Palembang (Antarasumsel.com) – Provinsi Sumatera Selatan menggelar apel siaga kebakaran hutan dan lahan 2017 di halaman Griya Agung, Palembang, Sabtu, dengan diikuti 1.560 personel dari berbagai unsur terkait.
Berbagai unsur terkait itu, di antaranya TNI, Polri, BNPB, Manggala Agni, perusahaan, organisasi kemasyarakatan, dan Desa Peduli Api.
Hadir juga dalam apel itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Sudirman, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Agung Budi, dan sejumlah dirjen dari kementerian.
Kepala BNPB Wilem Rampangile dalam sambutannya mengatakan keberhasilan Sumatera Selatan menekan kasus kebakaran hutan lahan hingga 99,87 persen menjadi nilai strategis sendiri bagi Indonesia karena telah mengembalikan reputasi bangsa.
“Pada 2015, negara mencatat kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan mencapai Rp221 triliun yang telah menggerus pertumbuhan ekonomi. Belajar dari peristiwa tahun 2015, Sumsel pada 2016 telah berhasil menekan karhutla, dan diharapkan hal ini juga dicapai di 2017,” kata dia.
Pada 2016, Sumsel dapat menekan karhutla karena mengedepankan deteksi dini, selain tentunya didukung oleh kondisi cuaca yang menguntungkan karena Indonesia mengalami kemarau basah.
Namun, pada 2017 kondisi cuaca akan berbeda sehingga membutuhkan konsentrasi penuh dari berbagai pihak karena pada Maret diperkirakan akan memasuki kemarau.
Menurut Wilem, perlu dilakukan langkah strategis terkait dengan itu, di antaranya penegakan hukum bagi pelaku karhutla, pemantauan dini titik api, pengoptimalan pemadaman api melalui bom air, dan rekayasa cuaca, kerja sama dengan perusahaan dalam pembuatan embung dan sumur bor.
“Dan terpenting dari semua yang dilakukan ini, yang tak kalah penting harus mendapatkan dukungan dari masyarakat. Masyarakat harus tahu bahwa 2017 ini adalah pertaruhan Sumsel untuk menjadi tuan rumah Asian Games,” kata Wilem.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan daerah fokus pada pencegahan dini karhutla dengan mengeluarkan status siaga darurat karhutla sejak 1 Februari 2017 dan Perda Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pengendalian Karhutla.
“Tahun 2017, diharapkan kita tidak terlalu sibuk yang menyita waktu dan perhatian seperti 2015. Sumsel berharap semua pihak dapat bersinergi demi mencapai target `zero asap`, karena 2018 akan menjadi tuan rumah Asian Games,” kata Alex.
Editor: Ujang
COPYRIGHT © ANTARA 2017