Jakarta (ANTARA) – Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menyatakan, tidak ada lawan yang seimbang menjadi penyebab atlet sulit memecahkan rekor nasional dalam Kejurnas Atletik di Pakansari, Kabupaten Bogor.
“Mereka sulit memecahkan rekor nasional karena ga ada lawan yang seimbang di Kejurnas. Kayak kemarin Agus Prayogo, dia nyaris tanpa saingan, kan,” ujar Sekjen PB PASI Tigor Tanjung di Stadion Pakansari, Jumat.
Baca juga: Agus Prayogo raih emas nomor lari 5.000 meter
Atlet-atlet yang mendominasi di Kejurnas Atletik 2019 adalah mereka yang pernah dan sedang mengikuti Pelatnas. Mereka juga pernah ikut dalam kejuaraan internasional.
Sementara atlet yang berasal dari daerah dan belum pernah mengikuti kejuaraan besar harus tercecer dan sulit bersaing dengan mereka yang sudah memiliki pengalaman.
“Kalau jadi pelomba ada istilah pressure. Saya sudah bilang ke teman-teman panitia kenapa yang nomor 5.000 M kita ga pakai pressure supaya terjadi Rekornas. Itu mesti dipikirin,” kata Tigor.
Pressure yang ia maksud yakni menempatkan seorang pelari untuk ikut bertanding agar jadi pemicu atlet lainnya mengeluarkan performa terbaik. Namun pelari itu tidak ikut dalam perebutan medali, hanya sebagai penantang eksternal.
“Kalau di luar negeri nomor 5.000 sudah pakai itu. Pressure itu kalau 5.000 ga lari 5.000 cukup 1.000 meter. Dia cuman narik aja waktu pertamanya. Habis itu dia berhenti itu gunanya pressure,” kata dia.
Meski begitu, ia berharap Kejurnas ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai persiapan menjelang SEA Games dan PON XX di Papua saja, tapi sebagai ajang memecahkan rekor.
“Prediksi saya, ya mungkin di lompat galah ada, di lari 200 meter mungkin, di putri 200 meter, kita lihat saja. Mudah-mudahan ada Rekornas yang lain,” katanya
Baca juga: PB PASI: visi atlet jangan kejar tembus SEA Games tapi Olimpiade
Penonton dukung atletik, tim Zohri perbaiki Rekornas
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2019