in

SEAScreen Academy diharap tumbuhkan pusat perfilman di Indonesia timur

Makassar (ANTARA) – Sutradara film Riri Riza berharap South East Asian Screen (SEAScreen) Academy dapat menjadi ajang yang menumbuhkan pusat-pusat perfilman di kawasan Indonesia timur di masa depan.

“Tujuannya agar di masa depan, perfilman Indonesia tidak hanya berpusat di Jakarta,” kata Direktur SEAScreen Academy Riri Riza saat ditemui di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (23/5) malam.

Riri Riza optimistis pelatihan ini akan memunculkan bakat-bakat penulis film di kawasan timur Indonesia dan dapat menggali potensi mereka untuk memperkuat industri film Indonesia.

Baca juga: SEAScreen Academy & MIWF 2024 diharap munculkan talenta muda perfilman

SEAScreen Academy adalah program pelatihan dan pengembangan film yang diprakarsai oleh sutradara film Riri Riza dan Rumata ArtSpace.

​​​​SEAScreen Academy 2024 yang berlangsung pada 22 – 25 Mei 2024, merupakan pelaksanaan SEAScreen Academy yang ke-9 sejak 2010 yang selalu digelar di Makassar.

Makassar dipilih sebagai tempat pelaksanaan SEAScreen Academy karena Makassar dinilai telah memiliki ekosistem perfilman yang mandiri.

“Makassar punya semacam ekosistem perfilman-nya sendiri. Kenapa disebut ekosistem? Dia punya pembuat film, punya sistem produksi film, dan punya jalur-jalur distribusi film yang tidak bergantung pada Jakarta,” kata Riri Riza.

Dari 61 orang yang mendaftar, ada 12 orang yang terpilih menjadi peserta dalam pelatihan ini. Mereka berasal dari Makassar, Palu, Luwu Timur, Gowa, Sumbawa, Maumere, dan Jambi.

Selain para sineas terkemuka Indonesia, terdapat juga Direktur Arsip Film Thailand Chalida Uabumrungjit dan sutradara perempuan asal Malaysia Amanda Nell Eu yang menjadi mentor dalam pelatihan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan turut memfasilitasi penyelenggaraan SEAScreen Academy 2024 dan berharap ajang ini dapat memunculkan seniman-seniman muda berbakat di Indonesia.

“Lewat SEAScreen Academy, kita berharap bisa mapping talenta, karena tidak ada data berapa jumlah film maker,” kata Ketua Tim Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek Bobby Fernandes.

Baca juga: Dua film Indonesia ditayangkan pada Pesta Raya Esplanade Singapura

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024

What do you think?

Written by Julliana Elora

“Saat Menghadap Tuhan” angkat isu perundungan ke layar lebar

Jadwal MotoGP GP Catalunya: Peluang Marc Marquez merebut juara