ACEHTREND.CO, Meureudu- Tak ada rotan akar pun jadi. Demikian pepatah Melayu yang layak disandangkan pada SD Negeri Jie-Jiem, Mukim Jiejim, Bandar Baru Pidie Jaya. Oleh karena ketidakcukupan pendidik karena efek gempa, prajurit TNI dari Batalyon Infantri 113/Jaya Sakti pun didaulat menjadi guru dadakan.
Praka Sagita, yang didaulat untuk menjadi Cek Gu –istilah untuk guru di dunia Melayu–pun hadir di ruang belajar darurat. Dengan atribut militer, ia mengajari anak-anak dengan gaya yang dibuat secool mungkin. Tidak mudah mengajar murid SD, namun Sagita, mampu membuat aneuk miet ciet murid itu tertawa-tawa sembari menyerap materi yang diajarkan oleh sang petempur.
“Meskipun proses belajar-mengajar dilaksanakan di tenda-tenda sederhana yang didirikan oleh TNI , tetapi setidaknya ikut serta membantu melancarkan dan memberikan pelajaran dengan baik,” ucap Sagita, Rabu (14/12/2016).
Kali ini, Praka Sagita bersama dengan dua sejawatnya yang lain mendapat mata pelajaran masing-masing. Sagita mengajar Pendidikan Agama Islam. Praka Teuku Kausar mengajarkan Bahasa Indonesia dan Pratu Beni mengajar Pendidikan Olahraga.
Tidak ada yang tegang. Ketiganya mampu membawa diri dengan teknik mengajar yang disukai anak-anak.
Gempa yang menghumbalang Pidie Jaya pada 7 Desember 2016, telah meluluhlantakkan sarana pendidikan. Data dari Dinas Pendidikan Pidie Jaya mencatat 84 sekolah rusak Kerusakan sarana pendidikan meliputi SD 60 unit, SMK 4 unit, SMP 15 unit dan SMA 5 unit. Rusaknya sarana sekolah menyebabkan aktivitas belajar lumpuh total.