Dalam rangka menyongsong tahun 2022, Kedeputian Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet (Setkab) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) atau Focus Group Discussion (FGD) Outlook Ekonomi 2022 dengan tema “Menjaga Momentum Pertumbuhan”, Kamis (25/11/2021) pagi.
Pertemuan yang berlangsung secara hybrid tersebut diadakan untuk melakukan penilaian dan evaluasi atas capaian makro ekonomi serta memberikan pandangan ekonomi Indonesia di tahun 2022.
“Tujuan dan sasaran diskusi atau FGD hari ini adalah kita ingin melakukan assessment dan evaluasi atas capaian makro ekonomi, yang kita harapkan dari para narasumber. Kemudian, outlook ke depan seperti apa, dan rekomendasinya seperti apa,” ucap Roby, saat memberikan sambutan sekaligus membuka diskusi yang dipusatkan di G. H. Universal Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat.
Roby memaparkan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mendorong dan menjaga momentum pertumbuhan di tengah pandemi COVID-19. Sejumlah adaptasi di sektor ekonomi dan kebijakan pemerintah pun terus dilakukan.
“Salah satu sumber terbesar pertumbuhan ekonomi kita adalah net ekspor dan investasi. Yang sebelumnya, seringkali kita lebih banyak impornya tapi kemudian karena harga komoditi yang meningkat, sehingga kontribusi ekspor ini juga lebih baik,” imbuhnya.
Terkait kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2021, Roby mengungkapkan adanya sinyal perbaikan ekonomi pada akhir 2021. Hal ini di antaranya tercermin dari perbaikan tren penerimaan perpajakan seiring dengan mulai menggeliatnya ekonomi di tanah air.
“Belanja negara terus didorong untuk stimulasi perekonomian nasional dan menjaga momentum pertumbuhan,” ujarnya.
Roby menambahkan, belanja pemerintah seperti untuk penanganan COVID-19, pemberian bantuan sosial (bansos), hingga pembangunan infrastruktur menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pendapatan negara sampai Oktober 2021 melanjutkan tren peningkatan bahkan tumbuh 18,2 persen dan sudah mencapai 86,6 persen dari target, sejalan dengan pemulihan ekonomi yang membaik,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Roby menyampaikan keyakinannya bahwa di tahun 2022 perekonomian Indonesia akan mampu tumbuh, dilihat dari berbagai indikator ekonomi yang ada
“Outlook pendapatan negara diperkirakan tumbuh 16 persen. Ini sinyal-sinyal yang cukup memberikan kita optimisme,” tandasnya.
FGD yang rutin diadakan setiap akhir tahun ini, dihadiri oleh sekitar 70 orang, baik secara luring maupun daring. Hadir sebagai narasumber dalam FGD ini ialah Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis Eric Alexander Sugandi, Deputy CEO Lembaga Pengelola Investasi/Indonesia Investment Authority Arief Budiman, Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global LPEM FEB UI Mohamad Dian Revindo, dan Chief Economist Bank Tabungan Negara Winang Budoyo. (AIT/UN)