in

Rida Matangkan Portal Melayu

Rida K Liamsi

Sebagai Pusat Rujukan Dunia

Tanjungpinang – Chairman Batam Pos Group (Tanjungpinang Pos, red) sekaligus Budayawan Melayu Dato’ Seri Lela Budaya Rida K Liamsi (RKD) memiliki cara baru dalam mengawali tahun 2017.

Bersama para pelaku seni, budaya dan sejarawan Melayu Kepulauan Riau (Kepri), Rida tengah disibukkan dengan pematangan portal Melayu yang berpusat di Kota Tanjungpinang.

Hal tersebut diutarakannya dalam bincang santai persiapan pidato kebudayaan yang akan dilangsungkan 30 Desember mendatang.

”Nanti jadinya mirip dengan Melayu online, tapi bedanya portal Melayu ini hanya berfokus kepada Melayu dalam lingkup Johor, Riau, Lingga. Sebab Tanjungpinang adalah jantung peradaban Melayu,” ujarnya tegas.

Siasat dan rencana sudah mulai disusun. Dari mulai pengurus portal berbasis online hingga kepada tim peneliti data terkait kemelayuan.

”Jadi nanti apapun yang orang mau cari, bisa merujuk ke portal kita. Misalnya tokoh budaya Melayu sejak zaman dulu hingga terkini, kajian makalah seminar, berita budaya, atau apa saja tentang Melayu,” tambahnya yang diakuinya portal Melayu ini akan digandeng oleh Yayasan Jembia Emas.

Ide cemerlang tersebut disambut baik oleh kalangan pelaku seni maupun teknologi. Bahkan Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Prof. Syafsir Akhlus ketika dikonfirmasi oleh Tanjungpinang Pos, menyampaikan siap sedia mendukung segala sesuatu yang bersifat IT (Informasi Teknologi).

”Itu gagasan yang bermanfaat bagi publik, bisa jadi portal itu akan menjadi rujukan dunia tentang Melayu sebenarnya. Kami siap mendukung dengan tim-tim yang andal milik UMRAH,” kata Akhlus.

Progres portal Melayu dipastikan akan semakin matang di awal tahun 2017. Dan, dikabarkan akan menjadi satu-satunya portal Melayu yang lebih spesifik.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu staf IT UMRAH, Dipayang. Ia menyebutkan, sejauh ini beberapa portal Melayu hanya menggambarkan Melayu secara luas.

”Semua kawasan nusantara dianggap Melayu, itu namanya Melayu Diapora. Sehingga mengaburkan pemahaman Melayu sebenarnya bagi masyarakat Kepulauan Riau khususnya,” ucapnya memberikan tanggapan.

Saat ini, beberapa pecinta seni yang merespon inisiatif Rida tengah sibuk mengumpulkan data dan bahan untuk dimasukkan ke dalam portal Melayu tersebut.

Bahkan Ketua Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau, Husnizar Hood bersama sejarawan Kepri, Aswandi Syahri tidak segan-segan menjemput data sumber meski berada di luar daerah.

”Demi Melayu dan budaya adalah harga mati untuk kami perjuangkan,” papar Nizar. (cr33) 

What do you think?

Written by virgo

RCW Tegaskan Tidak Buka Cabang di Provinsi Lain

Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas mengenai Antisipasi Perkembangan Media Sosial, 29 Desember 2016, di Kantor Presiden, Jakarta