in

Terapkan Kurikulum Merdeka dan Mitigasi Bencana, Kerja Nyata Disdik Kota Payakumbuh

ANTUSIAS:Suasana kegiatan Pendampingan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka
jenjang SD se Kota Payakumbuh, beberapa waktu lalu.(DOKUMEN DISDIK PAYAKUMBUH)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dipimpin  Nadiem Anwar Makarim, baru menargetkan seluruh sekolah di Indonesia, menerapkan kurikulum merdeka pada tahun 2024 mendatang. Namun, Dinas Pendidikan Payakumbuh, dipimpin DR Dasril Datuak Sati Nan Pandak, bergerak lebih cepat dari ekspektasi “Mas Menteri”.

YA. Jika “Mas Menteri” Nadiem Anwar Makarim yang bekas bos Go-Jek itu menargetkan seluruh sekolah di Indonesia, menerapkan kurikulum merdeka tahun depan. Maka, Dinas Pendidikan Payakumbuh, dipimpin Dasril Dt Sati Nan Pandak, sudah menerapkan Kurikulum Merdeka pada seluruh sekolah sejak tahun pelajaran 2022/2023.

”Sejak tahun Pelajaran 2022/2023, seluruh PAUD, SD, dan SMP di Payakumbuh, sudah menerapkan kurikulum merdeka. Inilah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik,” kata Dasril Dt Sati Nan Pandak kepada Padang Ekspres, pekan lalu.

Dasril, satu-satunya Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Pemko Payakumbuh yang bergelar akademik Doktor, paham betul dengan spirit, karakteristik, dan tujuan pelaksanaan kurikulum merdeka. Sebab itu, Dasril bersama seluruh jajaran Dinas Pendidikan Payakumbuh yang bekerja dalam diam, mendorong seluruh sekolah di “Kota Galamai” ini, untuk menyiapkan diri, baik hardware maupun software, dalam menerapkan Kurikulum Mereka.

”Sekolah-sekolah di Payakumbuh, kita dorong untuk bisa menerapkan kurikulum merdeka, sesuai arahan pemerintah. Guru-guru juga kita dorong, untuk bersiap dengan perubahan, dan harus mampu menjawab tantangan penerapan Kurikulum merdeka yang menghadirkan hal-hal yang mungkin belum familiar bagi guru,” kata Dasril, memaparkan masa-masa awal-awal penerapan kurikulum merdeka di kota ini.

Pada awal penerapan kurikulum merdeka itu pula, ratusan guru di Payakumbuh, dilatih dalam tiga gelombang. Gelombang pertama, pengenalan konsep kurikulum merdeka. Gelombang kedua, bedah buku kurikulum merdeka. Dan gelombang ketiga, bagaimana mengimplementasikan kurikulum merdeka.

Dalam berbagai gelombang pelatihan untuk guru itu pula, Dinas Pendidikan Payakumbuh menghadirkan pemateri dari Kemendikbudristek. Seperti, Dr Erisda Eka Putra dan Dr Gantino Habibio dari Badan Standar Kurikulum dan Asesemen (BSKAP).

Bahkan, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud-Ristek Zulfikri Anas, juga dihadirkan ke Payakumbuh. Sejalan dengan upaya percepatan pelaksanaan kurikulum merdeka tersebut, Dinas Pendidikan Payakumbuh juga serius mendorong pelaksanaan program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak.

Bahkan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumbar mendukung penuh Dinas Pendidikan Payakumbuh, dalam pelaksanaan program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak.

Keseriusan dan keberhasilan Payakumbuh dalam pelaksanaan program Kemendikbudristek ini, terutama pelaksanaan kurikulum merdeka, mendapat apresiasi dari Kemendikbudristek. Apresiasi dan penghargaan itu diberikan Kemendikbudristek dengan wujud  ikut sertanya Payakumbuh dalam penyusunan kurikulum pembelajaran mitigasi kebencanaan.

”Di Indonesia, hanya 12 kabupaten/kota yang ditunjuk Kemendikbudristek, untuk penyusunan kurikulum mitigasi bencana ini. Payakumbuh termasuk satu dari 12 kabupaten/kota tersebut. Ini tentu karena Payakumbuh sebelumnya sudah seratus persen menerapkan kurikulum merdeka di seluruh satuan pendidikan,” kata Dr Dasril Dt Sati Nan Pandak.

Ini juga dibenarkan oleh Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud-Ristek, Dr Zulfikri Anas. Dia menyebut, setelah Payakumbuh seratus persen menerapkan kurikulum merdeka, Kemendikdburistek mempercayai Payakumbuh penyusunan kurikulum pembelajaran bencana.

Kurikulum ini bertujuan untuk menguatkan karakter anak dan mengondisikan satuan pendidikan, agar anak-anak sejak dini menyadari resiko bencana. Tentu saja, kerja Dinas Pendidikan Payakumbuh, belum selesai sampai di sini.

Masih banyak lagi yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka, Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, maupun dalam penyusunan kurikulum mitigasi bencana secara nasional. Untuk itu semua, tentu butuh kondusifitas atau suasana nyaman bagi aparatur Dinas Pendidikan dalam pekerja.

Kondusifitas dalam dunia pendidikan, seperti semangat Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, mestilah mesti dibangun dengan semangat saling asah, saling asih, dan saling asuh. Kritik dan saran, bukanlah sesuatu yang diharamkan dunia pendidikan.

Tapi argumen yang dibangun, sepatutnya berdasarkan fakta. Karena seperti pesan Pahlawan Nasional Mr Syafruddin Prawiranegara, kita tidak boleh kehilangan objektifitas, sekalipun terhadap orang yang tidak kita sukai. (M. FAJAR RILLAH VESKY — Payakumbuh)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kasus Lurah Kuraopagang Joget Dengan Biduan Masuk Tahap Pemeriksaan

Sijunjung Siaga Bencana, Warga Diminta Waspada