in

Semua Pekerja Mesti Mendapat Perlindungan

JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melakukan kolaborasi korporasi dengan sejumlah perusahaan dan perbankan mitra kerjanya dalam menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk memperluas kepesertaan dan perlindungan jaminan sosial kepada pekerja bukan penerima upah (informal).

“Pekerja bukan penerima upah masuk kategori pekerja rentan, sehingga kami ikutkan dalam Program Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan,” kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto dalam sambutan peringatan HUT ke-39 BPJS Ketenagakerjaan, di Jakarta, Senin (5/12) malam.

Saat ini terdapat sekitar 130 juta pekerja di Indonesia yang harus dilindungi dalam Program BPJS Ketenagakerjaan, dan 80 juta di antaranya merupakan pekerja informal yang yang bertahan hidup hanya dengan penghasilan harian yang didapatkan. Mereka (pekerja informal), kata Agus, mungkin tidak sanggup jika penghasilan hariannya harus disisihkan untuk mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

“Karena itu, program GN Lingkaran ini menjadi sarana untuk menjamin mereka mendapatkan perlindungan jaminan sosial selama beberapa bulan masa perlindungan. Diharapkan ke depan mereka dapat meneruskan kepesertaan secara mandiri,” ujarnya.

Tujuh Persembahan

Program GN Lingkaran tersebut merupakan satu dari tujuh persembahan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan untuk pekerja Indonesia dalam menyambut HUT ke-39 BPJS Ketenagakerjaan. Persembahan kedua yaitu pengembangan sistem aplikasi BPJS-TK Mobile dengan penambahan fitur seperti “geotagging”.

Ini merupakan informasi manfaat bagi non-peserta, dan penyempurnaan layanan pengaduan yang sudah ada dengan didukung interface aplikasi yang modern dan user friendly. Persembahan ketiga, BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan berbagai merchant untuk memberikan manfaat langsung yang bisa didapatkan sehari-hari oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan di ritel, hotel dan lain sebagainya.

“Sampai saat ini sudah lebih dari 400 merchant yang bekerjasama untuk memberikan manfaat langsung kepada peserta,” tambahnya. Keempat, lanjut Agus, optimalisasi pengelolaan dana melalui investasi langsung pada properti komersial Social Security Tower yang dikelola perusahaan penyertaan langsung bertujuan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Kelima, persembahan bagi generasi muda Indonesia yang akan mendapatkan edukasi jaminan sosial melalui media video kreatif. Ke depan BPJS Ketenagakerjaan mengajukan agar edukasi tentang jaminan sosial ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah.

Keenam, BPJS Ketenagakerjaan akan merilis buku tentang transformasi human capital yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi praktisi SDM di perusahaan-perusahaan atau badan usaha lainnya.

Persembahan terakhir dari BPJS Ketenagakerjaan pengembangan Program Penggerak Jaminan Sosial (Perisai), sebuah program keagenan jaminan sosial yang melibatkan masyarakat umum melalui kelompok masyarakat, pekerja atau pengusaha agar bisa menjangkau lebih banyak orang.

Agen Perisai akan dilatih, disertifikasi, dan lembaganya juga akan diakreditasi agar dapat menghasilkan agen yang berkualitas dan terbaik dalam memberikan informasi dan mengakuisisi peserta. “Ketujuh hal ini merupakan persembahan BPJS Ketenagakerjaan sekaligus komitmen untuk melindungi dan menjamin kesejahteraan seluruh pekerja di Indonesia, tanpa terkecuali,” pungkas Agus. sdk/E-3

What do you think?

Written by virgo

Natal

Tamansiswa Letakkan Dasar Pendidikan Bangsa