliau pasti ada mengalami keanehan, terlebih sudah ditinggal mati oleh ayahnya sejak umur dua tahun,” ujarnya.
Seperti diberitakan, seorang pemuda yang diyakini berasal dari Aceh ditangkap polisi Ipoh, Perak, Malaysia, Sabtu (17/8) dinihari.
Informasi dari komunitas Aceh Malaysia dan pemberitaan media Malaysia, menyebutkan, pemuda ini ditangkap dengan tuduhan menghancurkan 15 patung berhala di Kuil Sri Maha Mariamman, Lapangan Panorama di Lapangan Perdana, Ipoh, Sabtu dinihari.
“Dalam insiden pukul 01.15 waktu setempat, pria itu diyakini telah mematahkan semua patung dengan menggunakan pipa besi,” tulis Berita Harian Online.
Dodi (25), abang kandung Hendri, juga menyatakan pihak keluarga sudah tahu insiden itu.
“Iya, sudah tahu, dan kami sangat sedih dan kaget,” ujar Dodi di kantor Camat Tangan-Tangan, kemarin.
Ia tidak menyangka adiknya itu bisa melakukan perbuatan tersebut. Sebab, katanya, saat berangkat pertama pada 2012 hingga 2017 atau selama lima tahun tidak ada persoalan zapa-apa.
“Lima tahun pertama tidak ada persoalan. Ini berangkat kedua, sudah berjalan dua tahun, terjadi musibah seperti ini,” katanya.
Dodi mengaku berkomunikasi dengan adiknya itu sekitar sebulan lalu, pascamendapat kabar dari salah seorang warga Padang Kawa yang menyatakan Hendri saat itu dalam keadaan sakit atau tidak waras.
Namun saat komunikasi dilakukan, katanya, Hendri mengaku dalam keadaan sehat, bahkan sempat menyakinkan pihak keluarga bahwa dirinya tidak ada persoalan maupun gangguan kejiwaan seperti yang disampaikan oleh banyak orang.
“Kalau kawannya yang miliki handphone, karena dia nggak ada handphone, Hendri itu kalau ngomong santai gini, normal, tapi kalau udah panjang, ka meucawo (ngawur), entah apa-apa dia bilang. Mungkin itu yang ada persoalan dia,” kata Dodi.(c50/nas)