JAKARTA – Pemerintah Malaysia dan Indonesia sepakat untuk bekerja sama dalam bidang penelitian. Ada tujuh bidang yang akan menjadi fokus dalam kerja sama, yakni ketahanan pangan, agrikultura, kesehatan, ICT (Information and Communication Technologies), transportasi, teknologi nano, pertahanan dan keamanan, sumber energi terbarukan, dan maritim.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, seusai pertemuan dengan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, Datuk Seri Idris Jusoh, di Jakarta, Senin (2/9). “Research akan kami galakkan bersama dengan penataan nota kesepahaman dengan fokus tujuh bidang yang akan kami kembangkan bersama itu,” kata Nasir.
Pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu turut dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah perguruan tinggi dari kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, pihak Malaysia juga menawarkan 20 beasiswa untuk para mahasiswa berprestasi Indonesia untuk kuliah di Negeri Jiran tersebut. Sementara itu, Datuk Seri Idris menambahkan, Malaysia dan Indonesia juga akan memperkuat kerja sama penelitian di berbagai bidang.
Menurut Datuk Seri Idris, kedua negara memiliki potensi penelitian yang besar jika mau bekerja sama. “Indonesia–Malaysia dapat menjadi satu kawasan regional penyelidikan yang hebat di seluruh dunia,” kata Datuk. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia juga menyatakan ketertarikannya tentang program KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diterapkan perguruan tinggi di Indonesia.
Datuk Seri Idris Jusoh mengatakan pihaknya tertarik untuk belajar tentang program KKN yang selama ini diterapkan di kampus-kampus di Indonesia. “Saya juga berbincang, kami ingin mempelajari dari Indonesia tentang KKN yang diwajibkan pada semua mahasiswa di sini (Indonesia),” katanya. Menurut Datuk Seri Idris, pihaknya akan mempelajari bagaimana penerapan KKN di Indonesia.
“Program serupa ini penting untuk dipahami mahasiswa di Malaysia agar ada kesukarelawanan, semangat yang perlu kita semai di kalangan pelajar kami,” kata Datuk.
Kawasan Ekowisata
Semantara itu, sebelumnya mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan berbagai program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya pengembangan kawasan ekowisata Kerujuk, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Koordinator Mahasiswa Tingkat Unit (Kormanit) KKN, M Rifky Al-Ghifari, mengatakan, di kawasan ekowisata seluas sekitar empat hektare ini, para mahasiswa UGM membangun berbagai wahana unik untuk menarik pengunjung, misalnya dengan membangun fasilitas outbond serta lokasi foto unik bagi pengunjung, menyerupai objek foto di beberapa lokasi wisata yang sudah cukup populer di Yogyakarta. cit/YK/E-3