in

SD Negeri 03 Batubulek: Terapi, Sugesti dan Motivasi

Metria Eliza
(GURU SDN 03 BATUBULEK)

Setiap anak memiliki beberapa potensi yang ada di dalam dirinya. Terkadang potensi yang ada tersebut tidak tergali dengan sempurna dan tidak diasah sebagaimana mestinya.

Semua itu terjadi karena beberapa faktor penghambat yaitu, kemampuan untuk mengekplorasi diri, mental blok, tidak memiliki motivasi dan sugesti dalam kehidupannya atau persoalan lainnya.

Setiap kita membutuhkan motivasi dan sugesti untuk memperbaiki keadaan. Motivasi tersebut bisa muncul dari dalam diri sendiri (internal), melalui bantuan orang lain, lingkungan atau faktor eksternal lainnya.

Sugesti dapat membantu seseorang dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Sebagai contoh, ketika seorang anak memiliki masalah dalam mengontrol emosi sehingga menyebabkan hasil belajarnya menurun.

Penyebab dari masalah tersebut bisa dari lingkungan sekitar, keluarga, dll. Jika masalah tersebut dibiarkan terus menerus dan tidak mendapatkan penanganan yang serius.

Maka masalahnya hasil belajar anak tersebut tidak akan pernah teratasi sehingga pikiran bawah sadar anak tetap memunculkan perilaku tersebut. Seperti diketahui pikiran bawah sadar sangat cepat merespon pengaruh-pengaruh negatif yang datang.

Inilah yang memengaruhi cara kerja pikiran sadarnya dalam bereaksi terhadap suatu masalah. Jika masukan ke dalam pikiran bawah sadarnya lebih banyak positif, maka caranya mengatasi masalah juga akan lebih baik dan terkendali.

Apabila dalam pikiran bawah sadarnya banyak masuk pengaruh negatif, maka reaksinya terhadap masalah juga tidak akan terkendali dan cenderung agresif.

Salah satu terapi yang dilakukan orangtua selama ini adalah mendatangkan psikolog dan membawa anak berkonsultasi dalam memecahkan masalahnya seperti terapi behavior. Padahal setiap kita mampu menjadi terapis bagi anak, keluarga bahkan orang di sekitar kita.

Salah satu terapi yang pernah saya pelajari adalah hypnosleep. Yaitu memberikan sugesti ketika anak berada dalam kondisi rileks, santai, dan gelombang otaknya berada di antara teta dan beta.

Kondisi tersebut ketika anak berada pada saat 15 menit setelah tidur atau antara sadar dan tidak atau sebelum membangunkan anak. Anak dibisikkan sesuatu yang positif dan berikan sugesti sesuai keinginan kita agar anak mengubah perilakunya.

Namun dengan catatan sugesti yang diberikan adalah sebuah kata perintah seperti “mulai hari ini dan seterusnya kamu akan menjadi anak yang rajin, sholeh, dan disiplin!”.

Dalam memberikan sugesti hindari untuk mengatakan kata “tidak” atau “jangan” seperti “kamu tidak boleh menjadi anak yang malas”. Usahakan kata-kata sugesti yang kita berikan dapat direspon anak dengan anggukan atau jawaban mengingat kondisi anak masih dalam kondisi antara tidur dan tidak.

Memberikan sugesti berupa motivasi ini perlu dilakukan berulang-ulang agar sugesti motivasi yang diberikan tersimpan dalam otak bawah sadar anak, sehingga terlihat perubahan dari perilaku anak.

Selain hypnosleep saat ini juga telah diterapkan teknik coaching dan segitiga resistusi dalam mendorong perilaku positif, pada diri anak yang memiliki masalah yang biasanya dilakukan di sekolah atau instansi sehingga tercipta budaya positif.

Untuk itu perlu kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah dalam menangani anak yang memiliki gangguan perilaku dengan mengkombinasikan kedua teknik terapi tersebut.

Orang tua melakukan hypnosleep dan pihak sekolah melakukan teknik coaching, sehingga otak bawah sadar anak menyimpan hal-hal positif yang tentu berdampak dalam perilaku kesehariannya. (Metria Eliza, GURU SDN 03 BATUBULEK)

What do you think?

Written by Julliana Elora

UPT SD Negeri 22 Panyalaian: Manfaatkan Waktu Yang Ada, Jangan Tunggu Lusa

Batik berpadu busana hijau neon warnai area konser NCT 127 Jakarta