in

UPTD SMP Negeri 2 Kecamatan Harau, Ada Youtuber dan Tiktoker di Sekolah

Siska Andes Madya, S.Pd. (GURU UPTD SMPN 2 KECAMATAN HARAU)

Kemajuan teknologi dan internet saat ini, sangat berpengaruh pada materi pembelajaran di sekolah. Internet tidak hanya digunakan sebagai media berinteraksi dan komunikasi. Tetapi juga digunakan sebagai media promosi untuk menawarkan sebuah produk atau menampilkan tren perilaku masyarakat masa kini.

Berbagai media yang sering digunakan masyarakat di antaranya, Youtube, Instagram, Twiter, dan TikTok. Tidak hanya di kalangan masyarakat, pesatnya perkembangan media sosial juga berpengaruh pada proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga dituntut untuk kreatif menguasai beberapa aplikasi sehingga guru dapat memberikan tugas dengan efektif.

Pada masa pandemi pembelajaran dilakukan dengan moda daring. Hal ini menuntut orang tua untuk memfasilitasi peserta didik dengan gadget atau android. Pascapandemi hampir semua peserta didik memiliki handphone dengan spesifikasi yang cukup untuk membuat konten. Apalagi saat ini gadget dan android berada dalam genggaman peserta didik.

Berbagai aplikasi mereka kuasai dengan baik. Oleh karena itu, untuk menjadi Youtuber atau TikToker tidak terlalu sulit. Youtuber adalah videografer yang membuat video untuk diunggah di YouTube. Tidak sedikit Youtuber yang menjadi motivasi bagi peserta didik seperti Atta Halilintar dan Rafi Ahmad.

Sementara itu, TikTok merupakan aplikasi yang menyediakan berbagai macam spesial effect dan templat yang unik dan menarik. Aplikasi ini menayangkan video pendek yang didukung musik dengan menampilkan berbagai sangat mudah, dan keren sehingga dapat menarik perhatian banyak orang dengan cepat.

Kedua media ini yakni Youtube dan TikTok dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Peserta didik sedikit lebih bebas dalam mengerjakan tugas, karena tidak terbatas ruang dan waktu. Peserta didik bebas berekspresi dalam mengerjakan tugas dengan bataan-batasan yang diberikan oleh guru.

Mengerjakan tugas dengan memanfaatkan aplikasi akan menarik bagi peserta didik dibandingkan dilakukan dalam satu tempat, yaitu kelas. Peserta didik dapat menjadi Youtuber dan TikToker dalam mengerjakan beberapa tugas mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Peserta dapat berkreativitas dalam mengerjakan tugas menyajikan teks prosedur. Peserta didik menjadi Youtuber untuk menampilkan berbagai tutorial dalam mengerjakan, menggunakan, dan membuat sesuatu. Misalnya, peserta didik wanita dapat merekam cara mengaplikasikan berbagai model hijab dan memasak.

Begitu pula peserta didik laki-laki, dapat membuat video cara bermain alat musik dan membuat pajangan dinding dari bahan daur ulang. Selama ini kita menyaksikan para pembaca berita di televisi dalam menyampaikan peristiwa.

Pada materi teks berita, peserta didik ditugaskan menjadi pewarta dengan menyampaikan langsung peristiwa dari tempat kejadian. Misalnya, terjadinya kebakaran, kecelakan lalu lintas, atau kegiatan OSIS di sekolah. Peserta didik yang menjadi Youtuber dan TikToker dapat menyampaikan informasi dengan cepat bahkan langsung pada saat kejadian.

Menjadi Youtuber dan Tiktoker tidak hanya sekedar berkreasi untuk menghibur saja. Seperti Maudy Ayunda memanfaatkan vlog yang dimiliki dalam menanggapi buku-buku yang pernah dibacanya. Tentu saja review yang diberikan terhadap sebuah buku merupakan buku edisi terbaru.

Banyak orang yang malas membaca buku, dengan adanya review yang dilakukan para Youtuber menambah informasi bagi penonton dan menjadi memotivasi orang lain untuk membaca buku tersebut. Kegiatan me-review buku juga dipelajari dalam teks tanggapan.

Peserta didik dituntut untuk menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi atau buku nonfiksi yang dibacanya. Penyampaian tanggapan dalam bentuk tulis menjadi sesuatu yang berat bagi peserta didik. Untuk itu, memberikan tanggapan dengan memanfaatkan aplikasi TikTok atau Youtube menjadi sesuatu yang menarik dan unik bagi peserta didik.

Dalam mengerjakan tugas ini peserta didik diberi kebebasan dalam memilih buku, tidak terbatas pada buku koleksi di perpustakaan sekolah yang dianggap sudah tidak baru. Selain itu, peserta didik dapat menanggapi buku di rumah atau di tempat umum.

Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan peserta didik dalam mengekspresikan tanggapannya terhadap sebuah karya. Pemanfaatan Youtube dan TikTok hanya sebagian kecil dari aplikasi internet yang berkembang pada saat ini. Pemanfaatan Youtube dan TikTok tidak terbatas pada materi teks prosedur, berita, dan tanggapan saja.

Bagaimana guru mengarahkan peserta didik untuk memanfaatkan berbagai aplikasi tersebut dalam pembelajaran lain tergantung pada kreativitas dan inovasi guru itu sendiri. Mari ajak peserta didik bijak dalam menggunakan media sosial untuk kegiatan yang postif dalam mengedukasi diri sendiri juga masyarakat secara umum.(Siska Andes Madya, S.Pd, GURU UPTD SMPN 2 KECAMATAN HARAU)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pembangunan Gedung Pustaka Daerah Mentawai Senilai Rp10 Miliar Dimulai

Peduli Iklim Dunia, Indosat-GSMA Kolaborasikan Digitalisasi Konservasi Mangrove