Penangkapan salah seorang pemuda asal Jorong Balerong, Nagari Kacang, Kecamatan X Koto Singkarak berinisial YF, 29, bersama empat orang rekannya oleh Densus 88 di Jawa Barat, Selasa (15/8) lalu, mengejutkan warga setempat. Terlebih, tersangka diduga terlibat jaringan terorisme dan disebut-sebut berencana melakukan aksi penyerangan Istana Negara.
Wali Nagari Kacang, Bujang Khairul mengatakan, YF selama ini dikenal baik dan pekerja keras. Bahkan sebelum merantau, YF diketahui rajin membantu orangtuanya bertani. “Jarang YF bermain dan hura-hura bersama teman sebayanya,” kata Ujang, kemarin.
Hanya saja, terang Wali Nagari, YF dalam pergaulan sehari-hari memang sedikit tertutup. Namun, sejauh ini anak bungsu dari 7 bersaudara ini tidak pernah melakukan perbuatan yang mengganggu atau merugikan orang lain.
YF diketahui warga berdomisili di Nagari Kacang sekitar tahun 2009 silam, dan merantau ke Kota Batam. Sekitar bulan Juni jelang puasa tahun ini, YF pulang kampung dan menetap selama lebih kurang 2 bulan. “Selama berada di kampung, kami tidak melihat indikasi atau gelagat yang mencurigakan dari YF. Dia kembali merantau tiga minggu lalu,” terang Khairul.
Di sisi lain, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal mengatakan, terduga teroris asal Singkarak tidak melakukan aktivitas teror di Sumbar. Meski begitu, petugas tetap melakukan pemeriksaan pada keluarga terduga pelaku di Solok.
“Kita telah perintahkan Kapolresta Solok untuk melakukan pengecekan ke kediamannya. Memang berasal dari Kabupaten Solok. Tapi, yang bersangkutan tidak berada di Solok dan menetap di Bandung. Jadi, dia bolak-balik saja ke Sumbar,” ujar Kapolda ditemui usai upacara HUT ke-72 RI di halaman Kantor Gubernur Sumbar, kemarin (17/8).
Kapolda juga menyebutkan, untuk mengantisipasi masuknya jaringan terorisme dan radikalisme ke Sumbar, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah pencegahan. Di antaranya, mengerahkan personel ke beberapa titik objek vital di Sumbar guna mengantisipasi masuknya jaringan tersebut.
“Kita tetap terus meningkatkan kewaspadaan. Sehingga, masyarakat Sumbar merasakan keamanan dan kenyamanan serta tidak terpengaruh paham radikalisme,” tukasnya.
Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI mencokok lima terduga teroris di Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/8). Terduga kelompok teroris yang terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah Bandung Raya itu, berencana melakukan aksi teror di dua tempat. Yakni, Markas Brimob dan Istana Negara.
Salah seorang terduga teroris pada Kartu Tanda Penduduknya, YF beralamat di Jorong Balai, Nagari Kacang, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. (*)
LOGIN untuk mengomentari.