in

Seniman Solo dukung Presidensi G20 melalui mural para pemimpin dunia

Ada makna bagus dari Suku Badui, di antaranya dekat dengan alam, sederhana, dan hemat energi

Solo (ANTARA) – Sejumlah seniman di Kota Solo, Jawa Tengah mendukung kesuksesan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia melalui mural bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para pemimpin dunia dan terpampang di pinggir ruas Jalan Slamet Riyadi.

Koordinator komunitas muralis Irul Hidayat di Solo, Jumat, mengatakan bahwa mural bergambar Presiden Jokowi dengan beberapa presiden lain dari sejumlah negara tersebut merupakan hasil kreativitas bersamaan dengan momentum Presidensi G20 Indonesia.

“Kami punya gagasan untuk mengolah tema besar dari isu nasional, akhirnya diangkat yang ada figur Jokowi,” katanya.

Kepala negara lain yang juga berada dalam gambar di antaranya Presiden Rusia Vladimir Putin, Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al Saud, Presiden Argentina Alberto Fernandez, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden India Ram Nath Kovind.

Baca juga: Indonesia ajak pemuda jaga kelestarian bumi

Ia mengatakan gambar tersebut sesuai dengan salah satu isu prioritas Presideni G20 Indonesia, yakni energi berkelanjutan.

“Di situ ada isu tentang lingkungan, energi hijau, dan pemanasan global,” katanya.

Ia berharap melalui gambaran tersebut pesan tentang dampak buruk pemanasan global maupun isu lain terkait eksploitasi energi dapat tersampaikan dengan baik kepada para pemimpin negara maupun masyarakat luas.

“Kami ajak mereka untuk kembali memikirkan isu itu sesuai dengan karakter sederhana mereka,” katanya.

Diangkatnya gambar Presiden Jokowi mengenakan baju adat Suku Badui juga bukan tanpa alasan. Ia mengatakan ini sesuai dengan simbol masyarakat Badui yang penuh dengan kesederhanaan.

“Ada makna bagus dari Suku Badui, di antaranya dekat dengan alam, sederhana, dan hemat energi,” katanya.

Sementara itu, pembuatan mural tersebut melibatkan lima muralis dan membutuhkan waktu hingga tiga minggu. “Karena kami menggambar cuma saat malam hari, menunggu toko tutup,” katanya.

Ia mengatakan lokasi pembuatan mural tersebut tepatnya berada di perempatan Nonongan.

Baca juga: Maudy: Generasi muda harus peduli pada agenda pembahasan di G20

Baca juga: Melalui Presidensi G20, Indonesia ikut berperan ciptakan kebijakan

Baca juga: UI gelar konferensi internasional dukung presidensi G20

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022

What do you think?

Written by Julliana Elora

Lagi Bawa Turis, Kapal Kandas di Perairan Siruamata!! Ini Penyebabnya!

Drakor baru Na In Woo “Jinxed at First” sajikan misteri keberuntungan