JAKARTA – Pemerintah menekankan bahwa rumah sakit (RS) rujukan diprioritaskan untuk merawat pasien Covid-19 yang menderita sakit berat, serius, dan kritis. Sedangkan pasien dengan gejala sedang akan diarahkan untuk dirawat di rumah sakit darurat seperti Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Sementara pasien dengan gejala ringan, pemerintah menerapkan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan terus dipantau oleh dinas kesehatan setempat. “Ini menyangkut manajemen RS, bahwa RS rujukan diprioritaskan kepada pasien yang sakit berat, serius, dan kritis,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, usai rapat terbatas (artas) tentang Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19 yang dipimpin Presiden Joko Widodo melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/4).
Doni mengatakan hingga saat ini Gugus Tugas dengan para tenaga medis terus bekerja keras untuk memastikan pasien Covid-19 memperoleh perawatan yang baik. Untuk mendukung para dokter dan perawat, Gugus Tugas mencatat terdapat 25 ribu relawan dikerahkan.
Puluhan ribu relawan tersebut disebar ke berbagai daerah sesuai kebutuhan wilayah masing-masing. Relawan tersebut di daerah akan berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah dan tim Gugus Tugas tingkat wilayah. “Kepada para gubernur, bupati, wali kota juga telah kami sampaikan agar relawan ini terintegrasi dalam satu susunan organisasi yang langsung di bawah kendali ketua Gugus Tugas di tingkat provinsi, kabupaten, kota sehingga tenaga-tenaga relawan ini akan bisa optimal untuk kepentingan-kepentingan yang prioritas,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan perbaikan sistem rujukan rumah sakit yang menangani Covid-19. “Perbaiki sistem rujukan dan manejemen penanganan di RS untuk mengatasi overcapacity dari RS rujukan yang kita miliki,” kata Jokowi.
Pemerintah menyiapkan 132 rumah sakit rujukan infeksi virus korona di 34 provinsi. Ada juga RS darurat yang dipersiapkan untuk menangani pasien dengan kategori ringan dan sedang, yaitu RS Darurat Wisma Atlet di Jakarta.
“Saya juga sangat mengapresiasi cara-cara konsultasi medis dengan menggunakan teknologi dan ini saya kira harus lebih diperbesar dikembangkan lagi yaitu telemedicine agar ini terus ditingkatkan jumlahnya sehingga kontak antara pasien dan dokter bisa dikurangi,” kata Presiden.
PSBB Belum Optimal
Terkait pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Doni mengatakan PSBB yang dilakukan di DKI Jakarta masih belum optimal. Namun, ada juga hal yang positif dari pelaksanaan PSBB ini.
“Sebagaimana yang kita ketahui sejak Kepres tentang PSBB yang dimulai di DKI maka kita dapat mengambil beberapa data dan perkembangan. Ada yang positif, namun masih ada yang belum optimal,” kata Doni.
Doni lalu merinci hal-hal yang belum optimal di antaranya kegiatan perkantoran dan kegiatan pekerja di pabrik sehingga mengakibatkan sejumlah moda transportasi masih tetap dipenuhi masyarakat. “Walaupun ada permintaan dari sejumlah pihak untuk membatasi bahkan juga membatalkan transportasi, tetapi Kemenhub belum bisa memenuhi permintaan tersebut,” ucap Doni.
Sebab, lanjut Doni, para pekerja yang sebagian besar adalah mereka yang bekerja pada sektor-sektor yang memang tidak bisa ditinggalkan seperti petugas-petugas di rumah sakit, pelayan pada fasilitas umum sehingga tetap harus bekerja.
“Kalau mereka tidak berangkat kerja maka konsekuensinya dianggap bolos dan dapat berisiko dipotong honor, dikurangi gajinya, bahkan bisa juga di-PHK karena tidak mengantor. Oleh karenanya, kami Gugus Tugas mengajak kepada semua komponen, terutama para pemimpin para pejabat dan juga para manager yang mengelola sumber daya karyawan, untuk betul-betul mematuhi ketentuan yang telah disampaikan oleh pemerintah yaitu bekerja dari rumah, belajar, dan beribadah dari rumah,” imbuh Doni.
Ia menambahkan, apabila masih terdapat sejumlah perkantoran dan pabrik yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh protokol kesehatan, maka beberapa langkah akan dilakukan mulai dari peringatan, teguran, bahkan sanksi sebagaimana Pasal 93 UU 6/2018.
Hingga Senin, 20 April 2020, jumlah positif Covid-19 mencapai 6.760 kasus dan pasien sembuh 747 orang sementara 590 jiwa meninggal dunia. n fdl/AR-2