Disekolahkan dari hasil keringat orangtua yang berprofesi sebagai petani, Nofrizal mampu menamatkan perguruan tinggi sebagai seorang sarjana.
Berangkat menuju rantau untuk harapan kehidupan yang lebih baik hingga mencapai puncak karir sebagai direktur pada perusahaan properti ternama di Kalimantan Selatan. Namun Nofrizal lebih memilih meletakkan jabatan untuk mengabdi pada orangtua dan membangun kampung halaman.
MATANYA berkaca-kaca saat kembali mengenang jalan kehidupan yang tak bisa ditebak hingga akhirnya dipercaya masyarakat di Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang, Kecamatan Luak untuk memimpin masyarakat.
Mencapai puncak karirnya menjadi seorang direktur, sepertinya bukan menjadi jalan hidup suami dari Mazna Hayati ini. Nofrizal mengaku dilema dengan kehidupan dan pilihan yang sulit ketika ingin membahagiakan dan berada di sisi orangtua yang telah bersusah payah membesarkan dan mengantarkan hingga seorang sarjana.
Tak ingin menjadi anak tak berbakti, akhirnya Nofrizal pulang kampung meninggalkan pekerjaannya. Memilih untuk memulai hidup di kampung halaman dan membantu orangtua sebisanya. Meski hanya mengandalkan pekerjaan sebagai petani dengan memulai hidup dari titik terendah.
Kendati demikian, Nofrizal dengan kesederhanaan dan kemampuannya menjadi seorang leader, akhirnya anak muda ini dipercaya untuk menjadi pemimpin sebagai kepala jorong. Kepercayaan masyarakat bisa dipikul dengan istiqamah.
Sehingga ayah satu orang ini, dipercaya masyarakat di Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang mengemban amanah sebagai wali nagari Pengganti Antar Waktu (PAW) menggantikan wali nagari sebelumnya, Maskar M Datuak Pobo yang mengundurkan diri.
Di sana Nofrizal mulai memperlihatkan kemampuannya memimpin, menjalankan program-program pembangunan pemerintah dengan baik bersama masyarakat. Dirinya melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatan hingga setiap program berhasil tuntas dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami bersama masyarakat terus melakukan hal-hal yang bisa dilakukan untuk kepentingan bersama, membangun dari hati, saling berbagi dan peduli. Sehingga hasilnya bisa dinikmati,” jelas Nofrizal.
Tidak hanya mampu menjadi leader di pemerintahan, Nofrizal yang berstatus wali nagari PAW tersebut juga merintis usaha keluarga yang dimulai dengan mengolah kayu bekas bersama komunitas Kalilawa yang dirintisnya. Usaha ini memproduksi mebel unik berbahan kayu.
Nofrizal juga mendirikan sebuah kafe bernuansa alam yang menurutnya sebagai salah satu upaya membangun sektor ekonomi dengan melibatkan banyak orang, sebab Nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu yang berada di lereng pegunungan, memiliki potensi yang besar.
“Alhamdulillah, masyarakat terbantu, perlahan nagari jadi pusat kunjungan. Mudah-mudahan ke depannya akan berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara bersama,” ungkapnya.
Nofrizal bertekad Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang menjadi nagari yang maju, mandiri dan mampu mensejahterakan masyarakat lewat sektor-sektor unggulan seperti pariwisata dan pertanian. Kemudian menggeliatkan usaha-usaha ekonomi kreatif. (***)