Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup stagnan seiring pelemahan dolar AS.
Rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia mengatakan rupiah awal pekan ini sebenarnya ada sedikit penguatan karena dolar AS mengalami pelemahan.
“Pelemahan dolar AS ini mengindikasikan bahwa pengetatan pada kebijakan moneter AS belum akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Nikolas.
Sementara dari dalam negeri, pergumulan rupiah juga masih terpaku pada kasus COVID-19, dengan kasus harian masih terlihat datar dibandingkan dengan negara tetangga yang mulai menunjukkan lonjakan tajam.
“Isu ini perlu diwaspadai karena bisa saja mendorong kekhawatiran bahwa kasus di Indonesia bisa melonjak tajam. Sementara vaksin gotong royong mulai berjalan dan menunggu giliran untuk program vaksinasinya,” kata Nikolas.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,943, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,017.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,623 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,632 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.347 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.345 per dolar AS hingga Rp14.365 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat menjadi Rp14.362 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.