Pemerintah optimistis terus menurunkan angka pengangguran dengan melakukan berbagai strategi dan program kerja. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi yang terus naik sehingga mampu memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
“Angka pengangguran terus menurun, dari 5,61 persen pada tahun 2016 menjadi 5,5 persen pada 2017. Kita akan terus melakukan percepatan pengurangan pengangguran dan membuka kesempatan kerja,”
kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Hery Sudarmanto, saat paparan akhir tahun bertajuk “Capaian Kinerja 2017 dan Tantangan 2018 Kementerian Ketenagakerjaan”, di Jakarta, Jumat (29/12).
Turunnya angka pengangguran tersebut juga ditopang oleh program penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja. Dari target penyediaan dua juta lapangan kerja, pemerintah berhasil menempatkan 2.632.676 orang tenaga kerja.
“Penempatan TKI sektor formal yang ditargetkan 131.666 terealisasi sebanyak 110.924 orang,” ungkapnya. Sedangkan dalam rangka mewujudkan kesempatan kerja yang sama bagi penyandang disabilitas, penempatan kerja penyandang disabilitas pada tahun 2017 mencapai angka 2.255 di 262 perusahaan.
Sementara itu, 2.000 orang tenaga kerja penyandang disabilitas lainnya memilih jalur wirausaha mandiri. Sekjen Kemnaker juga mengapresiasi peran dunia industri, serikat pekerja/serikat buruh, dan masyarakat secara umum yang sudah membantu menekan angka pengangguran sesuai perannya masing-masing.
Hery menjelaskan capaian lain terkait pengembangan dan pemberdayaan tenaga kerja yaitu terealisasinya target desa migran produktif di 120 desa dan 60 kabupaten kota. “Untuk desa migran produktif, kita berhasil capai target 100 persen.
Kita juga berhasil merealisasikan pembangunan 10 lokasi LTSA (Layanan Terpadu Satu Atap), dan membuka lima Atase Ketenagakerjaan baru di negara penerima TKI, yaitu di Korsel (Korea Selatan), Brunei Darussalam, Qatar, Jordania, dan Singapura,” ungkap dia.
Di bidang pengembangan hubungan industrial, Kemnaker telah menambah 189 LKS Bipartit menjadi 16.846 LKS, naik 1,13 persen dari 2016, sedangkan jumlah peraturan perusahaan bertambah 1.542 buah, menjadi 63.515 atau naik 2,49 persen dibandingkan 2016.
“Jumlah perusahaan yang mendaftarkan Perjanjian Kerja Bersama bertambah 398 menjadi 13.769 perusahaan, atau meningkat 2,98 persen dari tahun lalu,” tutur Hery. Ada pula peningkatan kepesertaan dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, jumlah kepesertaan telah mencapai 24,8 juta peserta lebih. Dari jumlah itu, 94,7 persenya peserta kategori penerima upah, kemudian yang 5,3 persen merupakan bukan penerima upah.
“Kasus perselisihan hubungan industrial menurun 5,47 persen dari tahun 2016 menjadi 1.588 kasus. 78,52 persennya yaitu 1.247 kasus telah diselesaikan oleh mediator di tahun 2017. 97 perusahaan telah menerapkan sistem pengupahan berbasis sturktur dan skala upah sejak Permen 01/2017 tentang Struktur dan Skala Upah ditetapkan,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, selain capaian kinerja, Kemnaker juga pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan. Berdasarkan pemantauan, kasus kecelakaan kerja mengalami penurunan 20.974 kasus dari tahun 2016 menjadi 80.393 kasus kecelakaan kerja di 2017.
“Penerapan norma ketenagakerjaan terealisasi 95,4 persen atau 18.268 perusahaan dari target 19.060 perusahaan. Kemudian, perusahaan yang berhasil menerapkan sistem manajemen K3 meningkat menjadi 1.221 perusahaan atau naik 69,1 persen dari 2016.
Kemudian yang terealisasi 100 persen yaitu penarikan 17.000 pekerja anak dari bentuk pekerjaan terburuk,” katanya. Dalam program peningkatan kompetensi dan produktivitas, Sekretaris Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Kunjung Masehat,
menjelaskan beberapa program kinerja menjelang akhir tahun ini telah tercapai sesuai target, seperti program sertifikasi kompetensi dari yang ditargetkan 66.850 orang hingga Desember ini terealisasi 94,12 persen atau 62.912 orang.
Kemudian, program peningkatan kompetensi tenaga kepelatihan, Kemnaker menargetkan 1.741 orang dan terealisasi 98,9 persen, atau 1.721 orang. “Sementara untuk pemagangan dalam dan luar negeri, Kemnaker di awal tahun 2017 menargetkan 10.020 orang, terealisasinnya mencapai 127,6 persen, atau 12.788 orang,” katanya.
Pada 2017, Kemnaker juga memiliki program calon wirausaha baru. Dalam hal ini, Kemnaker berhasil merealisasikan 100 persen dari jumlah target sebesar 9.400 orang. E-3