PADEK.CO—Mulsa Tanpa Olah Tanah pada lahan sawah dan lahan kering dikembangkan oleh FIELD Indonesia, melalui visi program Udara Bersih Indonesia. Pada lahan sawah, inovasi ini ternyata mampu menjawab kendala teknis, ekonomi, dan lingkungan yang selama ini dihadapi petani. Seperti, masalah kekurangan air akibat musim kering atau akibat irigasi yang belum diperbaiki.
Dari sisi ekonomi, adanya harga pupuk yang semakin mahal, biaya pengolahan tanah yang meningkat. Aspek lingkungan, di mana masih banyak jerami yang dibakar, sehingga menimbulkan asap dan berpengaruh terhadap kualitas udara, serta karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran ikut menyumbang perubahan iklim.
FIELD Indonesia melaksanakan program ini di 8 provinsi. Di Sumatera Barat, pilot project Program Udara Bersih Indonesia itu dilakukan di 8 kabupaten; Pessel, Solok, Agam, Sijunjung, Dharmasraya, Tanahdatar, Solsel, dan Padangpariaman.
Tahap awal FIELD Indonesia melakukan Pelatihan Fasilitator Sekolah Lapangan Pertanian Udara Bersih Indonesia bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Pelatihan berlangsung 8-15 Maret 2023 di UPT Balai Diklat Pertanian. Diikuti oleh 40 orang PPL, yang mengirimkan 5 orang PPL dari 5 kecamatan di setiap kabupaten.
Sebagai bentuk komitmen bersama, Direktur FIELD Indonesia Dr Heru Setyako MM menandatangani kerja sama dengan Pemprov Sumbar di Istana Gubernur, Selasa (5/12/2023).
“Program ini dicanangkan bertepatan dengan imbauan Presiden RI pada 22 Februari 2021 lalu, tentang perintah jangan bakar hutan dan lahan antisipasi kerusakan iklim global. FIELD Indonesia menyikapi dengan Program Udara Bersih Indonesia yakni mengubah perilaku petani untuk tidak lagi membakar jerami. Nah kita mentransfer 4 pengetahuan yakni Mulsa Tanpa Olah Tanah, Sampah pertanian jadi kompos, Bedengan kayu sebagai pupuk, dan metode Ayam Serasah Dalam,” ujar Heru Setyako, di hadapan Gubernur Sumbar Mahyeldi, Kadis Pertanian, Kadis Kehutanan, Kepala Bappeda, dan Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Fakta di lapangan, ungkap Heru, program yang dilakukan FIELD Indonesia ternyata meningkatkan hasil pertanian, pendapatan petani, mitigasi perubahan iklim, mengurangi pembakaran lahan dan menjaga kesehatan masyarakat.
Penandatanganan kerja sama oleh Direktur FIELD Indonesia Heru Setyako dan Gubernur Sumbar Mahyeldi ini disaksikan beberapa kepala dinas Pemprov Sumbar dan kepala dinas 8 pemkab. Usai tandatangan MoU, FIELD Indonesia melakukan workshop dua jam dengan para PPL dan pegawai dinas terkait program UBI tersebut.
Koordinator FIELD Indonesia Wilayah Sumbar, Suhatril Isra, mengatakan sejak 2021, FIELD Indonesia sudah melatih 40 PPL dan 200 petani kader di 8 kabupaten di Sumbar. Setelah itu menggelar Sekolah Lapangan Pertanian Udara Bersih di 37 desa/nagari di 8 kabupaten tersebut. Sudah seribuan petani yang memperoleh transfer pengetahuan tentang 4 metode pertanian ekologi tersebut. (hsn)