in

SMP IT Al Kahfi Pasaman Barat, Palestina dan Pendidikan Kemanusian

Muhammad Iqbal, M.Pd
(GURU SMP IT AL KAHFI PASAMAN BARAT)

Konflik antara Israel dengan Palestina, hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan berakhir. Bahkan, akhir-akhir ini konflik keduanya mulai memanas kembali. Hampir seluruh media massa, mulai dari skala nasional, hingga internasional, menyiarkan kepada publik terkait kondisi terkini konflik yang terjadi antara kedua Negara tersebut.

Memanas kembali konflik tersebut, disebabkan setelah Hamas, militan gerakan nasionalis dan Islam Palestina, melakukan penyerangan terhadap beberapa wilayah di Israel pada Sabtu (7/10). Akibat dari penyerangan tersebut, sebanyak 100 orang rakyat Israel ditawan dan 700 orang tewas dibunuh.

Tidak tinggal diam, Israel pun langsung menyatakan perang terhadap Palestina. Hingga akhirnya peperangan pun tidak terkendali. Israel dengan kelengkapan persenjataannya, mengepung dan membombardir, hampir seluruh wilayah Palestina.

Sampai sekarang, sebanyak 1.400 orang rakyat Palestina tewas akibat serangan bom tersebut. Dilansir dari detik.com, para pejabat di Gaza menyatakan, bahwa korban tewas terdiri dari 447 anak-anak, 248 wanita, dan 10 petugas kesehatan.

Seluruh gedung-gedung, jalan-jalan, sekolah-sekolah, masjid-masjid dan semua komponen hidup rakyat Palestina pun, juga ikut diserang dengan bom. Tidak hanya itu, Israel juga memutus pasokan air minum, listrik dan bahan bakar untuk rakyat Palestina.

Parahnya lagi, pelbagai akses prioritas, seperti akses kesehatan pun juga ikut ditutup. Sehingga, rakyat Palestina benar-benar dalam kondisi menderita. Tekanan demi tekanan tidak henti mereka dapatkan.

Melihat apa yang terjadi di Palestina. Sungguh rasa kemanusiaan kita terenyuh. Terlepas dari identitas agama, tekanan demi tekanan yang sedari dulu telah diterima oleh rakyat Palestina, harusnya membuka sisi kemanusiaan kita.

Apalagi, antara Indonesia dengan Palestina, memiliki hubungan yang erat. Bahkan, Ir Soekarno pun pernah memberikan pernyataan, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel”.

Sebuah ungkapan yang tidak sekadar retorika, tetapi memang berasal dari hati nurani terdalam. Sebab, bagaimana pun juga, dahulu, Palestina pernah menjadi salah satu negara yang memberikan dukungan moril yang begitu luar biasa kepada rakyat Indonesia dalam perjuangan mereka melawan penjajahan.

Oleh karena itu, rasa kemanusiaan terkait kondisi yang terjadi di Palestina sekarang ini, mesti ditingkatkan lagi. Dalam hal ini, pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan mesti  digaungkan. Sebagaimana yang pernah diharapkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Bapak pendidikan bangsa tersebut, menyatakan bahwa melalui pendidikan, dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menghormati nilai-nilai kemanusiaan, baik dalam kehidupan personal maupun kehidupan sosial. Jadi tidak hanya mengedepankan sisi kognitif atau intelektualnya saja.

Tetapi, rasa kemanusiaan siswa juga perlu untuk diciptakan. Sehingga, kedepannya, dengan modal ini, membuatnya tumbuh, tidak hanya menjadi siswa yang cerdas secara intelektual saja.

Tetapi, juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pelbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat disekitarnya. Inilah, tujuan utama yang hendak dihadirkan melalui penerapan pendidikan kemanusiaan di lembaga pendidikan.

Untuk menerapkan semua itu, yang menjadi eksekutor utamanya adalah guru. Merekalah yang akan menerapkan pelbagai strategi untuk mewujudkan peningkatan rasa kemanusiaan dalam diri seorang siswa. Beragam cara dapat dilakukan untuk mewujudkannya.

Bisa dilakukan saat memulai pembelajaran. Di mana, guru dapat menyampaikan pelbagai cerita menarik tentang pentingnya meningkatkan rasa kemanusiaan dalam diri siswa. Cerita tersebut, bisa saja diambil dari persoalan yang sedang terjadi saat ini. Seperti, konflik tidak berkesudahan yang terjadi antara Palestina dengan Israel.

Yang menimbulkan banyak korban berjatuhan. Semua penyerangan dilakukan di luar dari sisi kemanusiaan. Untuk itu, dengan penerapan pendidikan kemanusiaan ini, setidaknya, membuat siswa merasa peduli untuk berkontribusi atas setiap persoalan yang dihadapi masyarakat disekitarnya.

Konflik Israel-Palestina telah berlangsung lama. Bahkan, hingga, ratusan tahun lamanya. Sampai-sampai luas wilayah Palestina semakin hari, semakin berkurang luasnya. Masyarakat yang dulunya aman menempati rumahnya. Saat ini, mesti berjuang hidup, tanpa tempat tinggal.

Kebutuhan makanan pun terbatas mereka dapatkan. Belum lagi, gempuran bom yang hampir setiap waktu berdentuman. Dari udara, darat, laut, hampir semua sisi digempur. Ibu-ibu, anak-anak, semua hidup dengan penuh tekanan. Generasi muda yang harusnya dapat meningkatkan wawasan di lembaga pendidikan.

Terampas, hak pendidikannya. Tidak ada yang bisa mengubah semua itu. Kecuali, meningkatkan rasa kemanusiaan. Untuk itu, lewat pendidikan, kita berharap, sisi tersebut dapat dimunculkan dalam diri generasi muda kita.(Muhammad Iqbal, M.Pd, GURU SMP IT AL KAHFI PASAMAN BARAT)

What do you think?

Written by Julliana Elora

KSOP Kangkangi SKB 2 Dirjen 1 Deputi 2011 dan Permen No 6 Tahun 2023, Pengurus dan Ratusan Anggota Koperbam Gelar Orasi Damai

Rumah Wali Jorong Terbakar, 3 Orang Tewas