Hendak Membuka Perkebunan Bersama 5 Temannya
Seorang petani bernama Zulfahmi, 65, warga Simparayo, Nagari Malampah, Kecamatan Tigonagari dikabarkan hilang di dalam hutan Malampah sejak Senin (9/10). Hingga saat ini korban belum ditemukan.
Salah seorang rekan korban, Tanjung 40 warga Nagari Malampah menyebutkan, kejadian itu berawal saat korban pergi ke ladang di daerah itu bersama lima temannya Senin (9/10) pagi. Di tengah perjalanan, lima orang temannya meminta untuk istirahat karena sudah lelah berjalan.
Namun, korban enggan berhenti dan berusaha melanjutkan perjalanan seorang diri menuju lahan yang mereka tuju. Tidak beberapa lama, kelima orang teman korban kembali melanjutkan perjalanan ke lokasi yang berjarak sekitar 5 kilometer dari tempat awal mereka beristirahat. Namun saat sampai di lokasi mereka tidak melihat korban.
Merasa kehilangan, mereka berusaha mencari korban hingga sore harinya, namun tidak membuahkan hasil. Sehingga mereka memutuskan balik ke perkampungan untuk memberitahukan kepada warga membantu pencarian.
“Mereka langsung melapor kepada warga dan memberitahu petugas BPBD Pasaman untuk membantu melakukan pencarian, namun hingga saat korban belum ditemukan,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Tigonagari, Darmawi membenarkan salah satu warganya hilang di hutan Malampah. Mereka awalnya berjumlah 6 orang pergi ke hutan untuk membuka lahan perkebunan Senin (9/10).
Hingga saat ini pihaknya bersama tim polsek setempat, anggota TNI, tim BPBD Pasaman, dan masyarakat masih berusaha mencari keberadaan korban.
Ia menjelaskan, sebelum peristiwa itu terjadi, mereka sepakat akan membuka lahan baru untuk dijadikan sebagai kebun nilam di bukit perkampungan nagari lama.
“Lahan yang mereka maksud sebenarnya adalah perkampungan lama yang sudah lama ditinggalkan oleh pemuka masyarakat dahulu. Dan kampung lama itu mulai dibuka orang semenjak Indonesia belum merdeka. Lokasi itu terletak di perbukitan yang di tengah-tengah bukit terdapat lahan datar yang dijadikan masyarakat dulu sebagai tempat tinggal,” ungkap Darmawi.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya dari masyarakat sekitar, sewaktu kelima rekannya melakukan pencarian di dalam hutan, sempat terjalin komunikasi melalui telepon seluler dengan korban selama 1 jam lebih.
Di dalam komunikasi tersebut korban sempat mengatakan jika dirinya berada di sebelah pohon yang besar dan di sebelahnya ada aliran sungai. Walau demikian kelima korban masih kesulitan mencari di mana keberadaan korban. “Hingga akhirnya mereka hilang kontak dengan korban, diduga handphone korban habis baterai,” jelasnya.
Ia melanjutkan, korban saat itu terdengar sudah lemas, karena diduga belum mendapatkan air minum dan makanan. “Hingga saat ini, masyarakat nagari bersama tim BPBD Pasaman masih melakukan pencarian. Pencarian difokuskan di titik pencarian pertama berlokasi di Tonang Talu, titik dua di daerah Jambak dan titik terakhir di Tigo Nagari,” katanya.
Kepala BPBD Pasaman, Masfet Kennedi mengatakan, BPBD Pasaman bersama warga setempat masih melakukan pencarian ke dalam hutan. Kita sudah membentuk tim yang akan melakukan penyisiran ke dalam hutan dari berbagai arah. Mudah-mudahan korban bisa ditemukan secepatnya,” ujarnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.