MEDAN (Berita): Sebanyak 14 pusat unggulan dan kajian Iptek yang saat ini sedang dikembangkan, dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara (USU). Bahkan, pusat unggulan dan kajian Iptek itu telah menerima suntikan dana riset 2018 sebesar Rp21 miliar lebih dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Nantinya, pusat unggulan dan pusat kajian Iptek di USU ini bisa menjadi rujukan bagi masyarakat sebagai tempat belajar dan informasi produk yang dihasilkan USU,” kata Wakil Rektor III USU Bidang Penelitian, Pengabdian dan Kerjasama, Drs Mahyuddin didampingi Kepala Humas, Elvi Sumanti, Kemarin di kampus tersebut, Padang Bulan Medan.
Ditambahkannya, tujuan pusat unggulan dan kajian iptek itu untuk meningkatkan pembangunan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Mahyuddin menyebutkan, ke 14 pusat unggulan dan kajian Iptek itu di antaranya, pusat unggulan pengembangan energi berkelanjutan dan biomaterial USU 2018 yang diketuai Ir Indra Surya, pusat unggulan natural resources berbasis tekhnologi UU 2018 yang diketuai Ir Lilis Sukeksi, pusat unggulan tekhnologi komunikasi pemasaran produk pertaniab indigenous Sumatera Utara diketuai Dr Arlina Nurbaity Lubis.
Kemudian, ada pusat unggulan stem cell USU yang diketuai oleh Prof Dr Delfitri Munir, pusat unggulan nano medisin USU diketuai oleh Prof Dr Hakim Bangun, Apt, pusat unggulan sistem penginderaan USU diketuai Prof Dr Opim Salim Sitompul, pusat unggulan green Chitosan dan material maju USU diketuai Prof Dr Haay Agusnar, pusat unggulan local wisdom USU diketuai Dr Rozana Mulyani.
Sedangkan pusat kajian terdiri dari 6 yakni, pusat kajian umbi-umbian USU diketuai Prof Dr Ir Elisa Julianti, pusat kajian halal USU diketuai Prof Dr Ir Darma Bakti, pusat kajian selat Malaka Sumatera USU diketuai Dr Drs Ridwan Hanafiah, pusat kajian anti korupsi USU diketuai Prof Bismar Nasution, pusat kajian Ipteks minyak atsiri eucalyptus USU diketuai Prof Dr Zul Alfian.
Untuk kelompok kerja pariwisata kawasan Danau Toba dan pariwisata berkelanjutan (KK-PKDT dan PB) diketuai Ir Nurlisa Ginting. Mahyuddin menuturkan, selain meningkatkan dukungan kepada sektor produksi barang dan jasa, ke 14 pusat unggulan dan kajian Iptek yang dikembangkan USU ini untuk menguatkan sistem inovasi nasional melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Iptek.
Selain itu kegiatan riset dan inovasi serta diseminasi hasil-hasil riset yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), kebijakan strategis pembangunan nasional Iptek dan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Pengembangan pusat unggulan dan kajian ini merupakan saran dari pemerintah melalui Kementerian Riset Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi. Kemenrisetdikti menganggap perlu program pengembangan pusat unggulan Iptek di perguruan tinggi. Supaya, riset-riset tidak tinggal di universitas saja, tapi juga bisa digunakan masyarakat,” ungkapnya.
Mahyuddin mengatakan, selain mengembangkan pusat unggulan dan kajian Iptek, USU juga tengah menyelesaikan 700 riset dan penelitian dari para pengajar dengan alokasi dana sebesar Rp 31 miliar. Jumlah tersebut bersumber dari Kemenrisetdikti sebesar Rp 21 miliar dan dari USU sendiri sebesar Rp 10 miliar. “Kita juga mendapat alokasi dana 8 hilirisasi proposal penelitian yang terdiri, 4 penlitian dibawah Cikal USU dan 4 penelitian lagi di bawah Lembaga Penelitian,” katanya.
Disebutkannya setiap penelitian didanai sebesar antara Rp300 sampai 400 juta. Untuk itu dia berharap, penelitian yang dihasilkan dapat meningkatkan peringkat pertama di Kemenrisetdikti dan meningkatkan akreditasi institusi. (aje)