Pembangunan Infrastruktur – Selain di Bali, Pemerintah Juga Bangun Waduk Muara di Batam
>> Waduk Muara Nusa Dua menjadi salah satu solusi mengatasi ancaman defisit air baku di Bali Selatan.
>> Bali akan memiliki empat bendungan. Satu bendungan sudah jadi, sedangkan tiga lainnya dalam proses.
DENPASAR – Presiden Joko Widodo menyatakan waduk muara pertama di Indonesia yakni Waduk Nusa Dua di Kota Denpasar, Bali, bisa segera beroperasi akhir tahun ini setelah proyek rehabilitasi dan penataannya rampung. Pembangunan waduk tersebut merupakan bagian dari rencana pemerintah memacu pembangunan puluhan bendungan atau waduk guna memenuhi kebutuhan air bersih dan mengairi lahan pertanian.
Waduk Nusa Dua merupakan waduk pertama di Indonesia yang dibangun di dekat muara sungai yang berfungsi untuk menyediakan air baku. Waduk kedua sedang dibangun di Batam, Kepulauan Riau. Waduk muara bisa menyediakan air baku karena airnya tidak payau.
Presiden Jokowi mengatakan waduk seluas 35 hektare tersebut akan menjadi sumber air baku bagi beberapa wilayah di Bali, meliputi Denpasar, Benoa, Nusa Dua, dan sekitar kawasan bandara. “Ini sangat penting sekali, tapi ini belum selesai, baru 80 persen, akan diselesaikan nanti akhir tahun ini, Desember. Saya melihat dari sisi pengerjaan kelihatan rapi,” kata Jokowi saat meninjau rehabilitasi, peningkatan, dan penataan kawasan wisata Waduk Muara Nusa Dua Kota Denpasar, Bali, Jumat (14/6).
Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat meninjau proyek revitalisasi waduk tersebut. Ke depan, waduk muara itu juga akan difungsikan sebagai objek wisata. “Air bakunya 500 liter per detik. Gede, gede,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden berkeliling ke beberapa titik pada proyek tersebut dan menilai penataannya sangat baik. “Saya kira penataan kanan-kirinya bagus. Tidak hanya fungsi air baku, tapi juga untuk restoran untuk tempat wisata. Akhir tahunlah kita lihat ke sini lagi,” kata Presiden.
Waduk Muara Nusa Dua dibangun pada 1996, yang merupakan muara dari Tukad Badung, dengan panjang alur sungai mencapai 19,6 kilometer dengan luas DAS 40,95 kilometer persegi. Dengan luas genangan 35 hektare, waduk mampu menampung air 770.000 meter kubik dengan volume tampungan efektif 595.000 meter kubik.
Rehabilitasi waduk muara dilakukan karena mengalami sedimentasi ke dalam waduk sangat tinggi, tampungan efektif berkurang, pemenuhan kebutuhan air baku yang terus meningkat, dan banyaknya sampah yang masuk ke area waduk sehingga kualitas air menurun.
Atasi Defisit Air
Menteri Basuki menjelaskan, nantinya Bali akan memiliki empat bendungan. “Satu bendungan sudah jadi, sedangkan tiga lainnya dalam proses,” katanya.
Keberadaan Waduk Muara Nusa Dua juga diharapkan menjadi salah satu solusi mengatasi ancaman defisit air baku di Bali Selatan. Sejak dibangun pada 1996, waduk tersebut tidak pernah direhabilitasi hingga 2017. Padahal, kebutuhan air baku di Pulau Dewata terus meningkat. Di sisi lain, sulit mendapatkan lahan yang luas untuk dijadikan sumber pasokan air baku.
“Ini untuk air minum, karena di sini sangat kurang sumber-sumber air. Ini salah satu upaya untuk memenuhi air baku di Bali. Di sini, sudah ada PDAM, sudah ada alat penjernihannya,” jelas Basuki.
Basuki menegaskan meskipun waduk Muara Nusa Dua akan difungsikan sebagai sumber pasokan air baku, pihaknya masih tetap akan mencari lokasi lain untuk sumber pasokan lainnya.
Rehabilitasi waduk muara Nusa Dua yang menelan dana senilai 205 miliar rupiah ini akan meningkatkan kapasitas pasokan air baku dari 300 liter kubik per detik menjadi 500 liter kubik per detik. Peningkatan itu sekaligus akan mengembalikan fungsi waduk ini sebagai salah satu sumber air baku bagi warga Denpasar.
“Dua tahun lalu hanya 300 liter per detik dan sekarang 500 liter per detik jadi bisa diambil PDAM. Jadi, ini sangat bermafaat bagi Denpasar untuk air baku karena ini air tawar. Ini waduk muara pertama dibangun di Indonesia, yang kedua di Batam,” jelas Basuki.
Menurutnya, progres rehabilitasi waduk di perbatasan Denpasar dan Badung tersebut sudah mencapai 81 persen sehingga ditargetkan pada akhir Desember 2019 sudah rampung.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Nusa Penida Kementerian PUPR, Airlangga Mardjono, menuturkan Waduk Muara Nusa Dua dibangun 1996, tapi sejak beberapa tahun lalu, fungsinya mengalami penurunan karena sedimentasi. “Waduk Muara Nusa Dua merupakan muara dari sungai yang melintasi Kota Denpasar, yakni Tukad Badung. Sungai ini melintasi daerah pemukiman dan banyak dipenuhi sampah,” jelasnya.
Airlangga menuturkan rehabilitasi waduk meliputi penataan tepi waduk hingga perbaikan saluran untuk mengalirkan sedimen. Ant/fdl/AR-2