Dalam dunia pendidikan, guru, adalah elemen terpenting yang perannya sangat diharapkan. Tanpa kehadirannya, keberjalanan dan ketercapaian hasil proses pembelajaran tidak akan mencapai titik maksimal.
Untuk itu, wajar, jika kapasitasnya dalam mengelola pelbagai kegiatan pembelajaran dalam dunia pendidikan, begitu diperhatikan. Sebab, tanpa kapasitas yang memadai, setiap proses yang dijalaninya, tidak akan mencapai titik keberhasilan yang maksimal.
Untuk itu juga, peningkatan kapasitas guru menjadi salah satu agenda prioritas yang mesti diwujudkan. Agar, pelbagai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam hal ini, pemerintah melalui Kemendikbukristek telah memfasilitasi guru program komunitas belajar (kombel), yang dapat dijadikan sebagai sarana peningkatan kapasitas guru.
Yang mana, secara istilah, komunitas belajar dapat diartikan sebagai sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan yang berperan bersama dan berkolaborasi secara rutin dan berkelanjutan, dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sehingga, program tersebut dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa agar sesuai dengan landasan tiga ide dasar dan lima dimensi yang menjadi pijakan dalam mewujudkan ketercapaian pembelajaran pada implementasi kurikulum merdeka di dalam sebuah siklus untuk perbaikan berkelanjutan.
Selain itu, lewat kombel, guru juga dapat saling belajar dan berbagi antar sesama guru lain. Sehingga, secara tidak langsung, hal tersebut akan membantu guru dalam proses meningkatkan kualitasnya sebagai seorang guru.
Melansir laman bbpmpjatim.kemdikbud.go.id, langkah strategis yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan capaian peningkatan kapasitas guru melalui program komunitas belajar, diantaranya, pertama, menguatkan literasi melalui kombel dalam sekolah dan antar sekolah.
Kedua, melaksanakan program berbagi praktik baik dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kombel dalam sekolah dan antar sekolah. Terakhir, melaksanakan kombel untuk akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Meskipun demikian, untuk membentuk sebuah kombel yang berkualitas, bukanlah sesuatu yang mudah. Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui, diantaranya, membentuk tim kecil. Langkah pertama ini sangat penting dan menjadi embrio dalam pembentukan kombel.
Di mana, tim kecil yang dimaksud, dapat terdiri dari beberapa PTK dengan kepemimpinan dan pengaruh baik pada rekan sejawatnya dan menjadi tim perintis yang mendorong terbentuknya pelbagai kombel di dalam satuan pendidikan.
Selanjutnya, melakukan sosialisasi kombel dan pengimbasan pemulihan serta transformasi pembelajaran melalui penguatan literasi. Diantara programnya, yaitu, Kepala Sekolah dan tim kecil memberikan pemahaman tentang kombel dan menyamakan persepsi.
Selanjutnya menelaah data literasi murid di satuan pendidikan. Dalam hal ini, penelaah dan dentifikasi akar masalah dari literasi di sekolah yang rendah, dapat diperoleh dari rapor pendidikan dan asesmen literasi.
Kemudian, menyepakati komitmen bersama dan tata nilai belajar di sebuah kombel pada satuan pendidikan. Meskipun, diketahui setiap orang, memiliki kebiasaan, pemikiran, dan perilaku yang berbeda–beda. T
etapi hal ini begitu penting, sebab dapat menjadi pemacu keinginan, nilai-nilai serta komitmen PTK yang sama. Untuk itu, menyiapkan komitmen dalam meningkatkan kombel adalah kegiatan penting yang mesti diwujudkan.
Selanjutnya, tahapan terakhir dalam pembentukan sebuah kombel yaitu, memasukkan jam efektif belajar di kombel dalam sekolah. Dalam hal ini, jadwal pertemuan kombel mesti rutin dan berkesinambungan berjalan.
Sehingga, melalui kombel ini dampak positif yang dirasakan guru, terutama dalam peningkatan kapasitasnya dalam melaksanakan pembelajaran, yang mana memang benar-benar sangat dimudahkan. Untuk itu, sekali lagi, guru mesti memanfaatkan kombel tersebut, sebagai akselerasi peningkatan kapasitasnya, semoga. (Muhammad Iqbal, M.Pd, GURU SMP IT AL KAHFI PASAMAN BARAT)