in

Update Terkini. Wisma Atlet Kemayoran Pernah Rawat 7.180 Pasien Covid-19 Sehari

Wisma Atlet Kemayoran Jakarta

Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran sejak 3 bulan terakhir sudah tidak lagi didatangi pasien yang terpapar virus SARS-CoV-2 tersebut. Kondisi itu tentu jauh berbeda dengan saat kasus Covid-19 melonjak tinggi setelah ada libur panjang seperti pada akhir tahun. Situasi yang landai itulah salah satu alasan RSDC ditutup resmi kemarin (31/3) setelah sekitar tiga tahun beroperasi.

Dalam tiga tahun terakhir, RSDC merawat 136 ribu pasien. Rekor paling banyak pasien yang dirawat dalam sehari mencapai 7.180 orang. Namun, sejak tiga bulan terakhir, memang tidak ada lagi pasien yang datang. Pengelola RSDC hanya stand by mengantisipasi jika kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19.

”Karena waktu itu Nataru, libur panjang sehingga tiga bulan itu sebagai antisipasi. Ternyata dalam tiga bulan landai saja dan sampai saat ini juga belum ada untuk perpanjangan dari pemerintah maupun BNPB,” terang Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI dr Guntoro.

Saat ini memang masih ada orang yang terjangkit Covid-19. Data dari BNPB, kemarin tercatat 5.226 kasus aktif. Paling banyak penambahan ada di DKI Jakarta dan Jawa Barat (lihat grafis).

Guntoro berharap kasus Covid-19 tidak kembali melonjak. Namun, kalaupun terjadi peningkatan kasus Covid-19, rumah-rumah sakit yang ada masih bisa menangani. ”Kita prediksi tidak terlalu sedemikian besar (peningkatan kasus Covid-19, red) sehingga mampu diantisipasi rumah sakit yang sekarang sudah ada,” katanya.

Penutupan RSDC itu ditandai dengan pembubaran para relawan yang bertugas. Mereka juga diberi penghargaan secara simbolis. ”Mereka telah menyumbangkan pikiran dan tenaga. Bahkan jiwanya,” ungkap dr Guntoro yang juga Kapuskes TNI.

Jumlah relawan di RSDC mencapai 11 ribu orang, termasuk dokter, perawat, dan petugas lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan petugas di pengujung penutupan RSDC itu sebanyak 216 relawan yang stand by di tower 6. Mereka akan dikembalikan ke instansi masing-masing. Sementara itu, yang tidak terkait dengan instansi akan pulang ke rumah masing-masing.

Guntoro menjelaskan, 216 orang itu dijadikan relawan murni sesuai perjanjian. Mereka mendapat dukungan logistik seperti penginapan dan makan. Juga insentif yang masih diusahakan. Begitu pula tiket untuk mereka pulang. ”Kita ajukan sejak jauh hari, sejak Januari kita terus monitor. Semoga dalam waktu dekat keluar dana-dana itu,” ujarnya.

Peralatan kesehatan yang tersedia di RSDC akan didata dan dikembalikan sesuai sumbernya. Juga, ada peralatan yang akan dihibahkan ke rumah sakit. ”Seperti ICU kan tidak mungkin disimpan di sini, telantar begitu saja nanti rusak. Itu yang akan kita hibahkan atau mungkin sampai statusnya jelas,” ucap Guntoro.

Sementara itu, salah seorang relawan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Rizka Amelia, 24, mengatakan, dirinya sudah menjadi relawan nakes sekitar tiga tahun. Dia mulai bergabung saat masih berstatus mahasiswa Poltekkes Bandung yang berada di bawah naungan Kemenkes. Dia berangkat ke RSDC pada medio 2020. ”Tapi, saat itu masih di bagian call center dan hanya sebulan. Lalu, pada Desember setelah lulus kuliah, saya berangkat lagi menjadi bagian perawat di RSDC hingga ini terakhir,” jelasnya.

Selama menjadi relawan, kata Rizka, banyak suka dan duka yang dilaluinya. Salah satu sukanya adalah ketika ada pasien yang sudah sebulan dirawat akhirnya dinyatakan sembuh atau negatif Covid-19. ”Dia itu setiap dites selalu positif. Nah, pada hari itu istrinya di rumah mau melahirkan dan dia akhirnya juga dites. Alhamdulillah, hasilnya dia negatif. Jadi, dia langsung pulang menemani istrinya melahirkan,” ucapnya.

Yang menyedihkan bagi Rizka adalah saat mengetahui rekan sejawatnya gugur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Dia sendiri pernah terpapar Covid-19 dan ikut dirawat di RS tersebut. ”Padahal, saya itu termasuk salah satu yang betul-betul menerapkan prokes dengan ketat. Tapi, masih kena. Dari situ saya juga merasakan apa yang mereka rasakan,” jelas Rizka. (gih/c7/jun/jpg)

SITUASI COVID-19 DI INDONESIA

(Per 31 Maret 2023)

Perincian Jumlah Kasus Kenaikan dari Sebelumnya

Kasus aktif 5.226 214

Sembuh total 6.580.228 243

Konfirmasi 6.746.474 465

Meninggal 161.020 8

Penambahan kasus Covid-19 harian tertinggi:

  1. DKI Jakarta 196 kasus
  2. Jawa Barat 96 kasus
  3. Jawa Timur 50 kasus
  4. Banten 39 kasus
  5. Jawa Tengah 31 kasus

Sumber: BNPB

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pedagang Keluhkan Harga Minyak Goreng Melambung dan Sulitnya Pasokan

Deri Asta Lepas Siswa Magang LPK Proklamator ke Jepang