in

UPTD SDN 05 Taram: Disiram, Maka Berbunga

KOMPAK: Jajaran UPTD SDN 05 Taram terlihat akrab.(TIM LAMAN GURU)

Ini berawal dari kisah seorang anak perempuan pulang dari sekolah dengan wajah yang muram. Sang ibu menyambut dengan senyum dan sapaan hangat. Sang anak berkata di sekolah dia sering di ejek dan di olok-olok oleh temannya karena tubuhnya yang pendek.

Peristiwa tersebut tidak hanya sekali, tetapi telah berkali-kali. Kadang pulang bermain dia mengeluh dia tidak cukup cantik sehingga dia menjadi sasaran ejekan dari teman-temannya.

Sampai si anak berfikir dia ingin menjadi orang lain. Andaikan dirinya cukup tinggi dan cantik maka dia akan merasa pantas dan masalahnya akan berakhir.

Sang ibu tidak sedikit pun terpengaruh dengan keluhan sang anak. Karena sang ibu merasa tidak ada masalah dengan diri dan penampilan si anak.

Setiap kali anaknya mengeluh, dia selalu meyakinkan bahwa baginya sang anak sudah sangat sempurna. Sang ibu bukan hanya menghibur namun berkata dengan penuh keyakinan.

“Anak ibu sayang kamu tak perlu khawatir, semua itu bukan lah masalah, percayalah, kamu tidak usah jadi orang lain karena kamu sudah sempurna. Setiap manusia di lahirkan unik, berbeda satu dengan yang lainnya. Kamu memiliki sesuatu yang indah. Ibu selalu mencintaimu nak apa adanya”.

Perkataan tersebut mungkin tampak sepele, namun sangat berkesan dan akan teringat sampai kapan pun oleh si anak. Dengan semangat dan motivasi yang selalu di berikan oleh ibunya akhirnya sang anak menjadi yakin dan percaya diri dengan apa yang dilakukan.

Sesuatu keajaiban menghampiri kehidupan sang anak berkat kata-kata ibunya tersebut. Sang anak mampu meyakinkan orang lain supaya tertarik dengan karya dan pekerjaannya. Akhirnya si anak bisa meraih apa yang di cita-citakan yaitu menjadi seorang pelukis.

Meskipun si anak hanya menamatkan pendidikan sampai tingkat menengah. Namun dia mampu menunjukkan ke semua orang bahwasanya dia mampu membuat orang percaya dan kagum dengan hasil karyanya.

Dan ini perlu kita contoh bahwa semua orang berhak untuk menentukan kehidupannya masing–masing, dan kita percaya jika kita terus berusaha dan berdoa pasti kita akan memperoleh hasil sesuai dengan usaha kita.

Si anak menjadi seperti itu karena kata-kata sang ibu yang tak pernah menghilang dalam sanubarinya. Bahkan mendorongnya untuk sukses seperti sekarang ini. Apa yang terjadi pada anak ini adalah kisah tentang seorang ibu yang mencintai anaknya tanpa syarat.

Di saat sang anak belajar mengenal dirinya, sang ibu menuntunnya untuk yakin bahwa menerima dan menjadi diri sendiri adalah hal yang terbaik untuk menjalani hidup.

Kisah ini menginspirasi kita bahwa menerima anak apa adanya, memberi keyakinan di saat ragu, meneguhkan di saat goyah merupakan obat bagi rasa ketidakpercayaan diri seorang anak.

Meskipun menjadi sasaran hinaan dan celaan teman–temannya sang ibu tak pernah berhenti melimpahinya dengan cinta. Hal itulah yang membuat dia tetap melangkah hingga bisa sukses menjadi seorang pelukis. Andaikan dia terus merasa rendah diri, dia tak mungkin bisa menunjukkan karyanya kepada orang banyak.

Sebuah pepatah mengatakan : Kita tidak menyiram pohon ketika dia berbunga, akan tetapi kita menyirami pohon maka dia akan berbunga. Dengan kata lain, seorang anak akan sukses setelah orang tua melimpahinya dengan kasih sayang dan dukungan.

Bukan ketika sukses orang tua baru akan memberikan dukungan dan kasih sayang. Ketika orang tua menerima anak apa adanya, mencintainya dengan tulus, ikhlas dan memberi dukungan tanpa pamrih, itu juga akan bisa mendorong kesuksesan seorang anak.

Walaupun demikian peran ayah juga tidak kalah penting dalam mendidik, membesarkan dan memotivasi anak. Setiap kata-kata dan ucapan yang yang di ucapakan kepada anak oleh orang tuanya akan sangat berkesan dan tertanam di lubuk hatinya.

Pada dasarnya setiap anak cenderung mampu menyatakan isi hatinya, baik rasa gembira, kecewa, sedih ataupun takut. Kecenderungan inilah yang yang perlu mendapat dukungan positif dari orang tua baik ibu ataupun ayahnya yang harus bersama-sama mendidik anak.

Jika sebuah keluarga senantiasa menyatakan perasaan positif, seperti rasa bahagia, kasih dan sayang dan ungkapan syukur, hal ini akan mempererat ikatan emosional dan keakraban di antara anggota keluarga tersebut.

Semoga dengan keikhlasan dan kesabaran kita dalam mendidik anak-anak akan mendapatkan pahala yang terus mengalir sampai kita menutup mata. Aaminn ya robbal alamin. (Wewet Anggraini, SPd.SD, GURU UPTD SDN 05 TARAM)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Eka Teresia, Guru SMKN 6 Padang: Bukukan Gelar Juara 1 Festival Syair Internasional

Andre Rosiade: Gerindra Menang karena Dekat dengan Rakyat