Palembang, BP
Satu lagi peninggalan bernilaiasitektur tinggi dari budaya dan seni Kesultanan Palembang Darusalam yang kiniterlantar dan terletak di pemukiman penduduk di Jalan Ki Ranggo Wiro Sentiko, Kecamatan Ilir Barat (IB) II Palembang. Ungkonan astana Gubah Talang Keranggo adalah komplek pemakaman tokoh penting di Kesultanan Palembang Darusalam.
Dia tidak saja alim dalam bidang agama, tetapi juga ahli dalam bidang arsitektur bangunan sekaligus menjabat sebagai menteri dalam Kesultanan Palembang Darusallam.
Dia adalah Kemas Kiranggo Wiro Sentiko bin Kemas Ranggo Diwangso bin Kms NgabehiRakso Upayo bin Kms. Temenggung Yuda Pati alias Khalifah Kecik.
Mendapatkan informasi tersebut Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Sudirman Teguh bersama tim peneliti dan penggalisejarah Palembang Darussalam beserta Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam danwarga sekitar melakukan pengecekan ke komplek makam tersebut, Selasa (14/2). Dalamkunjungan tersebut Sudirman sempat mengagumi astiktur dan bahan pembuat makamtersebut yang bernilai tinggi.
Makam pemakaman Sudirman dan rombongan melihat dan mengamati makam-makam tersebut dan sempat berdoa depanmakam Wiro Sentiko. Menurut Sudirman, Jumat (17/2) sekitar pukul 08.00, pihaknya akan melakukan pembersihan makam tersebut bersama pihak terkait.
“Rumput-rumputnya akan kita bersihkan agar makam ini bisa terawat, kalau bisa ada BUMD dan BUMN bisa membantu perbaikanmakam ini seperti PT Pusri memperbaiki makam Ki Gede Ing Suro,” kata Sudirman, Kamis(16/2).
DinasKebudayaan Kota Palembang juga memastikan akan membenahi sekitar 20 makam bersejarah yang selama ini telantar dan kurang mendapat perhatian.
“Kitamenginventarisir makam yang ada, yaitu makam raja-raja dari Kerajaan Palembang dan makam Kesultanan Palembang Darussalam. Sehingga dari makam inilah kita inventarisir, mana yang jadi prioritas,” katanya.
Diamengatakan, tamu-tamu yang datang ke Palembang nantinya akan diarahkan melakukan wisata ziarah. Namun karena keterbatasan anggaran, maka pihaknya mencari dana ke BUMN dan BUMD.
“Kita harap BUMD dan BUMN juga dapat berbuat hal yang sama, serta membantu melakukanperbaikan,” harapnya.
Selainitu, pihaknya juga akan menginventarisir bangunan tua yang ada di KotaPalembang untuk dilestarikan dan dipelihara, baik kepemilikan yang jelas,maupun yang sedang bersengketa .
“Bangunan tua yang masuk cagar budaya, kalau tidak dirawat maka akan bisa dirawat. Saat ini mendata lokasi bangunannya. Sehingga masyarakat dapat datang menik=
mati bangunan. Kita juga ingin adanya pelurusan sejarah terkait sejarah Palembang termasuk asal usul dan tokoh-tokoh Palembang terutama di Kesultanan Palembang Darusalam agar masyarakat Palembang dan wisatawan tahu makam yang akan mereka kunjungi. Uuntuk itu kita akan berkerjasama dengan kalangan sejarawan, zuriat Palembang dan pihak terkait,” pungkasnya.
Dalam catatan sejarah dijelaskan kalau Kiranggo Wiro Sentiko dilahirkan di Palembang pada jaman pemerintahan Sultan Muhammad Mansur Kebon Gede (berkuasa 1706=-1714). Pendidikan dasarnya diberikan oleh ayahnya sendiri di lingkungan keraton, karena ayahnya menjabat sebagai Kepala Penjaga Istana Kuto Cerancangan (17 Ilir-sekarang) Pada masa Sultan Agung Komaruddin (1714-1724).
Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Lemabang (1724-1757), ia diangkat oleh sultan menduduki jabatan menteri. Dalam tahun 1728, ia diperintahkan oleh sultan mulanya untuk membangun komplek gubah pemakaman ungkonan sultan-sultan Palembang di tanah talang (sekarang disebut Talang Keranggo menurut namanya, di Kelurahan 30 ilir).
Setelah mufakat, lalu diperintahkan kepadanya agar lokasi itu diratakan dengan ditimbuni tanah merah. Itulah maka disebut Lemah Abang (Lemabang) sekarang ini. Di lokasi inilah dibangun komplek pemakaman SMB l dan keluarga besar raja-raja Palembang yang dikenal dengan sebutan Astana Gubah Kawah Tekurep yang kini menjadi situs cagar budaya dan objek wisata, berlokasi di 3 Ilir Palembang.
Sedangkan Kiranggo Wiro Sentiko sendiri dikuburkan di Ungkonan Astana Gubah TalangKeranggo yang dibangunnya sendiri, yang kini kondisinya tidak terawat dan sangat memprihatinkan. Padahal di sini dimakamkan para tokoh dan ulama penting. Nama Kiranggo Wiro Sentiko sekarang diabadikan menjadi sebuah namajalan yg melintas di kawasan 30 Ilir Palembang.
#osk