in

Pulau Sawo, Umpama Perempuan yang Belum Bersolek

Sejak dua tahun belakangan geliat wisata di Sumbar seakan tak bisa ditahan. Salah satunya konsep wisata ke pulau. Berbicara wisata pulau di Sumbar ini, kebanyakan orang akan membayangkan kawasan Mandeh yang berada di Pesisir Selatan (Pessel). 

Ya, kawasan ini digadang-gadangkan sebagai kawasan wisata yang bisa mengalahkan Raja Ampat. Jajaran pulau, pasir pantai, keindahan karang, dan lainnya diakui keindahannya. Kawasan Mandeh ini juga telah dipromosikan ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Tak sampai di situ, kawasan ini masuk dalam program kawasan terpadu yang nantinya akan “dijual” hingga mancanegara. Keindahan alam di Kawasan Mandeh ini memang diakui penulis. Beberapa kali datang ke kawasan ini, konsepnya semakin jelas. 

Penataan objek dan paket-paket wisatanya telah ramai digunakan masyarakat. Tak itu saja, masyarakatnya pun sudah mulai menyadari pentingnya arti pelayanan pada pengunjung.

Sebenarnya, tak hanya kawasan Mandeh saja yang memiliki potensi pulau ini. Masih disekitar kawasan itu, tapi sudah di Kota Padang, ada juga beberapa pulau di Bungus Teluk Kabung yang tengah dikembangkan. Bahkan, promosi paket wisata sudah ditawarkan oleh pengelola tour dan travel.

Pemko Padang juga mendukung pengembangan wisata di jajaran pulau di kawasan tersebut. Para investor juga telah melirik dan berani menanamkan modal mereka. Berbagai konsep dikembangkan, tak hanya permainan air, namun fasiltas penginapan, dan lainnya menjadi perhatian investor ini.

Berbicara wisata pulau, agaknya Pemko Padang dan investor mengejar pengembangan yang searah dengan kawasan Mandeh. Padahal banyak lagi pulau-pulau yang belum tersentuh. Bisa dikatakan, banyak pulau “perawan” yang potensinya belum tergarap maksimal.

Salah satunya Pulau Sawo, yang administrasi pemerintahannya berada di Pasia Nan Tigo, Kecamatan Kototangah. Pasir pantai yang halus dan berwarna kekuning-kuningan menjadi pembeda dengan pantai-pantai lainnya. Ditambah lagi terumbu karang yang masih bagus.

Meski perairan cukup bergelombang, namun dibeberapa titik, aman untuk dijadikan lokasi berenang. Baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Landainya pantai menjadi daya tarik bagi pengunjung yang ingin berleha-leha di bibir pantai.

Terumbu karang juga tampak tumbuh dengan baik. Habitat ikan karang memanfaatkan terumbu karang untuk berkembang biak. Belum lagi, airnya yang jernih. Jika dilihat dari bibir pantai, airnyanya terlihat kebiru-biruan.

Penulis, menyempatkan diri untuk berkunjung ke pulau ini, Sabtu (13/5). Kawasan ini seakan belum tersentuh untuk pengembangan wisata. Meski telah ada sejumlah pondok yang dibuat pemilik pulau, namun belum maksimal. Alhasil, pondok dari kayu itu hanya digunakan nelayan untuk beristirahat.  

Meski begitu, kawasan ini sebenarnya sudah dikenal oleh kalangan mahasiswa. Lokasi ini sering dijadikan untuk kemping dan kegiatan lainnya. Selain keindahan alam tadi, lokasi yang dekat menjadi alasan lainnya.

Dari Muaro Penjalinan, Pasia Nan Tigo, menaiki boat, hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk ke pulau. Masyarakat nelayan siap mengantarkan, dengan merogoh kocek Rp 50 ribu. Itu biaya transportasi pergi dan pulang. 

Cerita pemilik pulau pada penulis, kawasan ini telah dipromosikan ke Pemko Padang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Namun belum ada tanggapan serius. Bahkan, pemilik pulau membuka diri pada investor yang ingin mengembangkan kawasan ini.

Marzuki, perwakilan pemilik Pulau Sawo ini menjelaskan kawasan pulau sekitar 3 hektare. Pulau ini telah dikenal oleh kelompok memancing. Pasalnya, perairan di sekitar pulau yang masih asri, membuat ikan karang banyak hidup.

Nelayan ini berani mengatakan kalau kawasan ini bisa mengalahkan ketenaran sejumlah pulau lainnya. “Masih belum dandan saja sudah cantik, apalagi sudah bersolek,” perempuan yang sering disebutnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Revisi UU Ormas Belum Diperlukan

Bertemu PM Polandia, Presiden Jokowi Dorong Peningkatan Kerja Sama Maritim