in

SMA IBS Raudhatul Jannah Payakumbuh, Sumbang Duo Baleh Lewat Pesantren Ramadhan

TAUSIYAH: Para siswa SMA Islam Boarding School Raudhatul Jannah Payakumbuh saat mengikuti
Pesantren Ramadhan 1444 H.(IST)

Sumbang merupakan perbuatan yang janggal yang hampir mendekati pada perbuatan salah. Sedangkan sumbang duo baleh merupakan undang-undang yang dua puluh dan dibagi dua dari undang-undang nan salapan, yang berjumlah dua belas yaitu sumbang duduak, tagak, bajalan, kato, tanyo, jawek, caliak, makan, pakai, gauah, diam dan kurenah.

Semakin tidak terkontrolnya pergaulan anak di masyarakat dewasa ini, membuat SMA Islam Boarding School Raudhatul Jannah berinisiatif untuk mengambil tema tentang adab dan pergaulan remaja dengan menghadirkan narasumber yaitu Nova Z. El Yunussy.

Beliau sebagai peneliti budaya dan penulis buku sumbang padusi untuk memberikan materi sumbang duo baleh, yang dihadiri oleh seluruh siswa dan guru. Pertama sumbang duduak dalam satu majlis, apakah boleh perempuan duduknya sama dengan laki-laki yang baselo?

Tentu tidak, karena cara duduk seorang perempuan haruslah bersimpuh, karena ada yang mesti di tutupi, dan begitu juga bila laki-laki duduk bersimpuh tentu ada yang terasa terhalang.

Begitu juga pada sumbang tagak, seorang perempuan tidak boleh berdiri di depan pintu karena dapat menghalangi jalan bila orang ada masuk kedalam rumah, apalagi perempuan berdiri tengah malam sendirian di jalan raya.

Selanjutnya pada sumbang bajalan, bila berjalan mata sebaiknya tidak melihat keatas dan tidak tergesa-gesa, karena bisa tersandung pada akhirnya terjatuh dan mengalami kesakitan pada kaki, sebaiknya perempuan kalau berjalan tidak mahosoh-osoh atau berjalan dengan kaki yang dihetakkan keras, sehingga orang tahu siapa yang berjalan tersebut.

Sumbang kato, kalau berbicara sebaiknya tidak seperti air terjun, dalam artian harus ada panggal isi dan tujuan dari berbicara, sehingga orang mudah mengetahui dan mengerti apa yang kita bicarakan tersebut.

Kita lanjut kepada sumbang tanyo, saat kita mentraktir teman makan, apalagi sekarang bulan puasa, jangan tanyakan saat makan harga beras atau apapun yang kita pesan untuk makan. Begitu juga bila kita melihat teman sakit, secara tidak sadar kita sering menyampaikan bahwa orang yang memiliki penyakit yang sama sudah mati.

Begitu juga bila kita sebagai seorang siswa ataupun anak, bertanyalah dengan cara sopan agar orang yang mendengar pertanyaan kita tersebut tidak merasa tersinggung.
Masuk pada sumbang jawek, sebagai pedagang baik laki-laki maupun perempuan bila ada pembeli bertanya berkaitan buahan seperti buah duku misalnya.

Ditanyakan apakah manis atau tidaknya, maka jangan dijawab kasar. Sebaiknya jawablah dengan cara yang baik seperti kalau yang sebentar ini yang saya coba memang manis. Namun bila semuanya saya belum mencoba, jadi silakan di coba dulu ibu. Sama halnya bila seorang guru ataupun teman bertanya, jawaban kita tidak kasar ataupun tidak peduli.

Sumbang caliak. Kalua pergi bertamu, jaga pandangan mata, jangan biarkan mata berkeliaran melihat apapun yang ada di rumah orang. Sebab itu tidak boleh, karena bisa menimbulkan fitnah bila kita sampaikan kepada orang lain, berkaitan kekurangan ataupun kelebihan isi rumah tersebut.

Menghindari pertengkaran dan berprasangka buruk pada saudara. Bagi laki-laki, jaga juga pandangan mata, sebab pusatnya kelemahan laki-laki ada di mata. Agama juga menganjurkan baik laki-laki maupun perempuan menjaga pandangan mereka agar tidak menimbulkan dosa dan fitnah.

Kalau sumbang makan kita sering salah kaprah bila di rumah maupun di tempat keramaian, contohnya di acara pesta. Pertama yang mesti kita ingat adalah jangan makan bacapak atau berbunyi. Ambillah makanan yang ada di depan kita saja, bila kita sedang makan berjamba.

Cara ambil nasi dengan cara empat jari. Begitu juga kalau hidangan makan itu prasmanan sebaiknya ambillah sambal yang kita suka saja. Ada pun tujuan dari prasmanan dengan sambal yang banyak ialah memberikan alternative kepada tamu undangan, bila di antara sambal yang tersaji mereka tidak suka, lalu boleh dengan cara memilih.

Selain itu ada sumbang pakai, berharap di Ramadan ini permulaan kita untuk berbenah mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Dengan menutup aurat, itu suatu kewajiban bagi seorang muslim dan muslimah, bagi laki-laki harus pandai menjaga auratnya dengan tidak memakai celana di atas lutut atau lebih dikenal dengan celana boxer keluar rumah.

Begitu juga perempuan, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat. Lalu apa perbedaan di bungkus dan ditutup? Jawabannya adalah kalau di bungkus jelas betul apa yang kita bungkus, dan bila ditutup, itu bisa menutup seluruh yang tampak dan yang dibungkus.

Sumbang gauah. Walaupun tidak semuanya generasi seperti itu, namun kita bisa belajar dari kesalahan yang telah marak diberitakan, seperti pergaulan bebas, berpacaran, aborsi, pembunuhan, tauran dan lainnya, selain diri sendiri yang harus menyadari, juga sama-sama mulai dari orang tua, guru dan masyarakat membantu anak muda, agar bisa kembali kepada jalan yang Allah ridhai.

Lalu sumbang diam. Bila hanya kita dan kakak perempuan atau adik perempuan berdua saja tinggal di rumah, atau ayah tiri dan teman yang non muhrim ataupun semuhrim, di rasa janggal untuk tinggal berdua.

Karena dikhawatirkan akan terjadi pada pelecehan dan tidak elok di pandang masyarakat. Maka keluarlah. Keluar bukan huru hara, namun pergi belajar ataupun memiliki kegiatan yang positif. Bila keadaan rumah telah berkumpul dengan orang tua lalu kembalilah.

Terakhir adalah sumbang kurenah. Kurenah ini sama dengan pembawaan diri, tabiat, akhlak etika maupun estetika, cerminan diri seorang pelajar sebaiknya menjadikan ilmu sebagai pengontrolan diri. Sehingga kebiasaan yang keras kepala, egois, sombong, dan maunya menang sendiri bisa teratasi, dengan berpedoman pada ketentuan agama dan adat.

Selain memberikan materi juga diadakan simulasi dan permainan, dan terakhir diadakan salaman bersama diiringi lagu itiraf dan selawat nabi. Besar harapan dari ustaz dan ustazah agar siswa-siswi yang semuanya berasal dari kelas X dan XI, untuk lebih menjadi pribadi yang mulia di masa yang akan datang.

Tetap berpegang teguh dengan ajaran agama dan tidak melupakan kebiasaan sopan santun dalam masyarakat, sesuai dengan falsafah adat yaitu adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Mulai dari diri sendiri, berpikiran positif kedepan dan fokus dalam meraih impian dan cita-cita. (Nova, GURU PKBM KEMBANG DELIMA PAYAKUMBUH)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Ustadz H Irwandi Nashir, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Payakumbuh

Hendra Ingatkan Pengelolaan Anggaran Sesuai Perbup