in

SMP IT Al Kahfi Pasaman Barat, Menjaga Kesehatan Mental Guru Dengan Ikigai

Muhammad Iqbal, M.Pd
(GURU SMP IT AL KAHFI PASAMAN BARAT)

“Suatu bangsa tidak akan maju sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya” (M. Natsir). Pernyataan Mantan Perdana Menteri Indonesia Kelima tersebut, menggambarkan, betapa pentingnya pengorbanan guru bagi kemajuan suatu bangsa.

Peran mereka begitu diharapkan, terutama, dalam mendidik generasi muda. Untuk itu, menjaga kesehatan mental guru adalah agenda prioritas yang mesti dilakukan. Agar, nafas perjuangan masing-masing guru dapat terus bertahan untuk masa-masa yang akan datang.

Apalagi, dengan pelbagai tuntutan dan tekanan pekerjaan yang terkadang begitu melelahkan. Ditambah lagi, menghadapi pelbagai karakter siswa yang beragam, yang sangat membutuhkan kesabaran. Begitupun dengan kesejahteraan, yang sampai saat ini, masih jauh dari harapan, terutama bagi guru Honorer.

Begitu berat tantangan kehidupan yang mesti dihadapi oleh para guru. Jika tanpa mental yang kuat dan sehat. Maka, bisa dipastikan, semangat juang para guru akan luntur dan memudar. Perjuangan mereka untuk mendidik generasi penerus, akan sirna ditelan masa. Untuk itu, sekali lagi, menjaga kesehatan mental guru, adalah agenda penting untuk diwujudkan.

Namun, meskipun demikian, peningkatan kesehatan mental guru bukanlah agenda yang mudah untuk dilakukan. Apalagi, agenda tersebut, termasuk sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Sebab sebelumnya, agenda tersebut sangat jauh dari perhatian. Untuk itu, diperlukan pendekatan terbaik untuk mewujudkannya.

Sehingga, hasil yang diperoleh dapat memuaskan. Di mana, tingkat stres dan kejenuhan guru dalam menjalankan perannya pun, akan dapat teratasi dengan baik. Tidak hanya itu, produktivitas mereka sebagai guru juga akan meningkat. Dengan demikian, upaya transformasi pendidikan yang saat ini tengah digaungkan, dapat terealisasi sesuai harapan.

Dalam hal ini, salah satu pendekatan yang paling tepat untuk diterapkan dalam menjaga kesehatan mental guru adalah konsep Ikigai. Secara harfiah, kata Ikigai berasal dari kata “iki” yang berarti kehidupan dan “gai” yang berarti nilai. Sehingga, Ikigai dapat diartikan sebagai alasan seseorang agar menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan kenikmatan. Konsep ini telah lama dikenal di Negara Jepang.

Dengan menerapkan konsep ini, para pekerja di Jepang dapat bertahan bertahun-tahun menjalani profesinya masing-masing. Bahkan, berdasarkan penuturan dari salah seorang pekerja di sana, selama bekerja, ia menjalankan semua pekerjaannya dengan penuh kenikmatan dan kenyamanan.

Maka, wajar, jika produktivitas masyarakat Jepang dalam bekerja, termasuk yang paling baik, dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan sejarahnya, konsep Ikigai ditemukan oleh seorang psikolog klinis dan profesor di Toyo Eiwa University yang bernama Akihiro Hasegawa.

Ia menemukan konsep tersebut dari penelitian yang dilakukannya. Pada dasarnya, Ikigai merupakan irisan dari empat elemen yaitu Passion, Mission, Vocation, dan Profession. Dalam menentukan Ikigai pada pribadi seseorang, keseimbangan antar empat elemen tersebut adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan.

Di mana, keempat elemen tersebut saling mengisi dalam membentuk sebuah tujuan hidup yang berkelanjutan. Dalam hal ini, Bagi seorang guru, untuk memperoleh elemen Passion. Dirinya harus menjadikan kegiatan mengajar atau kegiatan lain seputar dunia pendidikan sebagai kegiatan yang paling dicintai dan disenangi. Lalu, untuk memperoleh elemen Mission.

Guru harus memahami bahwa perannya sebagai pendidik, sangat bermanfaat bagi keberlanjutan setiap sektor di lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, untuk memperoleh elemen Vocation. Maka, guru mesti mempercayai bahwa setiap kegiatan yang dilakukannya akan memperoleh penghasilan.

Dalam hal ini, pemerintah atau pimpinan lembaga pendidikan juga mesti memperhatikan terkait kesejahteraan guru. Sehingga, elemen Vocation dapat terus terwujud dalam pribadi setiap guru. Terakhir, untuk memperoleh elemen profesion. Maka, guru senantiasa meningkatkan kapasitasnya.

Mengikuti pelbagai pelatihan dan membaca pelbagai referensi terkait pengembangan kapasitas guru. Kita berharap, semua elemen tersebut dapat terkristalisasi dalam diri setiap guru. Sehingga, meskipun ada banyak tekanan dan tuntutan yang mesti mereka hadapi.

Tetapi, tetap ada kenikmatan dalam setiap peran yang mereka lakukan. Yang semua itu, lain dan tidak bukan, dalam upaya peningkatan dan penjagaan kesehatan mental guru, yang menjadi prioritas untuk dilakukan, demi meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana tujuan yang diharapkan.(Muhammad Iqbal, M.Pd, GURU SMP IT AL KAHFI PASAMAN BARAT)

What do you think?

Written by Julliana Elora

MTs Negeri 1 Padang, Gelar Juara Umum Jelang Tutup Tahun

Tumpas Narkoba, Iptu Aiga dan Jajaran Diberi Penghargaan