in

Sejumlah Serangan Siber Jadi Ancaman pada 2020

Semua pihak, khususnya para ahli teknologi informasi harus sinergis bekerja sama mencegah terjadinya serangan siber pada tahun 2020.

JAKARTA -Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mem­prediksi sejumlah serangan siber yang akan terjadi pada 2020, salah satunya ransom­ware, jenis perangkat perusak yang dirancang untuk men­ghalangi akses kepada sistem komputer atau data. Ransome­ware ini menjadi serangan si­ber yang paling banyak terjadi selama tahun 2019.

“Prediksi tahun 2020, ran­somware masih akan mening­kat,” kata Direktur Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Agung Nugraha pada acara de­ngan tema Forum Diskusi Tele­matika Akhir Tahun 2019, di Jakarta, Senin (23/12).

Masih banyak celah di web­site Indonesia itu belum secure. Penipuan fraud untuk digital economy masih jadi tren. Ran­someware makin meningkat.

Selain itu, Agung mem­prediksi akan terjadi serang­an dalam operasi teknologi di bidang infrastruktur strategis. Kemudian, dalam hal Internet of Things (IoT) yang semakin terkoneksi, sektor perbankan menjadi potensi serangan yang harus diantisipasi.

Tidak hanya itu, seiring de­ngan transformasi digital yang sedang dilakukan oleh banyak perusahaan, layanan kom­putasi awan atau cloud juga di­sebut menjadi potensi serang­an siber. “Ada kejahatan yang sudah menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan tentunya AI harus dilawan dengan AI, akan menjadi tantangan sendiri,” ujar Agung.

Celah 5G

Lebih lanjut Agung mengata­kan teknologi internet generasi kelima atau 5G ternyata juga membawa celah keamanan si­ber. Sebab, kecepatan internet yang dibawa teknologi 5G juga berdampak pada pencurian data yang semakin cepat. “Ta­dinya pencurian data butuh waktu dua sampai tiga jam, dia mungkin hanya beberapa de­tik saja sudah selesai. Itu yang perlu diantisipasi. Perlu ada regulasi kemudian kerja sama pemerintah dengan semua stakeholder,” kata Agung.

Agung menambahkan tang­gung jawab keamanan tidak ha­nya ada secara tunggal di peme­rintah tapi juga ada pada pemilik data dan pemilik infrastruktur. Selanjutnya, event olahraga baik internasional maupun nasional, juga diprediksi menjadi target serangan siber.

Pada tahun depan ada ge­laran olahraga internasional Olimpiade di Tokyo. Semen­tara, Indonesia akan mengge­lar Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua pada 20 Oktober hingga 2 Novem­ber 2020. Namun, Agung me­ngatakan belum mengetahui apakah konsep perlindungan keamanan siber yang diusung pada event tersebut akan sama dengan Asian Games yang ber­langsung tahun lalu.

“Kebetulan ada di Papua, secara infrastruktur digital agak berbeda dengan di Jakar­ta. Kami belum ada koordinasi soal konsep PON di tahun 2020 nanti,” ujar Agung.

Secara terpisah, anggota Komisi I DPR, Saifullah Tamliha meminta semua lembaga inteli­jen bekerja keras untuk memas­tikan tidak ada gangguan dari kelompok teroris saat perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pemerintah sudah mem­persiapkan semua hal dalam menghadapi perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 na­mun kerja keras semua lembaga intelijen tetap dibutuhkan.

“Saya yakin pemerintah su­dah menyiapkan berbagai hal sejak lama menghadapi Natal dan tahun baru. Namun kami berharap semua lembaga in­telijen bekerja keras pastikan ti­dak ada gangguan dari teroris,” kata Tamliha.

ola/Ant/N-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Bantuan BTN

300 Kambing & Berton-ton Beras Diolah Jadi Nasi Kebuli,Dibagikan untuk Jamaah Haul Solo