in

Terenyuh Lihat Wanita Lumpuh 43 Tahun, Bantu Ratusan Fakir Miskin dan Yatim Piatu

  • Kisah Babinsa yang Memimpin Perkumpulan Tali Asih Payakumbuh:

Seorang Babinsa di Payakumbuh, Sumbar,  membantu ratusan anak yatim piatu, fakir miskin, warga terlantar,  dan korban bencana alam. Bagaimana caranya? Dari mana sumber dananya? Apa yang menginspirasi prajurit TNI ini?

Laporan: M. FAJAR RILLAH VESKY- Payakumbuh

Wanita itu bernama Netra Wati alias Inet. Sejak lahir 16 April 1980, sampai kini 43 tahun, Inet lumpuh. Jangankan berdiri dan berjalan, sekadar mengganti lampin saja, Inet mesti dibantu ibunya, Ernida atau Si Er, 66, nan sudah diambang senja.

Bila Si Er harus bekerja, mengambil upah di sawah orang, maka suaminya, Masrial atau Iman, 68, akan menjaga Inet. Begitu sebaliknya, jika Iman bekerja, Si Er akan mengurus Inet di rumah mereka. Di Taruko, Kelurahan Ikua Koto Dibalai, Payakumbuh Utara.

Kesabaran Iman dan Si Er, merawat Inet yang lumpuh total selama 43 tahun, mengundang empati banyak pihak. Ada-ada saja orang membantu keluarga berekonomi lemah ini. Sekaligus melihat kondisi Inet yang siang-malam hanya berbaring di kamar.

Seperti empat tahun silam, seorang dermawan di Payakumbuh, mengajak Sersan Satu (Sertu) Hasan Basril, mengantar bantuan buat Inet. Kala itu, Sertu Hasan ditugaskan Kodim 0306/50 Kota sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Kelurahan Ikua Koto Dibalai dan Kelurahan Balai Tangah Koto.

“Sebagai Babinsa, saya diajak seorang dermawan, mengantar bantuan buat Inet, warga yang lumpuh selama 43 tahun. Waktu itu, bantuan yang diantar adalah popok (lampin). Karena seperti seorang bayi, Inet butuh popok setiap hari,” kata Sertu Hasan Basril kepada Padang Ekspres, Senin lalu (28/8).

Saat mengantar bantuan buat Inet, Sertu Hasan betul-betul terenyuh. Dia terhenyak melihat  Iman dan Si Er yang sudah lanjut usia, dengan sabar dan telaten mengurus anak mereka yang lumpuh 43 tahun. Ini pula yang menginsipirasi Sertu Hasan Basril untuk berkarya bagi kemanusiaan.

“Saya berfikir, bagaimana sebagai Babinsa, bisa membantu masyarakat yang mengalami persoalan sosial. Karena saya yakin, masih banyak Inet-Inet yang lain. Masih banyak rakyat kita yang butuh bantuan,” kata Sertu Hasan Basril di Makoramil 01 Payakumbuh.

Alhasil, sepulang mengantar bantuan buat Inet, Sertu Hasan berdiskusi dengan empat warga sipil di warung kowa daun (minuman tradisional berbahan rebusan daun kopi) Ompang Oyah, Ikua Koto Dibalai. Mereka sepakat membentuk Perkumpulan Tali Asih Payakumbuh atau Pertap sebagai wadah sosial dan kemanusiaan.

“Pertap ini kami dirikan, 3 Maret 2019. Pertap didirikan dengan visi  menjadi lembaga sosial yang amanah, memanusiakan manusia secara manusiawi, dan berperan aktif dalam kepedulian terhadap sesama, dengan bergotong royong dan bahu membahu. Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dan damai,” papar Sertu Hasan Basril.

Saat Pertap didirikan, Sertu Hasan yang lahir di Painan, Pesisir Selatan, 14 April 1972, didapuk sebagai ketua. Sedangkan anggotanya saat itu baru empat orang. Yakni, Feri Indra Permana, Herika, Gusmayenti, dan Yasnita atau Bunda Cahaya.

Begitu berdiri, Pertap langsung berkaya untuk negeri. Mulanya, Pertap dapat informasi, ada tiga anak yatim di Kelurahan Payobasuang, membutuhkan bantuan. Ketiga anak yatim itu diberi bahan kebutuhan pokok yang dikumpulkan secara patungan.

Usai mengantar bantuan perdana ini, Sertu Hasan dan anggota Pertap mendapat laporan dari Serma Gusdarta, seorang Babinsa di Payakumbuh Timur. Gusdarta yang kini sudah memasuki pensiun menyebut, ada warga bernama Arif Fikri, tinggal di rumah tak layak huni di Padangpalasan, Kelurahan Padangtiaka.

“Kami pergi melihat rumah keluarga Arif Fikri. Ternyata, rumah itu beranyam bambu dan berlantai tanah. Kalau mandi, Arif dan tiga anaknya menampung air hujan. Kami putuskan, membedah rumah Arif. Dananya dari donatur. Pengerjaannya secara gotong-royong. Melibatkan warga dan Babinsa. Alhamdulilah, berhasil,” ujar Sertu Hasan.

BERAKSI LEWAT “JUMAT BERKAH”

Sukses membedah rumah warga miskin, Sertu Hasan bersama anggota Pertap, semakin tertantang melakukan kerja sosial dan kemanusiaan. Setiap pekan pada hari Jumat, Sertu Hasan dan Pertap menggelar program “Jumat Berkah”.

Program ini berjalan rutin sejak Maret 2019. Tidak putus sampai sekarang. Lewat “Jumat Berkah”, Sertu Hasan Basril dan Pertap, membantu anak yatim piatu dan fakir miskin. Tidak hanya di Kota Payakumbuh, tapi sampai ke Kabupaten Limapuluh Kota. Hingga kini, sudah hampir 200-ann warga yang dapat bantuan.

Tidak heran, banyak kisah menggetirkan ditemukan Sertu Hasan dan anggota Pertap. Misalnya di Pakansalasa, Payakumbuh Timur. Sertu Hasan bersama anggota Pertap, bertemu Nengsih,48, perempuan asal Bogor, Jawa Barat, yang ditinggal mati suaminya. Harus berjuang membesarkan sembilan anak. Tujuh diantaranya masih sekolah.

“Nengsih ini diajak ke Payakumbuh oleh mendiang suaminya. Mereka dulu tinggal di Bogor. Entah kenapa, suami Nengsih mengatakan, ingin tinggal di Payakumbuh. Padahal, keluarga ini sama sekali belum pernah ke Payakumbuh dan tidak punya saudara di Payakumbuh,” cerita Feri Indra Permana, seorang anggota sekaligus pendiri Pertap.

Feri menceritakan, begitu Nengsih sampai di Payakumbuh, takdir berkata lain. Suaminya, Muhammad Effendy meninggal dunia. Sebelum meninggal, ia berwasiat kepada Nengsih, agar jangan pergi dari Payakumbuh. Karena wasiat itu pula, Nengsih bertahan di Kota Rendang ini. Meski hidup berbalut keprihatinan.

“Saat kami mengantar bantuan buat Nengsih dan anak-anaknya, tangis Sertu Hasan Basril pecah. Jiwa korsa-nya sebagai prajurit TNI luluh. Dia terisak-isak melihat tujuh anak yatim usia sekolah, hidup prihatin. Sejak itu, kami semakin yakin, Sertu Hasan layak memimpin Pertap. Karena punya kepedulian tinggi,” kata Feri Indra Permana.

Feri menyebut, aksi “Jumat Berkah yang digagas Sertu Hasan bersama Pertap, telah menginspirasi banyak orang. Misalnya saja, saat Sertu Hasan dan anggota Pertap, membantu anak yatim piatu yang dibesarkan oleh bako-nya atau keluarga mendiang ayahnya di Sicincin, Payakumbuh Timur. Anak yatim piatu tersebut akhirnya dijadikan anak asuh oleh mantan Wawako Payakumbuh Erwin Yunaz.

 URUS BALITA KELAINAN KELAMIN

Tidak hanya membantu fakir miskin dan anak yatim piatu lewat program “Jumat Berkah”, Sertu Hasan dan anggota Pertap menangani masalah kesehatan. Seperti dialami pasangan Gustoni alias Toni,40, dan Wiwik Anisa,36, yang tinggal di Jalan Dewi Sartika, RT 003/RW 004, Kelurahan Ikua Koto Dibalai, Payakumbuh Utara.

Pasangan suami-istri ini dikarunia tiga anak. Yakni, Aditya Pratama, 13 tahun, Bidadari Alysha,10 tahun, dan Alina Syafiqha, 4 tahun. Saat berusia dua tahun, Alina Syafiqha mengalami kelainan kelamin. Dia terlahir perempuan, namun jenis kelaminnya tidak terlihat.

Tentu saja Toni dan Wiwik cemas. Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Syafiqha adalah dengan melakukan tindakan medis pada tahun 2022 lalu. Namun, butuh biaya cukup besar.  Sementara, Toni hanya tukang bangunan dan Wiwik ibu rumah tangga.

Dalam kondisi itu, Sertu Hasan membantu Toni dan Wiwik. Bersama anggota Pertap, Sertu Hasan memfasilitasi Syafiqha mendapat perawatan di RSUP M Djamil, Padang.

“Cukup lama juga kami bolak-balik ke Padang, mengurus balita Syafiqha yang mengalami kelainan kelamin. Untung saja, kami di Pertap punya relasi. Namanya, Abu Hanifah atau Babe dari Komunitas Tapak Humanity. Dengan kerja sama, Syafiqha dapat ditangani. Tanpa mengeluarkan uang sepersen pun. Ini, pengalaman berkesan bagi saya,” kata Sertu Hasan.

Pengalaman lain Sertu Hasan adalah saat dia bersama anggota Pertap, setiap tahun mengajak anak yatim piatu berbuka puasa bersama. “Bulan puasa lalu, ada 100 anak yang kami ajak buka puasa bersama. Selain berbuka, juga diberi uang saku. Ini kegiatan rutin Pertap setiap tahun. Insyaallah, tahun besok digelar lagi,” ujar Sertu Hasan.

ORANG MISKIN BISA SEKOLAH

Sertu Hasan dan anggota Pertap, memang serius mengurus anak yatim piatu dan fakir miskin. Terhadap anak-anak yang pernah dibantu,  Serta Hasan Pertap bersama anggota Pertap, tetap memperhatikan perkembangan mereka.

Seperti pada tahun ajaran baru kemarin. Ada dua anak yatim piatu yang terancam putus sekolah karena ketiadaan biaya. Keduanya adalah Hamsarullah asal Taruko, Koto Nan Gadang, Payakumbuh Utara, dan Dimas, asal Suliki, Limapuluh Kota. Mereka sama-sama baru tamat SMP dan hendak masuk SMK.

“Hamsrullah tamat dari SMPN 2 Kaningbukik, hendak masuk ke SMKN 2 Payakumbuh. Sedangkan Dimas tamat dari SMP di Suliki, hendak masuk ke SMKN  Guguak. Tapi, kedua anak yatim piatu ini tak punya biaya. Dan tak pula diterima di kedua SMK. Mereka, kami fasilitasi. Dan Alhamdulillah, kini sudah bersekolah,” kata Sertu Hasan.

Tahun sebelumnya, Sertu Hasan bersama anggota Pertap, juga memfasilitasi anak yatim hafizh Al-Quran melanjutkan pendidikan. “Anak yatim ini tinggal di Payobasuang. Ibunya, orang Payobasuang. Mendiang ayahnya, berasal dari Uzbekistan. Anak ini, setamattsanawiyah di pondok pesantren, hendak melanjutkan ke SMK. Namun tak punya biaya. Akhirnya  difasilitasi Bang Hasan bersama Pertap,” kata Feri Permana.

Selain membantu pendidikan, Sertu Hasan bersama anggota Pertap, rajin membantu korban.  “Kalau ada warga tak mampu menjadi korban kebakaran di Payakumbuh, kami turun mengantar bantuan. Begitu pula, kalau ada bencana alam, seperti longsor di Pasaman. Kami juga bawa bantuan ke sana,” kata Setri Yulia, bendahara Pertap.

Menurut Setri, Sertu Hasan sebagai ketua Pertap adalah pemimpin bertanggungjawab., Setiap kegiatan Pertap, Sertu Hasan selalu hadir. “Misalnya, saat kami mengantar bantuan buat bencana longsor. Walau banyak suka dan duka di jalan, tapi Bang Hasan tidak meninggalkan anggota. Betul-betul jiwa tentara,” kata Setri Yulia.

PUNYA DONATUR TETAP

Kiprah Sertu Hasan bersama anggota Pertap mengurus persoalan sosial dan kemanusiaan, membuat penasaran banyak orang. Dari mana mereka  memperoleh dana? “Kami punya donatur tetap,” jawab Sertu Hasan, apa adanya.

Sertu Hasan yan tingggal di komplek perumahan SMAN 1 Harau menjelaskan, sejak awal Pertap didirikan, dia bersama anggota menggalang donatur tetap. Para donatur itu umumnya adalah warga Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Mereka membantu dalam bentuk barang dan uang.

“Walau hanya membantu satu bungkus teh, tapi bantuannya kami jemput langsung. Ada juga yang membantu uang melalui rekening. Semua bantuan uang, kami belanjakan. Lalu, kami antar setiap Jumat pagi kepada masyarakat yang membutuhkan. Untuk biaya pengantaran bantuan, kami tanggung masing-masing,” kata Sertu Hasan.

Sampai kini, Pertap sudah memiliki 16 donatur tetap. Mereka adalah Haji Nop, Haji Eri Garuda PS, Opet Nawati, Tessa Adriana, Muhammad Isomudin, Rinda Aulia Pasel, Indra Grosir, Ipit Harian, Nadia, Yurnalis, Datuak Paduko Tuan, Yensi Songket, Firman Salasa, Letkol Denni Nurcahyo, Muhammad Isomudin AP, dan Buk Rat. Para donatur tetap ini, berhimpun dalam sebuah grup WhatsApp  Pertap.

Pertap sendiri, dari awalnya hanya punya satu ketua dan empat anggota. Pada 2023 ini, sudah berkekuatan 15 orang. Mereka adalah Sertu Hasan Basril sebagai ketua, Sertu Riko Prasetyo sebagai wakil ketua, dan Setri Yulia sebagai bendahara. Kemudian, Adrian Datuak Parmato Alam dan Buya Antoni sebagai penasehat.

Selanjutnya, Igus Z, Dini D, dan Hendra Putra sebagai pencari donatur dan penggalangan dana. Kemudian, Yasmita, Feri Indra Permana, Neneng Susanti, Yanti Despita, Linda Rusdi, Yudi P, Linda Silvia, dan Gushendrawati sebagai anggota Pertap.

Dalam perjalanannya, Pertap menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak. Selain dengan Kodim 0306/50 Kota dan Koramil 01/Payakumbuh, juga dengan Indo Jalito Peduli, Komunitas Tapak Hummanity, Ketua LKAAM Payakumbuh Yendri Bodra Dt Parmato Alam, dan mantan Wakil Wali Kota Erwin Yunaz.

“Saat ini, Pertap juga sedang memfasilitasi bedah rumah tidak layak huni di 15 lokasi. Kemudian, Pertap sedang menyusun program penanganan stunting atau membantu anak kurang gizi dan program Babinsa Masuk Dapur. Mudah-mudahan, bisa terlaksana dalam waktu dekat,” kata Sertu Hasan.

KONSISTEN UNTUK KEMANUSIAAN

Meski menjalin kerja sama dengan banyak pihak, Sertu Hasan Basril yang pernah bertugas sebagai Babinsa di Koramil Pangkalan memastikan, Pertap tetap konsisten dengan urusan sosial dan kemanusiaan. Tidak akan terseret ke wilayah politik praktis.

“Sesuai misinya, Pertap tidak kelihatan, tapi Pertap selalu ada di mana-mana. Untuk membantu meringankan beban masyarakat Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Kemudian, sesuai tujuannya, Pertap bersama donatur selalu bekerja dengan ikhlas tanpa pamrih. Pertap tidak mencari viral, tapi murni untuk sosial,” tegas Sertu Hasan.

Sepak terjang Pertap dipimpin Sertu Hasan, diapresiasi Pj Kota Payakumbuh Rida Ananda dan Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo. Menurut Rida dan Safar, Pertap membantu pemda dalam menangani persoalan sosial kemanusiaan. “Kita berterimakasih. Berharap, Pertap tetap menebar kebaikan,” kata Safar dan Rida.

Tidak hanya diapresiasi kepala daerah, kiprah Sertu Hasan Basril dan Pertap, juga dapat perhatian Danrem Sumbar Brigjen TNI Rayen Obersyl, bersama Dandim 0306/50 Kota Letkol Inf Adri Asmara Yudha. Bahkan, Agustus lalu, Kasi Teritorial Korem 032/Wirabraja Kolonel Inf Indra Padang, bersama Danramil 01/Payakumbuh Mayor M. Chomsah dan Pasiter Kodim 0306/50 Kota Kapten Inf Muhardip, sengaja diturunkan ke lapangan, mengecek aksi sosial Sertu Hasan Basril dan Pertap.

Kolonel Inf Indra Padang tak hanya mengapresiasi, tapi ikut memberi bantuan untuk dibagikan Sertu Hasan dan anggota Pertap.  Dia juga berpesan kepada Sertu Hasan Basril, agar terus melakukan aksi sosial dan kemanusiaan sebagai  “Karya Basamo Untuak Nagari (Karya Bersama Untuk Negeri)”. Sesuai semangat yang sedang digelorakan Brigjen TNI Rayen Obersyl kepada seluruh prajurit TNI di Sumbar. (***)

Profil Singkat

Sersan Satu Hasan Basril

Ketua Perkumpulan Tali Asih Payakumbuh

Babinsa Ikua Koto Dibalai dan Balai Tangah Koto

Lahir: Painan, Pesisir Selatan, 14 April 1971.

Orang Tua: Siabu (Ayah) dan Tanda (Ibu)

Riwayat Pendidikan:

-SDN 1 Punggasan, Pesisir Selatan

-SMPN 1 Air Haji, Pesisir Selamat (Tamat 1888-1889)

-Ujian Persamaan/ Paket C

Riwayat Pekerjaan/Karir Militer:

-Prajurit Batalyon 131/Braja Sakti Payakumbuh (1991-2005)

-Sopir Kasdim 0306/50 Kota (2006-2008)

-Babinsa Koramil 02/Pangkalan (2008-2019)

-Babinsa Koramil 01/Payakumbuh (2019 sd Sekarang)

Istri: Roni Susianti (IRT)

Anak:

-Nadia Aria Nita S (Mahasiswi UNP)

– Heru Ade Saputra (Security Tiffany)

– Tri Medi Aditia (SMPN 1 Harau)

Alamat: Komplek SMAN 1 Harau, Kabupaten Limapuluh Kota.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dukung Pembinaan Karakter, PLN Bantu Rumah Anak Sholeh Pasie Nan Tigo

Setelah Ridwan Kamil Bertemu Megawati, Giliran Ganjar-Mahfud Ngopi Bareng