Kendati pemerintah sudah menyetarakan keberadaan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Namun, sisi akreditasi PTS masih kalah jauh dibandingkan PTN. Khusus PTS wilayah Kopertis Wilayah X (Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau), teryata hanya 35 persen dari 244 PTS berakreditasi ”A” dan ”B” .
Hal itu disampaikan mantan Koordinator Kopertis X yang kini menjadi Rektor UNP Prof Dr Ganefri dalam pisah sambut jabatan (sertijab) kepada Koordinator baru Prof Dr Herri di UPI Convension Center, Lubukbegalung, Padang, kemarin (16/13). Sertijab ini dihadiri unsur pimpinan PTS di lingkungan Kopertis Wilayah X.
”Kita yakin melalui kepemimpinan baru dan dukungan PTS yang telah maju, bisa membuat PTS lainnya semakin terpacu,” ucapnya.
Diakuinya pekerjaan ini tak mudah, sehingga membutuhkan keikhlasan dan keyakinan dalam bekerja. ”Kita yakin dengan Prof Herri mampu mencapai itu. Bagaimanapun Kopertis itu merupakan perpanjangan tangan pemerintah dan membina PTS di lingkup wilayahnya,” ucap dia.
Koordinator Kopertis Wilayah X, Harri mengharapkan dukungan seluruh elemen yang ada. ”Fokus kita meningkat kualitas yang diidentikan dengan akreditasi. Tidak dipungkiri masih 35 persen PTS yang terakreditasi A dan B. Dan, sebanyak enam di antaranya berkat kerja keras koordinator sebelumnya. Kita targetkan minimal 60 persen dari 244 PTS yang ada mampu mencapai akreditasi tersebut,” ucapnya.
Untuk mencapainya, diakuinya, butuh peningkatan integritas dan kapasitas dosen yang mengajar. ”Kompetensi dosen itu sangat penting, sehingga bisa melahirkan penelitian dan jurnal-jurnal tentunya,” imbuhnya.
Ketua Asosiasi Pimpinan PTS, Herman Nawas menyampaikan harapannya untuk terus melakukan pembinaan terhadap PTS yang ada.
”Kita sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika ada kendala, kita harap Kopertis bisa membantu. PTS pun harus berjuang untuk lebih baik. Insya Allah Prof Harri mampu mewujudkannya, di samping itu ucapan terima kasih juga kepada Prof Ganefri yang berjuang dan membina PTS selama ini,” ujar Ketua Yayasan UPI-YPTK Padang itu. (*)
LOGIN untuk mengomentari.
