DALAM proses pencapaian pembelajaran di sekolah dasar, guru harus mampu menyesuaikan proses pembelajaran dengan tingkatan perkembangan siswa. Maka perlu perhatian khusus dan dorongan bagi siswa untuk dapat mengoptimalkan seluruh potensi siswa yang ada.
Potensi siswa tersebut akan muncul seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan yang terjadi pada anak dapat meliputi perkembangan fisik maupun mental (Hasanah, 2016; Hanur et al, 2020).
Salah satu bentuk perkembangan yang dominan yang terjadi pada siswa sekolah dasar yaitu perkembangan bahasa. Anak harus diarahkan dan dibimbing untuk dapat menguasai bahasa semenjak dini.
Hal ini didukung oleh pada masa usia dini, anak langsung di bawah pengawasan orangtua (Alia and Irwasyah, 2018). Orangtua perlu aktif di keluarga untuk dapat mengasah kemampuan anak.
Apabila masa usia dini berakhir sedangkan kemampuan bahasa anak belum optimal maka akan berdampak kepada proses bahasa lanjutan anak yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial anak.
Selain orangtua di rumah, guru juga bertanggung jawab untuk dapat mengembangkan kemampuan bahasa siswa. Guru dan orangtua merupakan komponen penting dalam mengasah kemampuan bahasa anak, terutama siswa sekolah dasar.
Oleh sebab itu hal yang melatarbelakangi penulis untuk membuat artikel ini agar orangtua dan guru memahami proses perkembangan anak usia sekolah dasar. Maka tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan informasi mengenai perkembangan bahasa siswa sekolah dasar.
Pada hakikatnya anak akan belajar bahasa ketika berumur 6-7 tahun. Masa ini merupakan masa awal siswa sekolah dasar. Pada masa ini terjadi perkembangan bahasa yang mengalami peningkatan kemampuan penguasan alat komunikasi siswa, baik secara tertulis maupun secara lisan melalui simbol maupun isyarat.
Penguasaan alat komunikasi ini bertujuan untuk dapat memudahkan siswa memahami maksud orang lain dalam berinteraksi. Berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa kanak-kanak, anak akan memiliki keinginan yang kuat agar dapat berbicara (Rohayati, 2013).
Hal ini dikarenakan dengan memiliki kemampuan berbicara akan mempermudah siswa untuk dapat bersosialisasi. Karena pada perkembangannya pada masa ini anak sudah memahami arti bermain dalam kelompok.
Selain itu kemampuan berbicara juga dapat melatih anak untuk mandiri. Anak akan merasakan kesulitian untuk mengungkapkan keinginannya kepada orangtua apabila tidak mampu berbicara, sehingga akan menghambat proses kemandirian anak.
Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar akan dibahas berdasarkan umur. Pada anak berumur 6 tahun, anak akan sering mengoceh dan berbicara tanpa henti (Allen, 2010). Selain itu anak juga akan banyak bertanya dan berbicara layaknya orang dewasa seperti, “Ini punya aku, bukan punya kamu”.
Anak juga suka berbicara sendiri dalam memecahkan permasalahan berdasarkan langkah-langkah yang mereka kelola sendiri. Pada masa ini, anak sering menirukan dan memperagakan kata populer termasuk kata kotor.
Hal ini dikarenakan anak beranggapan bahwa kata kotor tersebut merupakan hal yang lucu. Pada masa ini, juga anak menyukai cerita lucu dan juga menyukai teka-teki. Anak juga suka mengarang cerita dan dibacakan berbagai cerita.
Pada masa ini sudah mampu belajar bahasa lain yang dilakukan secara spontan.Pada anak berusia 7 tahun anak akan lebih suka menulis sebuah cerita dan menceritakan sebuah cerita terutama dongeng maupun cerita khayalan lainnya (Allen, 2010).
Anak sudah mengunakan susunan bahasa dan kalimat orang dewasa. Pola yang digunakan disesuaikan dengan posisi geografis dan budaya anak. Anak sudah mampu menggunakan kata keterangan dan kata-kata yang bersifat deskriptif. Anak pada masa ini juga sudah menggunakan gekstur tubuh dalam proses percakapan.
Siswa pada masa ini juga sudah mampu mengkritik hasil karya sendiri seperti, “gambar yang dibuat Andi lebih bagus dari pada yang aku buat”. Pada masa ini anak juga sudah mulai membesar-besarkan suatu kejadian seperti “kemarin aku membeli boneka yang sebesar lemari”.
Anak juga telah mampu menjelaskan suatu kejadian berdasarkan kebutuhannya dan mampu menceritakan pengalaman yang mereka alami secara rinci. Anak juga telah mampu memahami kalimat perintah dan menjalankan perintah tersebut.
Anak juga mampu menulis pesan singkat dan catatan yang diberikan untuk temannya. Pada anak usia 8 tahun anak sudah mampu menceritakan cerita lucu dan memberikan teka-teki kepada lawan bicarannya (Allen, 2010). Anak sudah memahami dan melaksanakan perintah dalam beberapa tahap.
Sering kali juga anak meminta untuk diulangkan perintah lainnya yang belum dimengerti. Anak telah mampu membaca dan memahami isi bacaan. Anak telah mampu menulis dan mengirim surat secara deskriptif, mendetail dan imajinatif.
Anak kembali melakukan pengulangan terhadap kosakata popular dan kotor. Anak juga sudah mampu memuji dan melakukan kritikan kepada orang lain. Pada masa ini anak sudah mampu menyesuaikan tulisan dengan aturan tata kalimat.
Anak pada masa ini juga tertarik dengan bahasa kode atau bahasa rahasia. Selain itu anak juga sudah mampu berkomunikasi dengan orang dewasa secara lancar. Pada anak usia 9-10 tahun, anak sangat suka berbicara (Allen, 2010). Anak sering berbicara tanpa alasan yang jelas dan cendrung susah untuk berhenti.
Hal ini sering dijadikan oleh anak sebagai bentuk mendapatkan perhatian. Anak juga sudah mampu menyampaikan emosi dan perasaanya melalui kata-kata. Pada masa ini anak juga sudah mampu memahami bahasa sebagai alat komunikasi.
Anak juga sering menggunakan kosa kata populer yang ada dilingkungan. Anak juga telah memahami bahwa suatu kata bisa memiliki makna yang berbeda dan anak sudah mampu memahami ketata bahasaan. Pada anak usia 11-12 tahun anak sudah mampu beragumentasi (Allen, 2010). Anak sudah mampu memahami dan menggunakan struktur bahasa yang lebih kompleks.
Pada masa ini pembendaharaan kata siswa mulai meningkat sebanyak 4.000-5.000 kata per tahun. Anak sudah mampu untuk mengembangkan sebuah cerita. Pada masa ini anak sudah mampu menjadi pendengar yang baik sembari melakukan proses berpikir untuk memahami informasi yang didengar. Anak juga sudah mampu memahami makna tersirat dari setiap kalimat yang disampaikan.
Penguasaan bahasa oleh anak pada awalnya akan mengalami kesulitan maka disinilah peran guru dalam melatih dan menstimulasi anak untuk dapat menguasai setiaf fase perkembangan bahasa meskipun tidak ada batasan umur dalam menguasai tugas tersebut. Guru sebagai penanggung jawab harus lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan bahasa yang dialami oleh siswa sekolah dasar. (***)