Kisah cinta memang selalu menarik untuk disimak. Apalagi jika kisah tersebut tak terduga dan penuh kejutan. Seperti kisah Andi (bukan nama sebenarnya) yang selalu diejek tak punya pacar, namun akhirnya duluan menikah. Seperti apa ceritanya?
Andi, Budi, dan Rizal (bukan nama sebenarnya) sudah bersahabat sejak kecil. Mereka selalu satu sekolah sejak SD hingga SMA. Andi seorang pemuda yang rajin dan pintar. Budi adalah pemuda yang humoris dan mudah bergaul. Ia juga sangat populer di kalangan wanita. Sementara Rizal berperawakan ganteng dan disukai banyak wanita.
Di zaman sekolah dulu, mereka berdua dicap sebagai playboy karena selalu berganti-ganti pacar. Berbeda 180 derajat dengan sahabatnya, Andi. Tak pernah terlihat menggandeng seorang wanita.
Karena itu pula, Andi kerap diledek oleh kedua sahabatnya. Budi dan Rizal sering menyuruh Andi untuk mencari pacar, tetapi Andi selalu menolak. Katanya belum siap untuk menjalin hubungan serius. “Andi, lu ga ingin punya pacar ya. Apa ga bosan sendirian terus. Lihat kami ini, kalau pergi jalan ada yang nemenin? ujar Budi meledek sahabatnya itu.
Andi tak menjawab. Ia hanya tersenyum kecil. Ledekan itu seperti makanan sehari-hari baginya. Toh, kenyataannya memang begitu. Jomblo! Ledekan itu kian menjadi-jadi. Di grup WhatsApp mereka. Budi dan Rizal kerap membagikan foto kebersamaan mereka dengan pasangannya masing-masing.
Budi misalnya. Hampir setiap hari mengirim foto bersama kekasihnya. Begitu juga Rizal. Ia selalu membagikan foto-foto ketika sedang makan, nonton, jalan-jalan dan lainnya. “Mohon doanya teman-teman, semoga bisa segera ke pelaminan.” tulis Rizal di grup WhatsApp itu.
Andi tak membalas. Hanya Budi yang menjawab. “Aamiin” Tak ketinggalan pula, ia menyertakan narasi akan segera melamar kekasihnya. Apapun itu, Andi tak pernah marah atau tersinggung dengan ledekan kedua sahabatnya itu. Malah tersenyum dan menjawab dalam hati, semuanya akan indah pada waktunya.
Setahun berlalu, Budi dan Rizal tak juga kunjung menikah. Malah Andi sudah menggandeng seorang wanita. Ayu (bukan nama sebenarnya) namanya. Temannya sewaktu kuliah dulu.
Ayu seorang gadis cantik dan baik hati. Pekerjaannya notaris. Sedangkan Andi seorang pengusaha. Mereka bertemu di sebuah acara bazar. Dari pertemuan itu, Andi jatuh cinta pada Ayu. Andi dan Ayu mulai berkencan dan hubungan mereka semakin serius.
Setelah enam bulan berpacaran, Andi dan Ayu memutuskan untuk menikah. Niatnya untuk mempersunting sang gadis berjalan mulus. Orangtua Ayu menerima lamaran Andi.
Andi sangat bahagia. Ia yang kerap diledek jomblo akhirnya duluan menikah.
Andi berencana menyampaikan kabar baik ini kepada kedua sahabatnya itu. “Bro-bro…ngopi yuk, gua tunggu di tempat biasa pukul 5 sore,” tulis Andi di grup WhatsApp. Seketika kedua sahabatnya bereaksi.
“Tumben, si jomblo ngajak ngumpul bro? Bosan sendirian ya? Atau mau ngantar undangan nikah?” ledek Budi membalas pesan Andi.
Pesan itu lalu dibalas Andi dengan emoticon senyum. Disertai pesan. “Jangan sampai ga datang bro-bro semua,” tulis Andi.
Waktu pertemuan yang dijanjikan akhirnya tiba. Ketiga sahabat itu bertemu. Seperti biasa, Andi selalu menjadi bahan ledekan sahabatnya. Lagi-lagi Andi tetap tersenyum. Singkat cerita, Andi lalu menyampaikan kabar bahagia itu.
Bak disambar petir. Budi dan Rizal terkejut mendengar kabar pernikahan Andi. Mereka tidak menyangka bahwa Andi akan menikah. Sampai akhirnya mereka percaya saat Andi menyodorkan undangan pernikahannya.
Di undangan itu tertulis nama Andi dan Ayu. Budi dan Rizal merasa bersalah karena selama ini mereka selalu meledek sahabatnya yang lugu itu. Mereka meminta maaf kepada Andi dan mengucapkan selamat atas pernikahannya.
Andi memaafkan Budi dan Rizal. Dia mengatakan tidak pernah marah atau tersinggung dengan ledekan mereka. Hari pernikahan pun tiba. Budi dan Rizal menjadi saksi pernikahannya. Budi dan Rizal sangat bahagia melihat sahabatnya menemukan cinta sejatinya.
Andi dan Ayu hidup bahagia bersama. Setahun berselang mereka dikaruniai seorang putri yang cantik. Zahara namanya. Sementara dua sahabatnya hingga kini masih saja menjomblo. (Eri Mardinal)