in

Sala Primadona di Bulan Puasa

BERBELANJA: Seorang pembeli sedang membeli menu berbuka puasa di pasar pabukoan Pariaman, kemarin.(ZIKRINIATI/PADEK)

Makanan tradisional masih mendominasi kuliner di pasar pabukoan Pariaman. Penataan yang menarik dengan aroma khas membuat kuliner pabokuan sudah mulai dicari konsumen jelang sore hari.

Pantauan Padang Ekspres di pasar pabukoan Pariaman yang berlokasi di parkiran Lapangan Merdeka Kecamatan Pariaman Tengah, terlihat sudah mulai buka sekitar pukul 14.00. Saat itu pedagang sudah mulai menata dagangan mereka.

Pedagang aneka kuliner tradisional terlihat mendominasi mulai dari pedagang gorengan aneka sala lauak, sala situhuak hingga sala bulek. Ada juga pedagang masakan tradisional seperti gulai kepala ikan, anyang sayur, gulai tunjang hingga pedagang pabukoan seperti pical, bubur kampiun, rujak buah ambacang, sagu bonai hingga godok batinta.

Tak ketinggalan pedagang kuliner kekinian seperti dimsum, tori bakar, kebab, sop buah, es jelly dan es rumput laut. Masing-masing kuliner memiliki penikmat tersendiri. Namun kuliner tradisional terlihat paling banyak dicari pengunjung pasar pabukoan Pariaman.

Salah satunya terlihat di stan pabukoan merek Pical Ina. Sejumlah pengunjung sudah mulai membeli aneka pabukoan sekitar pukul 15.00. Regi, 28, yang melayani pembeli di stan pabukoan pical Ina menjelaskan pical, mi goreng kuah kacang, mihun dan bubur kampiun, makanan yang paling banyak dicari pengunjung pasar pabukoan.

Dengan harga Rp 8.000 per bungkus, sedikitnya ia menjual 100 bungkus lebih pical setiap harinya. Posisi kedua, bubur kampiun terjual rata-rata 80 bungkus, menyusul miehun dan mie goreng kuah kacang rata-rata terjual 70 bungkus setiap hari.

“Nah kalau rujak buah ambacang memiliki konsumen tersendiri pula, biasanya usia 50-an lah. Karena minuman ini sangat jarang dijual saat ini, harga jualnya Rp 5.000 per bungkus,” ujarnya.

Bagaimana dengan sala? Nah gorengan yang terbuat dari campuran tepung beras, daging ikan giling dengan rasa khas tetap menjadi primadona di pasar pabukoan. Nupik, 45, pedagang sala di pasar pabukoan sedikitnya ia menjual 1.000 butir sala setiap harinya.

Setiap harinya ia berhasil meraup omzet kurang lebih Rp 800 ribuan. “Sala ini seakan menjadi makanan wajib saat babuko di Pariaman. Seakan belum lengkap babuko kalau belum ada sala. Alhamdulillah, kami pedagang sala sangat bersyukur dengan Ramadhan ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kota Pariaman, Alyendra menyebutkan, pasar pabukoan ini mulai beroperasi pada awal puasa, buka mulai pukul 14.00. Diramaikan oleh puluhan pedagang yang akan menjual berbagai jenis makanan dan minuman untuk menu berbuka.

Total pedagang yang sudah mendapat izin berjualan di lokasi pasar pabukoan tersebut ada 20 pedagang. Masing-masing pedagang yang berjualan dipungut retribusi Rp 2 ribu (sudah termasuk uang kebersihan).

Biasanya setiap bulan puasa, pasar pabukoan di Kota Pariaman ini selalu diserbu pembeli. Oleh sebab itu, pihaknya, mengimbau agar pedagang memperhatikan kebersihan di lokasi ia berjualan, sehingga dapat memberi kenyamanan bagi para pembeli. (nia)

What do you think?

Written by Julliana Elora

UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh: Sambut Ramadhan, Suarakan Kitabullah

Warga Diminta Untuk Menahan Diri