PARIAMAN, METRO
Meski hanya tamatan Sekolah Dasar (SD), tidak menyurutkan langkah dari Melani Syafitri untuk bisa berkreasi mencari ilmu, agar bisa dijadikan sebagai ladang usaha untuk menopang ekonomi keluarga.
Dari kegigihannya tersebut saat ini Mela begitu dipanggil dalam kesehariannya, sudah mempunyai usaha pembuatan pot sabuik karambia atau sabut kelapa yang sudah digelutinya selama lebih kurang 10 (sepuluh) bulan semenjak bulan April tahun 2020 lalu, di rumah orang tuanya di Kampuang Sato Desa Pauh Timur Kecamatan Pariaman Tengah.
“Awal usaha ini saya geluti, ketika itu saya melihat postingan pembuatan kerajinan pot sabut kelapa teman saya di salah satu media sosial, setelah saya perhatikan modelnya dan bagaimana tingkat kesulitan pembuatannya, membuat saya termotivasi untuk mencoba membuat kerajinan pot dari sabut kelapa tersebut, karena saya pikir kenapa tidak saya coba untuk membuatnya sebab bahan mentahnya mudah didapatkan di Kota Pariaman ini,” terangnya, kemarin.
“Dengan modal hanya 100 ribu rupiah saya coba beli sabut kelapa dari Pabrik Sabut Kelapa yang ada di Kampani, dan saya mendapatkan 4 karung sabut kelapa dengan berat 50 kg sabut kelapa, kemudian bahan lainnya yang dibutuhkan adalah kawat untuk. Setelah itu saya coba berulang-ulang membuatnya hingga mendapatkan hasil yang di inginkan,” ujar Mela.
Dia juga menjelaskan kerajinan pot yang dibuatnya tersebut di posting oleh beliau di media sosial dan Alhamdulillah dari hasil postingan tersebut beliau mendapatkan pelanggan dan pembeli hasil kerajinan yang dibuatnya. Ada pelanggan tetap dari padang dan juga pelanggan yang lainnya.
Untuk pengerjaan kerajinan Mela dibantu oleh adik-adiknya, dan usahanya ini juga beliau ajarkan kepada kakak-kakaknya yang sudah menikah dan saat ini kakak-kakak Mela tersebut juga sudah membuka usaha pot sabut kelapa ini dirumah mereka masing-masing tepatnya di Desa Kampuang Kandang dan Padang Sago.
Mela juga menjelaskan untuk harga masing-masing pot sabut kelapa yang dibuatnya berbeda-beda tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya. Harga mulai dari Rp 15 ribu sampai dengan Rp 100 ribu.
“Dalam sebulan rata-rata saya bisa mendapatkan keuntungan sebesar 4,5 juta rupiah. Saya berharap dengan usaha saya ini semua kebutuhan keluarga saya bisa tercukupi, kedepannya usaha saya ini bisa berkembang dan bisa merekrut banyak tenaga kerja disekita tempat tinggal saya ini, agar bisa juga membantu meningkatkan ekonomi keluarga mereka,” tandasnya mengakhiri (efa)