in

UPT SD Negeri 12 Paninjauan, Media Pembelajaran Tak Butuh Biaya Besar

Elmi Yanti, S.Pd
(GURU UPT
SD NEGERI 12 PANINJAUAN)

Perkembangan teknologi yang pesat membuat kita harus cepat tanggap. Artinya kita harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan baik. Pemanfaatan teknologi sudah seharusnya dilakukan oleh semua pihak terutama oleh guru.

Guru sudah seharusnya menyesuaikan pembelajaran menggunakan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang dilalui oleh siswa. Pemanfaatan teknologi sudah seharusnya dilakukan oleh semua pihak terutama oleh guru.

Guru sudah seharusnya menyesuaikan pembelajaran menggunakan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang dilalui oleh siswa. Jika guru tidak melakukan penyesuaian maka pelaksanaan pembelajaran akan semakin ketinggalan dan siswa menjadi semakin sulit untuk diarahkan.

Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan siswa zaman sekarang untuk menggunakan teknologi. Salah satu teknologi yang dekat dengan kehidupan siswa adalah Android. Saat ini yang terjadi adalah siswa banyak menghabiskan waktu untuk bermain handphone.

Kenyataan seperti ini sebenarnya menjadi sebuah celah solusi bagi guru dalam menyusun pembelajaran sehingga siswa belajar menggunakan teknologi handphone yang sangat disukai siswa.
Guru dapat melakukan modifikasi model pembelajaran sehingga memungkinkan siswa belajar menggunakan teknologi seperti handphone.

Dengan menggunakan handphone sebagai alat bantu, pembelajaran menjadi unik dan menarik. Selain penggunaan handphone, guru dapat menggunakan barang bekas yang ada di lingkungan sekitar. Salah satu alat peraga yang banyak tersedia dan murah yaitu undangan bekas.

Undangan bekas ini akan sangat membantu mengarahkan siswa memahami konsep denah. Murid akan lebih bisa mengaplikasikannya dalam kehidupannya nantinya. Selain belajar denah, undangan bekas juga dapat digunakan untuk membantu siswa memahami konsep perkalian.

Kita bisa menjadikannya sebagai dasar pembuatan perkalian. Caranya sangat mudah. Kita ukur jarak pada undangan. Kemudian membuat lubang-lubang untuk diisikan dengan cutten bud. Agar lebih menarik, cutten bud bisa diberi warna.

Selanjutnya kita siapkan kertas yang digambar menyerupai awan sebagai pembuatan soal. Kertas soal tadi dilapisi lakban bening agar mudah untuk dihapus dan digunakan untuk soal berikut. Cara memainkannya kita bisa menuliskan soal perkalian pada awan.

Misal 2 x 3. Artinya dua kali kita menambahkan angka tiga. Di sini, murid akan mengambil cutten bud tiga sebanyak dua kali. Begitu selanjutnya, kita memberikan soal pada murid lainnya. Jadi, murid langsung mempraktekkannya.

Untuk pembelajaran yang befrkelompok, kita bisa memodifikasinya dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments). Caranya kita bagi murid menjadi dua kelompok atau lebih. Kemudian siapkan bahan untuk melakukan permainan.

Bisa menggunakan lompat susun sepatu terlebih dahulu atau bowling aqua. Kemudian siapkan soal di papan tulis dalam bentuk gambar buah yang disusun sesuai banyak anggota kelompok. Siapkan papan perkalian pada undangan sebagai cara mencari jawaban.

Cara permainannya. Susun sepatu atau kertas yang diprin seperti sepatu di lantai. Minta siswa berbaris di belakang sepatu atau gambar tersebut. Kemudian, setelah aba-aba diberikan. Murid mulai melakukan lompatan. Sesampai di papan tulis, murid memilih gambar buah berisi soal perkalian yang mereka sukai.

Untuk menemukan jawaban soal, murid menggunakan papan perkalian undangan. Selesai menemukan jawaban, murid menuliskan pada soal tersebut. Selesai menjawab, kemudian murid kembali ke kelompok dengan melewati rintangan sepatu atau gambar tadi dan meminta teman dalam kelompok melakukan giliran selanjutnya.

Kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan soal, merekalah pemenangnya. Dalam pelaksanaan permainan, guru bisa mengamati sikap murid dan membantu mengarahkan bagi murid yang belum sepenuhnya memahaminya. Selain itu, peran guru memberikan motivasi agar pelaksanaan berjalan tertib.

Ada banyak hikmah yang dapat dipetik siswa dari permainan ini. Diantaranya, membuat suasana belajar tidak kaku dan monoton. Selain itu, meningkatkan kreativitas dan melatih siswa untuk mengontrol emosional masing-masing. Hal ini terlihat saat siswa dapat mengontrol dan mengendalikan diri saat belum berhasil menyelesaikan soal yang diberikan. (Elmi Yanti, S.Pd, GURU UPT
SD NEGERI 12 PANINJAUAN)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Top Manajemen BSI Tinjau Layanan Akhir Tahun dan Tahun Baru di Cabang

Andre Rosiade: Prabowo Presiden, Pembangunan Sumatera Barat Pasti Maksimal