in

Penyebab Karyawan Mengalami Stress

Bagi banyak karyawan, tekanan waktu, beban kerja yang bertambah, dan restrukturisasi, sejumlah karyawan mengalami beban kerja yang berat dan stres. Penelitian global mengindikasikan bahwa 50 persen dari pekerja yang disurvei di 16 negara Eropa melaporkan bahwa stres dan tanggung jawab pekerjaan meningkat secara signifikan selama periode lima tahun. 

Apakah Stres Itu? Stres adalah reaksi negatif dari orang-orang yang mengalami tekanan berlebih yang dibebankan kepada mereka akibat tuntutan, hambatan, atau peluang yang terlampau banyak. Stres tidak selalu negatif. Meskipun sering kali dipandang secara negatif, stres bisa berpengaruh positif, terutama jika memberikan manfaat potensial. 

Sebagai contoh, stres fungsional membantu seorang atlet, artis, atau karyawan agar bisa memberikan upaya maksimum di saat-saat kursial. Satu hal yang harus dipahami mengenai stres yaitu hanya karena kondisinya memungkinkan bagi stres untuk muncul, bukan berarti stres akan terjadi. Dua kondisi diperlakukan untuk mengubah stres potensial menjadi stres aktual. Pertama, harus tedapat ketidakpastian akan hasil yang terjadi, dan kedua, hasilnya benar-benar penting. 

Apa yang Menyebabkan Stres? Stres bisa disebabkan oleh faktor-faktor pribadi dan yang terkait pekerjaan. Perubahan apa pun baik pribadi ataupun pekerjaan berpotensi untuk menyebabkan stres karena melibatkan tuntutan, hambatan, atau peluang. Tidak mengherankan apabila perubahan itu menjadi pemicu stres utama. 

Apa Saja Gejala Stres? Stres dapat dilihat dari beberapa sisi. Sebagai contoh, seorang karyawan yang mengalami stres tingkat tinggi mungkin akan mengalami depresi, bertindak ceroboh, atau argumentatif, mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan rutin, mudah sekali terbagi perhatiannya. Gejala stres bisa dikelompokkan dalam tiga kategori utama: Fisik, Psikologi, dan Prilaku. Semua ini bisa berdampak signifikan terhadap pekerjaan. 

Bagaimana Mengurangi Stres? Tidak semua stres bersifat disfungsional. Stres tidak bisa dihilangkan sama sekali dari kehidupan seseorang, manajer dapat mengurangi stres yang bisa menyebabkan perilaku kerja yang disfungsional. Caranya? Manajer dapat melakukannya dengan mengendalikan faktor-faktor organisasi tertentu untuk mengurangi stres kerja, dan menawarkan bantuan terhadap stres dalam kehidupan pribadi sampai batas tertentu. 

Hal-hal yang bisa dilakukan manajer terkait faktor-faktor penyebab stres pada pekerjaan dimulai dari pemilihan karyawan. Manajer perlu memastikan bahwa kemampuan seorang karyawan sesuai dengan persyaratannya. Ketika tuntutan kerja di luar kemampuan karyawan, tingkat stres mereka biasanya tinggi. Tinjauan pekerjaan realistis selama proses seleksi bisa meminimalisasi stres dengan mengurangi ambiguitas mengenai ekspektasi pekerjaan. 

Komunikasi organisasi yang semakin baik akan mengurangi stres akibat ambiguitas pekerjaan. Demikian pula, program perencaan kinerja dapat memamparkan dengan jelas tanggung jawab pekerja, menyediakan sasaran kinerja yang terarah, dan mengurangi ambiguitas. Perencangan ulang pekerjaan bisa turut membantu mengurangi stres. Apabila stres diakibatkan oleh kebosanan atau beban kerja berlebihan, pekerjaan sebaiknya didesain ulang untuk meningkatkan tantangan maupun mengurangi beban kerja. 

Desain ulang pekerjaan yang meningkatkan kesempatan bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan meraih dukungan sosial juga terbukti bisa mengurangi tingkat stres. Stres yang berasal dari kehidupan pribadi karyawan mengakibatkan dua masalah. Pertama, sulit bagi manajer untuk mengendalikannya secara langsung. Kedua, ada pertimbangan etis. Secara spesifik, apakah manajer berhak untuk ikut campur bahkan dengan cara paling alus sekalipun dalam kehidupan pribadi karyawan? 

Jika seorang manajer percaya bahwa hal ini etis dan karyawannya menyambut dengan baik, ada beberapa pendekatan yang bisa dipertimbangkan, diantaranya sebagai berikut:  

1. Konseling Karyawan

Konseling karyawan bisa memberikan keringan stres terhadap karyawan. Karyawan sering kali ingin berbicara dengan seseorang mengenai masalah yang mereka alami, dan suatu organisasi melalui manajer, konselor SDM perusahan, maupun bantuan profesional luar yang murah atau gratis bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Program Manajemen Waktu

Pada program ini mampu membatu karyawan yang tidak punya rencana hidup untuk mendahulukan prioritas-prioritas mereka. 

3. Program Kesehatan

Program Kesehatan yang disponsori oleh organisasi tersebut. Sebagai contoh, GlaxoSmithKline adalah perusahan farmasi, mengembangkan sebuah program yang ditunjukan bagi masalah kesehatan utama yang dialami karyawan dan membuat sistem penanganan yang diperlukan.

Kesimpulan pada artikel ini adalah perubahan yang terjadi dari pribadi atau pekerjaan berpotensi menyebabkan stres karena melibatkan tuntutan, hambatan atau peluang. Mengurangi tres yang terjadi pada karyawan dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi organisasi yang semakin baik dapat mengurangi stres akibat ambiguitas pekerjaan, melalui program perencanaan kinerja dengan memaparkan secara jelas tanggung jawab pekerjaan, mendesain ulang pekerjaan meningkatkan kesempatan bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan meraih dukungan sosial juga terbukti bisa mengurangi stres.

kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,

What do you think?

Written by Julliana Elora

Tekanan Makin Kuat Jelang Deklarasi

Pemprov DKI Harus Ambil Momentum Kelola Air Bersih Krisis air I Seorang penjual mengisi