Belajar dari usia dini merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk seluruh anak dalam mengenal berbagai benda, kata, warna dan sebagainya. Sehingga apa yang ia dengar menjadi pembendaharaan untuk masa usia sekolah.
Begitulah pada tahap usia sekolah dasar. Bagi siswa yang pernah mengenyam pendidikan PAUD, tentu akan mudah beradaptasi dengan kegiatan sekolah walaupun keadaan sekolah tidaklah banyak dalam kategori belajar sambil bermain, dari sekolah dasar mereka akan memulai pada kefokusan dalam tingkatan bertahap sesuai dengan kondisi siswa dan kurikulum.
Kemampuan siswa dalam menangkap materi belajar tidaklah sama, itu tergantung bagaimana guru bisa memberikan dan menyampaikan ilmu. Begitu juga pada tahap pemahaman siswa bisa dilihat dari kecerdasan yang sudah ada dalam diri mereka masing-masing.
Kreatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta, kreativitas juga bermakna sebagai kreasi terbaru dan orisinil yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses yang unik untuk menghasilkan suatu yang baru, berbeda.
Sedangkan pembelajaran kreatif menurut sebagian para ahli, adalah proses belajar yang berlangsung seumur hidup pada setiap orang. Sehingga para pelaku pendidikan akan memperlihatkan perilaku kearah yang lebih baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Syarat dalam menyelenggarakan proses pembelajaran kreatif harus ada pemimpin sekolah yang memiliki kreatif dan yang di pimpin yaitu pendidik. Guru kreatif merupakan cerminan untuk peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, seperti guru harus memiliki ide yang segar dan kreatif, sehingga siswa juga ikut untuk belajar dalam menyalurkan idenya.
Guru kreatif itu harus tampil beda dari kebanyakan guru, sebab guru tersebut merupakan model penyemangat siswa dan majlis guru lainnya sehingga dari cara berpakaian, bertutur, bersikap, bertingkah laku. Menyapa dan tersenyum menjadi modal untuk mengembangkan kreatifitas lainnya, supaya siswa makin bersemangat dalam belajar.
Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan fleksibel, agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses belajar, membuat mereka jadi betah dan mencintai suasana belajar, guru tersebut pandai bergaul serta supel kepada siapapun.
Tak terbatas hanya kepada guru dan murid saja, bahkan wali murid juga, memiliki kepribadian yang menyenangkan, sering melalukan eksperimen-eksperimen yang mengajak siswa untuk selalu berkarya, memiliki kecekatan dalam kesehariannya, tidak pernah menunda-nunda pekerjaan, cepat dan tanggap.
Beberapa model pembelajaran yang bisa di realisasikan dalam proses kreatif di sekolah yaitu pertama, kegiatan bermain peran, tujuan ini adalah agar siswa mampu merasakan situasi dan kondisi serta menikmati berbagai peran supaya dapat meningkatkan imajinasi siswa di sekolah.
Kedua : Talking Stick, merupakan metode pembelajaran untuk melatih siswa dalam meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri dengan berbicara atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru kepadanya. Pembelajaran ini melalui tongkat di mana siswa, bila mendapatkan tongkat ini harus berbicara sesuai dengan pernyaan guru, itupun terlebih dahulu lelah mempelajari sebuah materi secara bersama-sama.
Ketiga : Main Tebak Kata. Model pembelajaran ini sangat bagus dan cocok diberikan kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat terlatih dalam menghafal sebuah kata ataupun kalimat singkat.
Empat : Media Pembelajaran. Sebaiknya dalam proses penyampaian pengajaran pada siswa, harus memiliki alat peraga, tujuannya agar siswa mudah menangkap dan melihat, bagian-bagian mana yang telah mereka ketahui, seperti belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam, agama, sains dan lainnya.
Menciptakan proses belajar yang kreatif di kelas 1 perlu strategi tambahan yaitu menjadikan suasana ruang sekolah makin berseri. Guru harus berani berekperimen agar kelas yang awalnya sama dengan kondisi ruang kelas kebanyakan, menjadi ruangan yang dirindukan siswa untuk menikmati rangkaian ilmu yang disampaikan guru.
Mendesain ulang dengan berbagai warna cat, dengan variasi gambar pohon, langit dan yang mengajak siswa bila melihatnya berimajinasi, dan terbentuklah dalam dirinya suatu konsep betah belajar, sebagai rumah kedua yang nyaman dan menyenangkan.
Setelah ruangan selesai direnovasi, maka tugas guru selanjutnya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Dan juga peran guru dalam memberikan apresiasi terbaik kepada siswa, saat mereka mampu mengerjakan dan menuntaskan tugas sekolah yang dikerjakan, dengan pujian serta hadiah yang sederhana namun luar biasa bagi siswa.
Selanjutnya guru juga mampu mengkolaborasikan materi dan praktek langsung, sebab siswa kelas 1 masih dalam kategori belajar sambil bermain. Kalau dijabarkan tentu akan banyak sekali metode-metode pembelajaran kreatif yang bisa dijadikan acuan untuk mengajarkan siswa.
Namun untuk saat ini, proses dan metode pembelajaran seperti inilah yang pantas untuk saat ini, dalam menumbuhkembangkan semua kemampuan yang Tuhan hadiahkan pada makhluk, yang bernama manusia, yang wujud anak-anak, yang memiliki keunikan masing-masing.
Anak adalah mutiara yang kilauannya tidak akan pernah padam, namun cahayanya akan mudah redup bila tidak ada motivasi dua arah, antara sekolah dan orangtua. Keberhasilan suatu metode pembelajaran, juga didukung oleh orangtua, agar anak-anak masa sekolah menikmati belajarnya dengan bahagia, dan selalu berprestasi.(***)