JAKARTA, METRO-Di tengah pandemi, sukses besar dicatatkan dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 Digital Edition. Gelaran TEI-DE yang berlangsung selama dua pekan ini berhasil mencatatkan transaksi senilai USD 3,99 miliar jauh melampaui target yang ditetapkan USD 1,5 miliar. Mendag Muhammad Lutfi mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dan berharap dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Sesi interaktif (interactive) Trade Expo-Digital Edition (TEI-DE) 2021 telah resmi berakhir. Selama dua minggu penyelenggaraannya pada 21 Oktober—4 November 2021. Selanjutnya dimulai sesi showcase TEI-DE 2021 yang berlangsung hingga 20 Desember 2021.
“Dengan menghadirkan 834 peserta, hingga Kamis (4/11), TEI-DE 2021 berhasil membukukan transaksi sebesar USD 3,99 miliar. Nilai tersebut jauh melampaui target yang ditetapkan sebesar USD 1,5 miliar,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi beberapa waktu lalu.
Transaksi spektakuler ini berhasil dilampaui berkat berbagai pendekatan dan terobosan yang dilakukan Kementerian Perdagangan dan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri serta berbagai pihak. Kolaborasi ini sukses mendatangkan buyers luar negeri untuk melakukan transaksi di arena TEI-DE.
Capaian transaksi melalui kegiatan penjajakan bisnis (business matching) berhasil membukukan angka sebesar USD 2,52 miliar. Selanjutnya kegiatan penandatangan nota kesepahaman (MoU) sebesar 978,81 juta, transaksi kegiatan Perwakilan Perdagangan RI sebesar USD 494,41 juta, dan transaksi harian sebesar USD 1,71 juta.
“Keberhasilan ini berkat kerja keras berbagai pihak, termasuk para Perwakilan Perdagangan RI yang berhasil menjaring sebanyak 3.573 buyers dari 133 negara mitra dagang serta sebanyak 4.288 buyers lokal,” ungkap Mendag.
Para buyers dari berbagai negara mulai melirik banyak produk yang diproduksi di dalam negeri. Produk suplai medis berhasil mencatatkan transaksi sebesar USD 280,61 juta (7,02 persen) dan berhasil melampaui transaksi minyak kelapa sawit sebesar USD 278,20 juta (6,96 persen). Transaksi kertas dan produk kertas mencatatkan transaksi sebesar USD 252,02 juta (6,31 persen); produk kimia sebesar USD 114 juta (2,85 persen); kopi, teh dan coklat sebesar USD 113,72 juta (2,85 persen); makanan olahan sebesar USD 87,98 juta (2,20 persen); otomotif sebesar USD 73 juta (1,83 persen); minyak kelapa sebesar USD 65,58 juta (1,64 persen); dan produk karet sebesar USD 54,80 juta (1,37 persen).
Sedangkan, 10 negara tujuan ekspor dengan nilai transaksi terbesar yaitu Mesir sebesar USD 560,22 juta (14,02 persen); Brasil sebesar USD 285,80 juta (7,15 persen); Jepang sebesar USD 252,58 juta (6,32 persen); Australia sebesar USD 108,95 juta (2,73 persen); Tiongkok sebesar USD 100,25 juta (2,51 persen); Malaysia sebesar USD 87,89 juta (2,20 persen); Arab Saudi sebesar USD 53,08 juta (1,33 persen); Belanda sebesar USD 13,83 juta (0,35 persen); India sebesar USD 8,02 juta (0,20 persen); dan Korea Selatan sebesar USD 2,81 juta (0,07 persen).
Selain itu, dalam TEI-DE 2021 ini juga diselenggarakan berbagai kegiatan forum bisnis yang dilaksanakan bersama para mitra dari Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, antara lain Trade Facilitation Office (TFO) Canada, Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Belanda, Findolainden Finlandia, Arise+, Global Reporting Initiative (GRI), Import Promotion Desk (IPD), Swiss Import Promotion Organization, dan Fairventures.
Beberapa tema yang diangkat dalam forum-forum tersebut yaitu tentang indikasi geografis, fair trade, peluang ekspor jasa teknologi informasi (TI), dan penyusunan company profile berstandar sustainability. Secara total telah diselenggarakan sembilan forum bisnis yang diikuti oleh sekitar 1.000 peserta.
Mendag menambahkan, dalam penyelenggaraan TEI-DE 2021, konsep katalog digital terbukti mampu memberikan keleluasaan bagi pengunjung dan peserta untuk mengeksplorasi dan menampilkan informasi seputar produk unggulan Indonesia. Hingga 4 november 2021 pukul 14.30 WIB, situs web www.tradexpoindonesia.com telah dikunjungi lebih dari 26 ribu pengunjung.
“Dengan diselenggarakannya sesi showcase, diharapkan akan membuka peluang lebih besar lagi nilai transaksi yang dihasilkan,” pungkas Mendag. (jpc)