in

SD Negeri 22 Panyalaian, Meningkatkan Kemampuan Literasi Peserta Didik di Era 4.0

Okto Prasetio, S.Pd
(UPT SDN 22 PANYALAIAN

Era 4.0 merupakan era modern dimana adanya sistem digitalisasi hampir segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek pendidikan. Pendidikan di era 4.0 merupakan era yang menjadi tantangan tersendiri di dunia pendidikan khususnya jenjang sekolah dasar.

Di mana pendidik harus membentengi peserta didik dari dampak buruk perkembangan teknologi. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi tidak dapat dihambat tetapi bisa difilter melalui dunia pendidikan.

Pendidikan 4.0 tidak hanya berfokus pada pemanfaatan teknologi, akan tetapi pendidikan 4.0 juga fokus dalam meningkatkan minat baca peserta didik. Derasnya arus informasi dan teknologi di era 4.0 ini berdampak pada semakin terbatasnya waktu yang dimiliki peserta didik untuk membaca.

Padahal, kemampuan literasi peserta didik dalam membaca tentunya sangat diperlukan agar dapat mengikuti segala perkembangan terkait dengan dunia pendidikan mereka.

Pada saat ini, peserta didik dihadapkan pada persoalan bagaimana mengatasi keterbatasan waktu sehingga dapat membaca dalam waktu yang relatif singkat tetapi dapat memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya (Rahmania, Miarsyah, & Sartono, 2015).

Memperoleh informasi dapat dilakukan melalui kegiatan literasi. Literasi akan mengantarkan para peserta didik untuk memahami suatu pesan (Hernowo, 2003).

Tapi kenyataannya literasi membaca bangsa ini rendah. Rendahnya literasi membaca bangsa saat ini akan membuat rendahnya daya saing bangsa dalam persaingan global.

Pada tahun 2000 dalam hal literasi membaca, indonesia menempati peringkat 39 dari 41 negara; tahun 2003 peringkat 39 dari 40 negara semakin miris saja; dan pada tahun 2006 peringkat 48 dari 56 negara. Tahun 2009 peringkat 57 dari 65 negara; nah pada tahun 2015 indonesia menempati peringkat 69 dari 76 negara.

Ini menunjukkan bahwa literasi itu penting ditingkatkan.
Pentingnya literasi juga disampaikan oleh Kemendikbud (2016) bahwa budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kemampuan peserta didik untuk memahami informasi secara analitiss, kritis, dan reflektif.

Pemerintah juga telah mencanangkan program Gerakan Literasi Bangsa (GLB) yang bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti anak melalui budaya literasi (membaca dan menulis).

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi justru membawa bangsa ini mengalami kemunduran dalam hal minat membaca. Peserta didik lebih sering menghabiskan waktu untuk menonton TV atau pun menghabiskan waktu mereka hanya di depan layar gadget.

Kemudian, kenyataan pada saat proses pembelajaran, peserta didik cenderung banyak yang masih kesulitan dalam memahami teks bacaan, dan malas membaca apabila teks bacaan itu panjang – panjang.

Oleh karena itu dan karena khawatir keadaan semakin menurun program literasi di UPT SDN 22 panyalaian ini sangat ditekankan oleh kepala sekolahnya melalui rapat guru untuk menerapkan program literasi.

Hal ini dilakukan karena melihat peserta didik tersebut sudah mulai memprihatinkan dalam minat membaca dan menulis dilihat dari tahun-tahun sebelumnya.

Program literasi ini sangat penting karena sebagian besar proses pendidikan tergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Untuk itu diperlukan tindakan meningkatkan literasi oleh semua pihak terutama guru.

Mewujudkan peserta didik agar dapat meningkatkan kemampuan literasi, maka ada beberapa langkah upaya guru yaitu: 1) Menyediakan pojok baca. Pojok baca merupakan salah satu program yang dapat meningkatkan minat baca peserta didik.

dengan mengoptimalkan pojok baca, gerakan literasi membaca dapat berjalan lancar. 2) Membiasakan kegiatan literasi. Kegiatan ini dilakukan sebelum proses pembelajaran, peserta didik diminta mengambil buku bacaan yang terdapat pada pojok baca lalu membacanya selama 15 menit.

Kemudian peserta didik menceritakan isi buku bacaan kepada teman-temannya. Setelah itu peserta didik menuliskan hal – hal menarik yang terdapat di dalam cerita/buku yang dibaca.

Kegiatan ini bertujuan agar meningkatkan rasa cinta baca, meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada diri peserta didik. Selain itu juga dapat memperkaya kosakata peserta didik, sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang membutuhkan kemampuan menulis.

3) Melakukan Asesmen literasi. Kegiatan asesmen literasi dilakukan sekali dalam seminggu baik selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

Pada saat proses pembelajaran kegiatan asesmen dilakukan dengan cara mendownload contoh soal literasi pada PMM. Lalu peserta didik mengerjakannya dalam sesuai dengan durasi waktu yang telah ditentukan. (Okto Prasetio, S.Pd, UPT SDN 22 PANYALAIAN)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Andre Rosiade: Massa Konser Prabowo-Gibran di Limapuluh Kota Lebih dari Kampanye Anies

Empat Kesepakatan Kerja Sama Indonesia dan Timor-Leste